Salma membuka galeri fotonya. Dimana foto pernikahannya dulu masih di simpan. Matanya berkaca-kaca memandangi foto-foto tersebut. Dirinya belum sepenuhnya menerima jika rumah tangganya sudah berakhir. Banyak yang belum mereka lakukan dan tercapai. Salah satunya memiliki anak. Meski Wildan tidak menuntutnya. Sebagai seorang istri, Salma tahu. Di lubuk hatinya yang paling dalam Wildan ingin mempunyai keturunan. Dalam rumah tangganya jarang sekali bertengkar.
"Aku masih belum percaya, kita udah pisah sekarang," ucap Salma sambil menatap foto mereka saat momen pernikahan yang begitu terlihat bahagia. "Sekarang kamu lagi apa? Apa udah nemuin seseorang yang buat kamu bahagia?" lirihnya.
Salma teringat kata-kata dari keluarga Wildan yang begitu menyakitinya. Seketika hatinya kembali terluka. Jika dari awal mereka tidak menyukainya. Mungkin pernikahan itu tidak akan pernah terjadi. Ia tidak mungkin memaksakan walaupun keduanya saling mencintai. Salma akan melepaskan Wildan sejak awal.
Wanita itu menghapus air mata yang jatuh melintas di pipinya. Sulit sangat sulit baginya. Meski ia merelakan semuanya. "Aku harap kamu cepat menemukan seseorang yang bisa di terima keluargamu."
Salma sudah berusaha semampunya. Untuk bisa masuk ke keluarga Wildan. Sayangnya, tetap saja hasilnya sama. Keluarganya terlihat enggan. Sampai akhirnya tenaga Salma habis tidak tersisa. Menjadi cuek pun tidak bisa. Ia adalah tipe pemikir. Tubuhnya sampai terlihat kurus karena batinnya yang terluka. Setiap perkataan dan perlakuan yang keluarga Wildan berikan. Ia telan sendiri.
Salma menyimpan semuanya sendiri tanpa Wildan tahu. Memang salah apa yang ia lakukan. Di satu sisi dirinya tidak mau Wildan bertengkar dan di jauhi keluarganya. Biarlah ia yang mengalah. Ia tidak mau mengorbankan keluarga mantan suaminya demi dirinya. Keluarga Wildan terlalu ikut campur dalam rumah tangganya.
Salma terdiam kejadian dulu dengan kakak ipar dan adiknya Wildan seperti roll film yang sedang di putar. Ketika Salma dinyatakan terdapat kista di rahimnya dan mengharuskannya segera di operasi. Wildan yang menemaninya beberapa hari. Pria itu cuti beberapa hari dari pekerjaannya. Setelah operasi kakak ipar dan adiknya datang menjenguk di jam besuk.
"Itu Wildan apa nggak ganti baju?" tanya kakak ipar Salma bernama Sari. Saat melihat Wildan yang mengenakan pakaian kemarin. Wajahnya terlihat kucal seperti belum mandi.
Salma yang masih terbaring lemah di kasur setelah operasi. "Nggak mau ganti, padahal bawa baju juga," ucapnya pelan. Masih sakit pun ia tetap memperhatikan suaminya. Membawa beberapa pakaian untuk Wildan di rumah sakit. Namun, sudah berkali-kali Salma menyuruhnya ganti pakaian tetap tidak mau. Alasannya tidak sempat, karena ia bolak-balik di panggil Dokter.
"Ya gantilah, keliatannya dekil gitu," ucap Sari dengan wajah tidak suka.
"Iyah, bukannya ganti baju Kak Wildan." Adiknya Wildan kini ikut mengomentari. Salma hanya diam. Kakak ipar dan adiknya Wildan sama saja. Kepala Salma pusing dan mual efek bius.
"Seneng kali ya kalau ke sini ngejengukin yang lahiran, ada anaknya. Nah ini operasi penyakit," celetuk Sari tanpa mengindahkan perasaan Salma. "Nah ini penyakit," lanjutnya sambil tertawa meremehkan. Mereka berani bicara seperti itu ketika tidak ada Wildan. Mereka menyuruh suami Salma untuk beristirahat biar mereka yang menjaga. Padahal Salma lebih memilih sendiri daripada di temani mereka. Salma menutup matanya seolah tidur. Agar Sari dan adiknya Wildan berhenti bicara. Ternyata tidak.
"Biasanya suka lama punya anak. Kasian Wildan ya. Udah tiga tahun tapi belum punya anak. Sekarang malah ada kista."
Telinga Salma masih mendengarkannya. Hatinya seperti tersayat-sayat. Siapa yang mau seperti ini. Rasa nyeri di perutnya tidak sesakit hatinya. Tangan kirinya mengepal kencang. Ingin sekali membalas ucapannya. Namun, tidak berani. Batinnya yang menangis. Rumah tangga di uji dengan berbagai macam. Dari masalah ekonomi, pihak keluarga suami yang terlalu ikut campur dan lainnya. Selalu ada saja yang membuat rumah tangga hancur. Jam besuk selesai, mereka pun pulang. Wildan masuk ke dalam kamar inap. Salma sedang ngelamun. Menghiraukan kehadiran suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK TEMU ( GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceTersedia GOOGLE Play BOOK & di KARYAKARSA https://play.google.com/store/books/details/Dania_CutelFishy_Titik_Temu?id=YGPdEAAAQBAJ https://karyakarsa.com/CutelFishy/titik-temu-prolog Salma lebih memilih berpisah. Bukan karena ia tidak mencintai Wild...