𝙷𝚊𝚛𝚖𝚘𝚗𝚒 𝙺𝚎𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚊𝚗

1K 21 1
                                    


Takdir..

Suratan ilahi yang tak akan pernah bisa kau pungkiri kebenarannya. Takkan bisa kau hindari keberadaannya. Maka, jika takdir itu telah menghampirimu persiapkanlah hati dan keimananmu. Lapangkanlah hatimu akan semua yang telah Ia takdirkan untukmu, kuatkanlah keimanammu agar kau terhindar dari keputus asaanmu..

🪽🪽

Ku kerjapkan mataku beberapa kali, mencoba menetralisir kilauan cahaya matahari yang sudah menyeruak masuk melalui celah jendela yang semalam ku biarkan sedikit terbuka. Aku berjalan terseok mendekati jendela kamar yang berada di samping kiri tempat tidurku. Ku buka kedua jendela agar terbuka lebar. Kicauan burung yang berkicau ria langsung menyapa indera pendengaranku. Ku tarik kedua sudut bibirku membentuk sebuah lengkungan manis.

"Kutatap langit di pagi hari ku awali hari dengan doa, semoga satu hari ini bisa. Dipenuhi oleh senyum.." aku bersenandung kecil seraya berjalan menuju kamar mandi

🪽🪽


Hari ini adalah hari senin, hari dimana menurut sebagian siswa keramat itu tentu membuat kami datang lebih pagi. Begitu pula denganku, aku tengah berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih sepi. Ku hentikan langkahku, saat ku lihat seorang gadis yang tepat berdiri di hadapanku ini memberikan seulas senyum, ku balas senyuman itu..

"Pagi Greesel." sapa Cyntia

"Pagi juga Cyntia." kataku pada Cyntia, kekasihku

"Tumben kamu gak kesiangan hari ini? Kesambet apaan?" tanyanya meledek seraya terkekeh

"Kesambet hantu cintanya kamu." jawabku yang sukses membuat kekasihku ini menyembulkan rona merah di pipi mulusnya

"Ih apaan sih, pagi-pagi udah nge-gombal" ujarnya seraya berlalu dari pandanganku. Aku hanya tersenyum, dan melanjutkan perjalanan menuju kelasku


Suasana khidmat dan hening menyelimuti upacara bendera hari ini. Hanya terdengar bunyi krekek-krekek dari tiang bendera yang sudah berkarat itu.

🪽🪽

"Greesel."

"....." aku tidak menjawab

"Sayang, Greesel!!!"

"....." aku masih tidak menjawab, karna tengah asik melamun seraya senyum-senyum sendiri

"Greesella Adhalia Natio!" tegurnya sedikit berteriak, dan membuatku tersikap. Oh iya, aku sampai lupa memperkenalkan namaku. Greesella Adhalia Natio, itulah nama lengkapku. Kalian bisa memanggilku Greesel.

"Eh ii-iya sayang, ada apa?" tanyaku gelagapan

"Itu makanan nya dimakan, jangan di aduk-aduk terus" tegurnya

"Kamu mikirin apa sih? Daritadi senyam-senyum terus. Jangan jangan.. kamu mikir yang aneh-aneh ya?" tanyanya di iringi kalimat tuduhan di akhiran

"Sembarangan. Enggak mungkin dong seorang Greesella ini berfikiran kaya yang kamu bilang barusan." tukasku.

"Emm, Greesel.. aku mau ngasih tau kamu sesuatu hal. Tapi aku mohon, kamu jangan jauhin aku ya, jangan tinggalin aku." lirih Cyntia

"Iya, aku janji gak akan ninggalin kamu. Emang ada apa Cyntia?" tanyaku. Raut wajahku berubah menjadi serius

"Mmmm sebenernya aku..." butiran kristal meluncur bebas dari pelupuk mata Cyntia sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Ia mendekapku erat, dan semakin erat. Aku membelai rambutnya pelan

"Aku.. kena penyakit lupus." lanjut Cyntia. Ia semakin gencar menyerukan matanya agar memperbanyak reproduksi butiran-butiran kristal dari pelupuk matanya. Aku tertegun mendengar itu

ᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴄᴇʀᴘᴇɴ (ɢʀᴇᴇᴄʏɴ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang