31 Maret 2014
Hari ini adalah hari terakhir aku akan melihat wajahnya–mungkin. Karena mustahil akan bertemu dengannya seusai kelas tambahan sastra berakhir. Kuharap aku tak menyia-nyiakan waktu untuk melihatnya kali ini. Dan aku harap aku dapat mudah melupakannya setelah itu.
Hari ini adalah ujian akhir kelas tambahan sastra setelah tiga bulan aku mengikutinya. Aku terus melirik kearahnya selama ujian berlangsung. Memperhatikan setiap detil wajah menawan itu dan berharap tak akan melupakan sedikit bagianpun dari wajahnya.
Bel tanda ujian berakhir membuatku tersentak. Otomatis aku mengakhiri acara memperhatikan andrew yang masih mengisi soal ujian. Beberapa murid termasuk noel, terlihat telah mengumpulkan jawaban mereka. Melihat itu, aku segera bangkit dari bangkuku dan ikut mengumpulkan hasil ujianku.
Noel merangkulku ketika kami telah keluar dari kelas. Aku memperlambat langkahan yang mana membuat noel menoleh heran dengan kerutan dikeningnya. "apa kau meninggalkan sesuatu dikelas?" tanyanya ketika melihatku yang terus menoleh kebelakang.
"Ha? Ah, hm.. T-tidak. Aku hanya melihat teman-teman yang masih berada didalam sana." kataku tergugup. Aku mengatakan hal yang sebenarnya tadi, aku memang melihat teman-teman. Tapi khususnya andrew.
Menatapku aneh, noel menaruh rasa curiga terhadapku. Ia memiringkan senyuman miring setelah itu. Menatapku dengan pandangan yang tak dapat ku mengerti. "Aku duluan yah ada beberapa hal yang masih harus kuurus dengan wali kelasku." noel melambaikan tangannya lalu melesat pergi dari hadapanku. Sekarang ini, aku yang menatapnya dengan aneh. Ada apa dengan anak itu.
Ketika hendak berjalan menuju gerbang, aku mendapati sebuah pesan masuk dari nomor asing.
From: unknow number
Temui aku di rooftop sekarang. Aku tidak sedang salah kirim, aku memang mengirim pesan umtukmu, grace.
Siapa itu? Aku mengkerutkan dahi dengan bingung. Tapi tanpa membuang bayak waktu untuk memikirkan itu, aku segera membalikkan badan. Berjalan menuju tangga dan memghampiri seseorang itu di rooftop.
Aku membuka pintu rooftop. Sebuah pemandangan indah menyambutku sesampainya disana. Terdapat rangkaian bunga-bunga mawar di sekitar rooftop, yang berhasil membuatku terpesona. Melangkah masuk, tiba-tiba sebuah video langsung terputar disana. Aku menutup mulutku ketika melihat video yang sedang berputar itu. Itu adalah gambarku, seseorang mengambil videoku secara tidak kuketahui.
Video itu dimulai dengan sebuah tulisan 'disaat pertama aku melihatnya' lantas itu membuatku membulatkan mataku. Apa sekarang aku memiliki admire? Melirik kesekitar, aku tak melihat siapapun.
Dengan rasa bingung yang begitu dalam, aku kembali melirik video itu. Semua video itu berisi tentangku. Adapun beberapa foto yang dimainkan didalam video itu, disaat aku sedang memperhatikan pelajaran, saat aku menulis, juga disaat aku tertawa bersama noel. Oh begitu manis orang yang melakukan ini semua. Tapi siapa orang itu?
Sekitar empat menit berlangsungg, video itu pun berakhir. Disaat yang bersamaan itu, pintu rooftop dibuka oleh seorang pria yang tidak kuketahui wajahnya. Ia membawa sebuket besar bunga mawar dan sengaja menutupi wajahnya dengan itu. Berjalan menujuku, aku terus memperhatiakan wajah pria itu meski tak terlihat. Setelah berada didepanku, dengan perlahan ia menurunkan bulet bunga itu. Secara perlahan menampilkan wajah seseorang yang melakukan ini semua untukku.
Astaga, apa ini mimpi?
Aku tak dapat berkata-kata ketika melihat andrew-lah lelaki itu. Ia tersenyum tipis sambil menyodorkan bunga itu padaku. Aku tak dapat mengalihkan pandanganku padanya yang terlihat salah tingkah saat ini. Menerima bunga itu, aku maaih menatapnya tak percaya.
Selang beberapa detik, dengan malu-malu andrew meraih salah satu tanganku, menatapku dalam sebelum akhirnya berkata. "Gracia ruth anderson, maaf aku tidak pandai mengatakannya, tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa cinta tak dapat dipilih orangnya, cinta juga tak memerlukan waktu lama untuk meyakinkan kepada siapa kita mencintai. Hal itu bisa terjadi tepat ketika kau baru berjumpa dengan seseorang dan itu dikatakan sebagai cinta pada pandangan pertama. Hal itu jugalah yang tengah kualami padamu. Sebelum aku mengatakannya dengan sempurna, aku ingin jujur tentang beberapa hal padamu. Aku senang ketika melihat kau menemani noel mengantri pendaftaran kelas sastra, aku yakin saat itu kau pasti melihatku kan? Maaf aku baru bangun tidur saat itu. Aku juga suka ketika melihatmu berlari-lari ditengah hujan bersama noel. Dan kau perlu tahu, bahwa aku begitu merindukanmu ketika kau sakit dan tidak masuk beberapa hari kekelas tambahan sastra. Jadi, dengan nekat aku datang kerumahmu saat malam hari. Mengintip dari jendela rumahmu hanya untuk melihat keadaanmu, oh aku benar-benar terlihat seperti penguntit saat itu! Sebenarnya, noel membantuku dalam hal ini, ia memberitahuku banyak informasi mengenaimu dan hal itu membuatku menjadi dekat dengannya. Haha kurasa semua kejujuranku telah kukatakan saat ini. Jadi, aku ingin mengatakan, maukah kau menjadi orang yang spesial didalam hidupku? Menjadi kekasihku?"
Aku tertegun. Apakah ini mimpi? Bila benar tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini. Hal ini terdengar mustahil untuk sebuah kisah nyata. Andrew meremas tanganku dengan gugup dan hal itu membuatku yakin bahwa ini bukanlah mimpi. Ini nyata, dan kenyataan itu begitu mengejutkan.
"Ap-apa kau serius?" tanyaku gugup.
Andrew tersenyum padaku. aku bersumpah bahwa dia tiga kali lebih tampan dari yang pernah kulihat sebelumnya. "Ya, dan kuhomon terimalah aku jadi kekasihmu." andrew kembali menggenggam erat tanganku. Kurasakan kegugupannya ketik aku hendak membuka mulut untuk menjawab.
"Y-ya. Ak-aku mau." jawabku, membuat andrew dengan refleks langsung memelukku. Jantungku berdetak lebih kencang sekarang. Dengan begitu aku membalas pekukannya. Menenggelamkan kepalakh pada tengkuknya dan begitu bersyukur atas kenyataan ini.
"Terima kasih, aku mencintaimu." ucap andrew dengan lembut tepat ditelingaku. Dengan begitu aku kembali mengeratkan pelukanku, merasa begitu beruntung telah memilikinya sebagai kekasihku. Dan akhirnya semua kekaguman ini tidak menjadi hal sia-sia didalam hidupku. Aku sangat beruntung karena ternyata andrew juga memiliki perasaan yang sama sepertiku. Orang-orang mengatakan cinta yang tulus adalah cinta pada pandangan pertama dan kami melakukan hal demikian. Aku berharap bahwa cintaku dan andrew akan bertahan lama. Sebagaimana anggapan baik orang-orang mengenai cinta pertama.
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diaries About Him
Short StoryPadamu, hanya dengan sekali tatap. Aku jatuh cinta Highest rank: #2 in 2015 ©Sarah Apriyanti