𝙱𝙸𝙰𝚁𝙺𝙰𝙽 𝙼𝙴𝙽𝙹𝙰𝙳𝙸 𝙺𝙸𝚂𝙰𝙷 𝙺𝙴𝙻𝚄

122 11 0
                                    




Greesel menyipitkan matanya. Ia tidak mungkin menatap cahaya matahari dalam keadaan mata total terbuka. Silau itu memaksa garis matanya menipis. Belum lagi rasa pegal dan haus karena berjam-jam dijemur di bawah terik matahari, membuat kepalanya agak pening. Ia mengerjap beberapa kali. Matanya berkunang-kunang.

"Lo baik-baik aja kan?" gadis cantik yang saat ini berdiri di sampingnya sedikit mengalihkan perhatiannya

Wajar saja. Selama kurang lebih 15 menit dijemur, tak ada suara diantara mereka. Dan suara gadis tadi, nyaris memecahkan segala keheningan yang sempat terjadi. Menjadi daya tarik yang membuat penglihatan Greesel mulai terfokus padanya, gadis yang jelas belum pernah ia kenal sebelumnya.

"Gue gak apa-apa." jawab Greesel singkat dan tersenyum tipis

"Lo kok bisa dihukum?" tanya gadis itu lagi

"Gue absen hampir full satu bulan. Lo?" Greesel menjawab seadanya. Memang hampir satu bulan ini ia bolos sekolah tanpa memberi keterangan apa pun. Dan baru hari ini ia masuk, setelah kemarin disusul ke rumah oleh PKS kurikulum. Dan ia tidak menyangka kalau pada akhirnya PKS kesiswaan akan menghukumnya seperti ini.

"Haha, sama. Rekor banget deh kita ngisi huruf  a di kolom absen." gadis cantik itu tertawa renyah. Dan Greesel suka melihat tawa itu. Terlihat sangat manis

"Eh? Kenalan dulu dong! Gue Cyntia, anak IPS-2. Lo?" gadis yang rupanya bernama Cyntia itu mengulurkan tangannya.

"Greesel, anak IPA-1" Greesel membalas uluran tangan Cyntia. Menjabat hangat tangan lembut gadis itu

Cyntia menaikan salah satu alisnya. Bingung.

"Anak IPA, ada juga ya yang bandel kayak lo?" celetuk Cyntia heran. Greesel hanya tertawa sumbang. Pening di kepalanya sedikit hilang

Dan mereka tebarkan kecerian di sela lelah karena hampir seluruh cairan dalam tubuh mereka terhisap teriknya cahaya matahari. Entah kenapa rasanya tiba-tiba saja mereka merasa ada kenyamanan tersendiri berada di dekat orang yang ada di sampingnya saat ini.

***

"Greesel!"

Greesel yang tengah asyik berjalan menyusuri koridor sekolah, sesaat membalikan badannya ketika suara yang sudah ia kenal jelas, menyapa telinganya

"Eh, Cyntia.." dengan sangat rinci ia mengamati Cyntia yang sudah berdiri di hadapannya

Setelah insiden dihukumnya rekor alpa SMAN High School48 beberapa bulan yang lalu, Cyntia dan Greesel memang mulai berteman dekat. Mereka mulai banyak menghabiskan waktu bersama-sama. Hingga perlahan ada rasa yang aneh yang menjalar dalam hati mereka. Menuntun satu kata bertajuk Pacaran tersisip diantara mereka. Ya, sudah satu bulan ini mereka berpacaran.

"Ada apa?" tanya Greesel melanjutkan langkahnya, Cyntia mengikuti.

"Lo kemaren bolos lagi? Bukannya setelah hukuman waktu itu kehadiran lo membaik ya? Kenapa harus bolos?"

"Kemaren gue sakit" Singkat Greesel. Cyntia memperhatikan Greesel lekat-lekat memang terlihat agak pucat

"Sekarang masih sakit? Kok wajah lo pucat gitu?" tanyanya memastikan. Memegang wajah Greesel yang terasa panas, Greesel pun tersenyum

"Sedikit.. Lagian setelah jadian sama lo, gue gak betah ada di rumah. Bawaan nya kangen mulu sama lo." Ia terkekeh pelan sambil mengacak-ngacak rambut Cyntia gemas. Sikap Greesel yang terkesan simple dan agak cuek, membuat Cyntia jarang mendapat perlakuan seperti itu dari Greesel. Tapi Cyntia tetap betah lama-lama ada di dekat Greesel. Ia mempunyai sesuatu yang istimewa di mata Cyntia, entah apa itu. Ketulusan sepertinya.

ᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴄᴇʀᴘᴇɴ (ɢʀᴇᴇᴄʏɴ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang