Episode 01

350 130 72
                                    

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○

Nara memandang pantulan dirinya di cermin. Dia telah mengenakan seragam lengkap dengan tas di punggungnya dan tidak lupa riasan tipis di wajahnya.

Nara merupakan gadis yang memiliki wajah tidak cantik dan juga tidak jelek, tinggi badannya sekitar seratus enam puluh senti dan sedikit berisi, bisa di bilang standar perempuan pada umumnya.

Pagi ini adalah hari pertamanya bersekolah setelah libur semester ganjil.

"Ayo Nara, semangat! Lo pasti bisa melewati hari ini dengan senyuman lo yang manisnya ngalahin pare," ujar Nara pada dirinya sendiri.

Nara pun mulai beranjak dari kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan.

"Wah, aroma masakan bunda memang bukan kaleng-kaleng," ucap Nara sambil berjalan menyusuri anak tangga.

Di atas meja makan sudah tersedia satu piring nasi goreng dan segelas air minum.

"CEPAT! SARAPAN! UANG SAKUNYA BUNDA TARUH DI ATAS MEJA," teriak bunda dari dapur.

"IYA BUNDA, GAK USAH TERIAK NANTI TENGGOROKAN BUNDA SAKIT!"

Di Rumah ini Nara tinggal bersama kedua orang tuanya dan kedua kakaknya. Bundanya bernama Anita Pramesti Adhirajasa dan Ayahnya Irfan Haidar Abraham, kakak pertama Nara bernama Arsenio Galen Adhirajasa sedangkan kakak keduanya bernama Harsya Bachtiar Abraham.

Kedua kakak Nara sudah enam bulan ini berada di negara orang. Mereka berdua sedang menempuh pendidikan sekaligus mengurus usaha kakeknya.

Tiga puluh menit kemudian. Nara sudah sampai di depan gerbang SMA JAYA NEGARA.

Di halaman sekolah sudah tampak ramai, banyak siswa siswi yang juga baru tiba di sekolah, mereka semua asik berbincang dengan teman-temannya.

"Nara!" Refleks Nara menoleh ketika ada seseorang yang meneriakkan namanya.

"Tumben lo gak bareng Dhara?" tanya orang tersebut setelah berada di sampingnya.

"Dia masih di kampung, di rumah neneknya," jawab Nara.

Orang itu pun menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia paham.

Ngomong-ngomong soal Dhara. Dhara Anika Putri merupakan sahabat satu-satunya Nara. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil, karena rumah mereka yang bertetanggaan.

Nara dan Dhara sudah bersekolah di tempat yang sama mulai dari TK hingga SMA. Jadi tak ayal jika teman-temannya menganggap mereka bagaikan perangko.

Nara mulai berjalan menuju kelas bersama orang itu. Dia adalah Afra Sela Gentari biasa dipanggil Sela yang kebetulan merupakan teman sekelas Nara.

"Assalamu'alaikum Ya Ahlil kubur," sapa Nara kepada orang-orang yang ada di dalam kelas.

Mendadak semua teman-temannya pun menatapnya dengan wajah jengkel.

"Heh! mulut lo itu ya, baru juga masuk udah minta diruqyah aja," cibir Davin dengan nada songongnya, tak lupa dengan bibir yang sudah maju lima senti.

Marcel Davinsyah adalah salah satu cowok yang banyak diidamkan oleh para cewek. Bagaimana tidak? Dia memiliki paras yang cukup tampan dan merupakan anak tunggal, apalagi Davin juga menjabat sebagai ketua organisasi pramuka di SMA Jaya Negara, hal itu semakin membuat dirinya banyak dikenal para siswi. Tapi minusnya, Davin memiliki mood yang gampang berubah dalam hitungan detik.

Detik dan DetaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang