spin off: lowkey

🦋 that jaden guy

.

Jaden tidak suka pesta. Ia tak bisa membayangkan betapa menyiksanya melakukan sesuatu yang konyol seperti berdansa atau meminum alkohol meski usianya belum cukup legal. Bahkan jika sesudah pertandingan basket pun Jaden selalu absen ikut berpesta meski Marel kerap kali memaksanya.

Sulit untuk mengakui bahwa hidup Jaden tidak sebebas teman-temannya.

Lucunya, Jaden yang introvert harus disandingkan dengan Alesha Sinclair yang selalu punya banyak energi untuk menikmati hidupnya dengan prinsip: "You Only Live Once".

Sementara Jaden lebih suka mengurung diri di kamar dan menghabiskan sisa hari dengan bermain game atau memilih tontonan Netflix yang seru.

"HALAH, GAK USAH PURA-PURA! KAMU PIKIR SAYA GAK TAU?!"

"MEMANGNYA KAMU TAU APA, HAH?!"

Jaden menghela napas. Selalu saja seperti ini. Biasanya Jaden hanya akan memutar musik keras-keras atau langsung tertidur. Tapi kali ini ia memilih untuk mematikan televisi dan mengambil jaket setelah menutup pintu rapat-rapat. Lalu meraih kunci mobilnya sebelum pergi dari sana lewat jendela kamar.

Rasanya konyol karena setelah sekian lama Jaden kembali mengendarai mobil malam-malam begini. Dan itu bukanlah bagian yang terburuk. Jaden membelokkan mobilnya menuju jalanan kota yang ramai pada malam hari.

Tujuannya adalah rumah Sharon.

𝜗𝜚

Suara musik mengalun keras di sebuah rumah mewah yang kini dipenuhi oleh anak-anak remaja dengan segala macam pergaulan bebasnya.

"Oh my gosh, Marel. You have to stop!" pekik Sharon kelimpungan melihat pacarnya yang menghabiskan beberapa sloki meski dirinya sudah sempoyongan.

Sementara di sudut lain ada Jeff dan Ethan yang tengah mengobrol. Beberapa gadis terlihat ingin mendekati keduanya.

"I told you. She's so cute, man." Jeff mendorong pelan bahu Ethan seraya menyunggingkan senyum bodoh. "Gua demen banget liat rambutnya apalagi kalau lagi dikepang dua."

"Ini lo masih ngomongin si cewek blonde?" tanya Ethan, tampak tidak tertarik dengan obrolan Jeff yang itu-itu saja.

Jeff mengangguk. "Tapi anaknya jutek banget. Masa tiap gua order cake selalu aja didahului dengan adu cek-cok."

"Elo sih nyebelin."

Jeff yang sudah hangover langsung menyerang Ethan hingga keduanya terjatuh ke lantai dan menyebabkan kekacauan. Jangan khawatir, mereka tidak benar-benar bertengkar.

Di sisi lain, Jaden yang baru sampai terkejut melihat bagaimana ramainya suasana rumah Sharon. Perut Jaden tiba-tiba mual padahal ia tidak sedang meminum alkohol.

"Nice outfit, dude," ujar seorang cowok yang sama sekali tak Jaden kenali.

"Holy shit. Ini mata gue yang salah apa Jaden Khai emang bener-bener ada di sini?" teriak seorang perempuan yang juga nampak asing bagi Jaden.

Tentu saja hal itu membuat semua mata tertuju pada Jaden. Karena sebetulnya ini sangat aneh. Dan bisa dibilang salah satu keajaiban dunia karena ini adalah kali pertama Jaden menghadiri pesta dalam setahun terakhir ini.

Selain itu semua orang tak bisa untuk tak membicarakan pakaian yang dikenakan Jaden malam ini. Celana selutut dan kaos yang dibalut dengan jaket serta sandal yang mungkin tak semurah kelihatannya. Tentu saja itu bukanlah outfit yang sesuai untuk berpesta.

Namun Jaden Khai tetaplah Jaden Khai. Meski cowok itu tidak ahli dalam berpesta, beberapa gadis masih saja terpikat oleh pesonanya.

Orang-orang mulai mendatanginya. Beberapa dari mereka adalah gadis-gadis yang selalu tebar pesona di sekolah. Sementara sisanya, Jaden tidak tahu.

"Hai, Jaden. You look nice today."

Yang itu adalah Emily Wood. Jaden mengenalinya sebagai salah satu anggota cheers yang memang beberapa kali mencoba mendekatinya.

"Thanks, Emma."

"Jaden?" Seorang gadis menyeruak di antara yang lain. "I'm Lana, by the way. Nice to meet you."

Jaden tersenyum sebentar. Tatapannya menyapu seluruh ruangan, lalu kemudian berhenti pada satu titik. "Maaf, permisi," ujarnya pada gadis-gadis itu sebelum kemudian pergi dari sana.

Di dekat tempat minuman, Jaden menangkap sosok Alesha yang tengah mengobrol dengan seorang laki-laki. Napasnya memburu, ia tidak tahu siapa cowok itu. Tapi Jaden bisa melihat tangannya tidak diam. Perlahan bergerak ke belakang tubuh Alesha.

Kemudian orang itu menciumnya.