⃟꧂ 𝘊𝘩. 𝘛𝘸𝘰

20 9 2
                                    


"

Nih buat lo. Kalo lu ke kantin sekarang pasti semuanya udah abis. " Ujar perempuan yang menghampirinya itu sambil dengan santai sambil memasukan tangannya ke kantong rok pendeknya.

Halilintar melototi perempuan itu sejenak lalu melihat kearah roti yang dia berikan.

" ... Ini gak beracun kan? " Alih- alih Halilintar yang bertanya, Malah Blaze yang sekarang bertanya sambil menatap horor roti tersebut.

Perempuan itu pun tertawa lepas. " Ya enggaklah. Ngapain juga gue ngeracunin si Halilintar yang dinginnya sekutub utara itu? "

Blaze menatapnya tak percaya sedangkan Halilintar menatapnya tajam. " Ngapain lu ngasih ginian? " Ujar Halilintar dingin.

Perempuan itu bertingkah kecewa. " Yaelah lu ga percayaan banget sama gue Hal, padahal kita udah kenal lama loh. " Ucapnya sambil berakting tersendu- sendu.

Dan tentu saja, tampaknya Halilintar juga tak ada niatan untuk mendengarkan bullshit perempuan tersebut dan hanya diam saja tanpa menyentuh makanan yang ia berikan.

Melihat hal tersebut Taufan pun meleraikan mereka semua. " Yaudahlah li terima aja, daripada lo kelaperan ampe istirahat selanjutnya. Gue tau pasti tadi pagi lu belom sarapan kan? Lagian Sal juga bukan tipe yang ngeracunin orang kalo lagi kesel sama orang itu. " Ujar Taufan berusaha meyakini kembarannya itu.

Perempuan itu adalah Salsaria Eusthasice, Salah satu murid yang lumayan populer disekolah mereka, karena jago dalam olahraga dan sifatnya yang sangat easygoing jadi dia banyak memiliki teman. Dan sifatnya juga agak lebih sedikit bar- bar daripada perempuan pada umumnya.

" Tuh dengerin si Taufan. Masa adeknya lebih pinter dari kakaknya? " Ujar Salsaria sambil tersenyum miring.

Halilintar hanya menatap tajam cewek itu, lalu mengambil roti yang tadi ia kasih dan dengan kasar membuka bungkusnya dan langsung memakannya.

" Udah kan? Puas lo? " Ucap Halilintar setelah ia menelan roti itu.

Salsaria hanya tertawa terbahak- bahak " Hahaha, yaudah sih kan gue cuma mau jadi baik. Lain kali kalo mau lagi bilang aja ke gue~ " Tawarnya dengan nada usil.

Baru saja Halilintar ingin membalas, tiba- tiba saja ada yang menarik kerah belakang seragamnya Salsaria. Perhatian pun langsung tertuju pada mereka.

Perempuan berambut merah muda yang diikat half ponytail, menatap ketiga lelaki yang berada didepannya dengan tajam lalu melihat Salsaria. " Ngapain lu ngobrol sama mereka? " Ujarnya lalu melepas pegangannya dari kerah Salsaria yang sudah tak bisa bernapas tadi.

Salsaria hanya tertawa kikuk sambil memegang kerahnya yang jadi berantakan karenanya " Ehehe engga ada apa- apa kok Cinn. Kita cuma ngobrol santai aja, ya kan guys? " Ucap Salsaria sambil menghadap kearah ketiga lelaki di sampingnya.

" Iya Cinn, ngga kenapa- napa kok hehe. Btw Hai. " Sapa Taufan yang tidak dipedulikan oleh sang perempuan.

Cinn Eusthasice adalah adik kembar Salsaria yang hanya berbeda 5 menit saja. Berbeda dengan kakaknya, Cinn memiliki sifat yang mirip dengan Halilintar. Cinn selalu bersikap dingin dan susah untuk didekati, namun banyak juga yang menyukainya karena hal tersebut.

Cinn menghela nafas. " Udah gue bilang gausah temenan sama mereka, ga ada untungnya. Ayo, Ay udah nunggu diluar. " Ujarnya lalu menarik tangan Salsaria dengan paksa dan menyeretnya keluar.

" Eh sabar lah~ babai guys jangan kangen gue yah! " Ucap Salsaria dan melambai kearah mereka sebelum mereka berdua meninggalkan kelas itu.

Halilintar bergidik ngeri " Siapa juga yang mau kangen sama dia. " Gumamnya lalu memakan sisa roti tadi sampai habis.

ғᴀᴛᴇ┊ʙᴏʙᴏɪʙᴏʏ x ᴏᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang