𝙸𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊?

249 11 0
                                    



Kabut abu menghalangi setiap langkahku, aku terpapah mencari cahaya remang-remang disetiap sudut kehidupanku, mencoba berjalan menuju masa depan yang gemilang, meninggalkan masa lalu yang penuh kepahitan dan kebahagiaan yang bercampur menjadi satu. Cinta pertamaku, hilang ditelan waktu. Terkunci rapi disudut terdalam hatiku. Diam tak bergerak, menimbulkan sesak dan nyeri yang melumpuhkan seluruh saraf pada tubuhku. Aku berdiri disini, tak bergerak walau sampai beberapa tahun berlalu, masih berharap dan menunggu cinta yang semu untuk hadir kembali dihadapanku. Kisah itu dimulai saat aku menginjak bangku SMA. Perasaanku mulai memilah-milih seseorang yang spesial, menjadikannya sebagai pemilik tahta tertinggi dihatiku. Kadangkala aku merasa siapa saja orang yang terbesit dihatiku adalah sebuah perasaan cinta. Namun, ternyata itu salah. Banyak referensi yang kubaca bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan merasakan detak jantung yang tak seirama, darah yang berdesir hebat lalu kemudian ada kupu-kupu yang menggelitik dalam perut. Masa sih? Aku tak pernah merasakan kupu-kupu itu. Benarkah kupu-kupu akan hinggap dalam perut jika sedang jatuh cinta dan bertatapan dengan seseorang yang dipuja? Entahlah, yang kurasakan pada beberapa orang itu hanyalah rasa senang, bagaikan menari-nari diatas awan bersama burung-burung yang mengepakkan sayap indahnya. Lalu, kemudian aku tak henti-hentinya tersenyum. Itu lebih seperti orang gila dibandingkan dengan jatuh cinta. Tapi bukan kah orang yang sedang jatuh cinta itu tak jarang menjadi gila??? Lalu yang mana cinta pertamaku?

Suara kelas hari ini begitu bising. Aku sendiri bingung melihat teman-teman baruku yang terlihat begitu gusar mencari teman untuk berkenalan. Yah, sekarang pelajaran bahasa Inggris, guruku memerintahkan kami untuk membuat sebuah nama dalam selembar kertas yang kemudian digulung untuk dijadikan bahan untuk berkenalan. Mungkin teman-teman takut jikalau mereka mendapatkan sebuah nama yang ia tak tahu pemilik nama tersebut.

Seorang gadis cantik terus saja bolak-balik menatap kearahku dan teman sebangkuku. Dia kenapa? Apa mungkin ingin berkenalan juga?

"Mmm.. hey, Aduh... eh.. aku, maksudku, kita boleh kenalan juga kan? Nama kamu siapa?" ujar gadis itu terbata-bata

"Oh, iya. Aku Cyntia, kamu?" tanyaku lembut penuh dengan senyuman

"Greesel, kamu?" tanya gadis itu sekali lagi pada teman sebangkuku

"Alya.." ujar teman disebelahku

"Aku Anin" seorang gadis kecil nan imut disebelah Greesel ikut nimbrung

"Ingat namaku dan Anin ya.." ujar Greesel tersenyum kearahku

"Senyumnya manis" batinku

🪽🪽

Hariku terasa berjalan begitu cepat melewati setiap keping kenangan yang kulalui satu persatu. Aku tak mau waktu berjalan secepat ini. Aku ingin merasakan kehangatan yang muncul itu secara lama. Kehangatan yang diberikan seorang gadis pemilik senyum itu, Greesel.

"Yiyyy.. Siapa yang kentut sih? Bau tau, ukh!!" celoteh Greesel menatap satu persatu temannya

"Eh, lo kali yang kentut Sel. Kata orang-orang yah, kalau orang yang pertama mencium bau begituan berarti dia yang kentut." ucap Anin sepolos mungkin

"Enak aja lo Nin, mana mungkin lah.. Gue kan tau waktu dan tempat kalau mau ngeluarin angin. Masa sih kentut gitu dihadapan dua bidadari cantik ini." ujar Greesel sambil mengedipkan matanya padaku. Aku tersipu malu mendengarnya sedangkan Alya sudah terkekeh geli melihatnya

"Eh, masa sih kalian gak nyium bau itu? Ikh... Nin lo ya yang kentut!" paksa  Greesel

"Enak aja lo, nih cium pantat gue kalo lo gak percaya." ucap Anin sarkatis
Aku dan Alya tak henti-hentinya terkikik geli melihat kedua tingkah aneh didepan mata

ᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴄᴇʀᴘᴇɴ (ɢʀᴇᴇᴄʏɴ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang