1 ⭐

2.1K 237 5
                                    

Gadis kecil berambut coklat berlari kencang melewati rerumputan hijau yang ada di taman indah yang dihiasi dengan bunga-bunga. Lalu dia mendekati genangan air lantas memutarinya sambil tertawa. Gadis itu memiliki energi yang sama besarnya seperti anak normal berusia 5 tahun lainnya.

Gadis bernama Jennie Kim itu adalah putri sulung dari keluarga Kim, Ayahnya merupakan seorang jutawan yang sukses dalam bisnis properti. Mereka tinggal di sebuah rumah yang besar dengan taman yang luas. Mereka memiliki 4 pelayan yang siap membantu apapun yang mereka butuhkan. Jennie juga memiliki seorang pengasuh khusus yang mengurusi semua kebutuhannya.

Gadis berambut coklat itu biasa bermain di luar mansion, dia tidak punya siapapun untuk diajak bermain karena adik laki-lakinya baru berusia dua bulan.

Jennie kemudian menyelinap ke pintu depan, hari ini dia sangat ingin melihat Ibu dan adik laki-lakinya, jadi dia berlari ke kamar mereka meskipun dia tahu bahwa Ibunya mungkin akan memarahinya, tetapi Jennie akan tetap menemui mereka.

Nyonya Kim sudah tidak terlalu memperhatikan putri sulungnya lagi seperti beberapa bulan yang lalu karena anak bungsunya benar-benar menyita waktunya.

Terkadang Jennie merasa ditolak, gadis itu bahkan mulai berpikir bahwa Ibunya sudah tidak menyayanginya lagi karena dia terus mendapatkan perlakukan kasar dari sang Ibu.

Ibunya selalu kesal pada semua orang yang dilihatnya, dia bahkan sering menangis tanpa alasan, wanita itu sudah tidak sama lagi seperti dulu dan itulah yang membuat Jennie kecil merasa bahwa ibunya sudah tidak menyayanginya lagi.

"Eomma, bolehkah aku menggendong suno?" Jennie mendekat lalu dia memegang lengan adik laki-lakinya dan tanpa sengaja dia menariknya dengan kasar.

"Apa yang akan kau lakukan? Kau bisa menyakitinya! Main diluar!" Ibunya berteriak dan itu membuat hati kecil Jennie tenggelam. Bibirnya membentuk cemberut sambil menahan keinginan besar untuk menangis.

"Aku ingin bermain dengan adikku." ucap gadis itu dengan sedih.

"Yoona!" Nyonya Kim berteriak pada pengasuh Jennie.
"Yoona! Dimana kau?"

"Iya Nyonya." Yoona bergegas masuk lalu menggandeng tangan Jennie.

"Bukankah aku sudah mengatakan jika Jennie tidak boleh memasuki ruangan ini! Anak itu tidak tahu bagaimana memperlakukan bayi! jika kau tidak ingin dipecat, lakukan tugasmu dengan benar!" mata Nyonya Kim terlihat bengkak seolah-olah dia menangis sepanjang hari dan pada saat yang sama matanya memelototi mereka berdua.

"Maaf Nyonya, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi." Pengasuh membungkuk lalu mencoba membawa Jennie keluar dari ruangan itu tetapi gadis kecil itu menolak.

"Tapi aku ingin bersamamu Eomma, apa Eomma tidak menyayangiku lagi?" Air mata Jennie mulai mengalir di pipinya. Dia terus mencegah pengasuhnya membawanya keluar dari ruangan itu.

Jennie bahkan menjatuhkan dirinya ke lantai dan mulai membuat ulah besar. Dia memukul lantai dengan tinju kecilnya seraya berteriak dan menangis tanpa henti. Gadis itu benar-benar merindukan ibunya dan dia juga ingin bermain dengan adik laki-lakinya.

Selama ini Jennie terus-menerus di ajak keluar rumah agar gadis itu tidak tergoda untuk mendekati kamar bayi.

Ibunya merasa geram ketika melihat anak sulungnya tantrum. Dia kemudian berjongkok agar menyamai tinggi putrinya lalu mencengkram salah satu lengan kecilnya sambil menatap tajam ke arah Jennie yang tubuhnya gemetar ketakutan.

"Gara-gara amukanmu, kau membuat Suno menangis!" Ibunya menampar pipinya lalu membawanya keluar dari kamar.

Apa yang baru saja dilakukan Nyonya Kim pada Jennie kecil adalah tindakan yang sangat kejam dan itu akan membekas dalam ingatan Jennie selamanya.

JENDELA (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang