12. Sedikit tentang Sekala

73 55 9
                                    

"Perempuan cantik itu kini menjadi alasan untuk senyum terindah milik sang lelaki tampan."
-Astrophile

📖Happy Reading📖

Laki-laki dengan tubuh tinggi itu baru saja masuk ke dalam rumah dengan senyuman yang tak pernah luntur sejak ia pulang dari rumah kekasihnya. Perempuan yang baru beberapa jam resmi menjadi kekasihnya itu. Perempuan pemilik bulan sabit saat ia tersenyum.

"Kak kamu kenapa baru masuk sudah senyum-senyum begitu?"

Sekala menolehkan kepalanya saat suara Sang Bunda terdengar menegurnya. Ia berjalan gembira menuju sang Bunda. Kapan lagi ia secara bersemangat bercerita tentang perempuan pada Bundanya itu.

"Kak, kamu kenapa sih?" tanya sang Bunda saat Sekala bergelantungan manja padanya. Bundanya itu tengah menggendong anak kecil berumur satu tahun yang merupakan adiknya yang paling kecil dan satu-satunya. Jarak mereka memang sangat jauh.

"Bunda tahu enggak Kakak dari mana?" tanya Sekala dengan senyum mengembangnya.

Bunda tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menjawab. "Dari kampus kan?"

Sekala menggeleng. "Sekala itu habis ke pantai."

"Bareng anak komunitas motor kamu?"

Sekala kembali menggeleng. Kali ini ia memperlihatkan ponselnya pada sang Bunda. "Sekala kamu habis culik anak siapa?" kaget sang Bunda.

Sekala tertawa melihat ekspresi Bundanya. Ia baru saja memperlihatkan foto Yesaya yang tadi sempat ia ambil diam-diam tanpa sepengetahuan gadis itu. Sepertinya semenjak bersama Yesaya ia jadi punya hobi baru yaitu memotret gadis itu secara diam-diam dan menyimpannya di koleksi foto album tersendiri.

"Itu namanya Yesaya. Pacar Sekala." Sekala berkata sambil tersenyum bahagia. Bundanya menyipitkan matanya curiga, percaya? tentu tidak selama ini Sekala tak pernah dekat dengan perempuan tapi tiba-tiba saja mengenalkan perempuan padanya dengan sebutan pacar?

"Kamu halu ya, Kak?" tanya Bunda. "Tidur sana kak, kamu kayaknya ngantuk banget sampai halusinasi."

"Ih Bunda, Kakak serius loh. Baru juga jadian satu jam yang lalu," balasnya meyakinkan Bundanya.

"Besok deh Sekala bawa ke rumah. Bunda jangan kaget ya soalnya dia cantik banget bikin mata segar." Pujinya menggoda Sang Bunda. Bunda hanya mendengus sambil mengangguk saja. Kalau pun ia berdebat dengan Sekala laki-laki itu pasti tak akan bisa dikalahkan.

"Terserah kamu aja, Kak."

Sekala tersenyum kemenangan sambil berjalan masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua. Rumah Sekala ini cukup besar dan hanya di huni oleh tiga orang yaitu Bundanya, Sekala dan Aksa bayi kecil itu. Ayahnya? Bundanya sudah bercerai dengan sang Ayah saat Aksa masih berumur tiga bulan. Laki-laki itu meninggalkan anak dan istrinya begitu saja.

Sekala sedikit bersyukur Bundanya bisa terlepas dari sang Ayah. Keluarga mereka tidak seharmonis yang orang lihat, Ayahnya yang merupakan orang terpandang itu selalu berakting di depan publik seakan keluarga mereka itu keluarga yang sangat di idamkan oleh orang di luar sana. Nyatanya malah kebalikannya, hidup bersama Ayahnya hanya memberi luka baik pada dirinya sendiri atau pada sang Bunda.

Laki-laki itu selalu melimpahkan setiap masalah yang ia hadapi pada keluarganya. Ia merupakan laki-laki temperamental yang tak segan melukai keluarganya sendiri terutama sang Bunda. Setiap bertengkar dengan sang Bunda karna masalah kecil sang Bunda pasti akan terkena pukulan atau tamparan, tak jarang pula Sekala bertengkar dengan ayahnya kana membela Bundanya. Walaupun berakhir ia dilarikan ke rumah sakit karna pukulan ayahnya sendiri.

Astrophile(Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang