Beberapa hari ini Sofia sering sekali sakit kepala dan mual terutama saat pagi hari, tapi anehnya hanya cairan bening yang keluar saat Sofia muntah.
Sebenarnya Sofia sedikit curiga dengan keadaan tubuhnya sekarang, dia bukanlah anak remaja yang tidak tahu dengan kondisi tubuhnya. Terlebih bulan ini Sofia sudah telat datang bulan.
Untuk itu Sofia berniat ke apotek mumpung Johan masih di kantor. Ia mengambil kunci mobilnya kemudian melangkah keluar apartemen.
Setelah 10 menit, Sofia berhenti di salah satu apotek yang cukup besar.
"Selamat siang, ada yang bisa dibantu?" Tanya mbak yang bekerja di situ.
"Emm saya nyari alat tes kehamilan mbak" Beritahu Sofia
"Mau yang merk apa mbak?"
"Terserah aja mbak, yang penting akurat, saya mau dua ya mbak" Sahut Sofia
"Ohh, tunggu sebentar ya mbak" Mbak tadi mengambilkan testpack yang Sofia minta. Tak lama dia kembali
"Ini mbak" Mbak penjaga toko menyerahkan testpack kepada Sofia.
Sofia mengambil testpack itu kemudian menyerahkan beberapa lembar uang. Mbak tadi mengembalikan uang kembalian Sofia.
"Terimakasih mbak" Ucap Sofia.
"Sama-sama mbak" Sahut penjaga toko ramah.
Sofia memasukkan testpack tadi kedalam tas nya lalu masuk kedalam mobil. Ia berniat mencari makan siang sekalian.
Setelah membeli makan siang, Sofia kembali ke apartemen. Tiba di apartemen, Sofia mengambil testpack tadi dari dalam tasnya kemudian berlalu ke kamar mandi.
Setelah mengikuti petunjuk yang tertera, sekarang Sofia sedang menunggu hasil testpack tersebut. Beberapa menit kemudian Sofia mengambil testpack tersebut kemudian melihat hasilnya. Satu garis merah dan satu garis Samar-samar. Sofia menelan ludahnya kasar, nggak mungkin kalau dia hamil kan.
Hampir setengah jam Sofia menatap testpack tersebut, tapi hasilnya tidak berubah. Sofia dilema sekarang, akhirnya ia memutuskan untuk mengeceknya kembali besok pagi setelah bangun tidur agar hasilnya lebih akurat.
Sofia membungkus bekas testpack tadi kedalam plastik hitam kemudian melemparnya kedalam tempat sampah, agar tidak di ketahui oleh Johan. Setelah itu ia melangkah keluar dari dalam kamar mandi.
Sofia menatap nasi padang yang dibelinya tadi, Sofia hanya menghabiskan nya setengah. Mendadak selera makan nya hilang. Wanita itu membungkus kembali sisa nasinya yang tidak habis tadi, kemudian meletakkannya di atas meja makan. Sekarang dia ingin tidur rasanya. Sofia melangkah kedalam kamar.
🍀🍀🍀
"Oii bos mau pulang sekarang?" Tanya Hendri melihat Johan keluar dari ruangannya.
Johan melihat jam tangan di pergelangan nya, sudah jam 5 sore.
"Sudah jam pulang kan" Ujar Johan
Ia juga sih, Hendri menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hehe iya bos, tumben aja. Biasanya kan bos suka lembur. Saya perhatiin sekarang bos udah jarang lembur" Ucap Hendri.
Hendri sangat kenal dengan sahabat nya itu, biasanya Johan selalu lembur. Tapi akhir-akhir ini bos sekaligus sahabatnya itu sudah jarang pulang larut malam.
"Sama saja, mungkin pekerjaan saya sedang tidak banyak" Jelas Johan.
"Baiklah Hen, saya pulang duluan. Kamu belum pulang?" Tanya Johan.
"Sebentar lagi bos"
Johan mengangguk, setelah itu dia melanjutkan langkahnya meninggalkan kantor.
Saat Johan hendak masuk kedalam mobil, Tiba-tiba ada yang memanggil nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Sugar Daddy
General Fictionlangsung baca saja. Warning: 🔞 Adegan Dewasa!!🔞 Bocil dilarang mampir!! Hanya Cerita Fiktif!! Jangan lupa follow, vote and comment. Plagiat dilarang mendekat!!!!!! Dosa tanggung sendiri!!!! Maaf jika masih berantakan, belum di revisi. PLEASE, K...