⃟꧂ 𝘊𝘩. 𝘛𝘩𝘳𝘦𝘦

18 8 0
                                    

═════════◯◯◯═════════

" Berita geger! Dilaporkan ada 5 mayat di Jln. Sukayanglain Kec. Akunyakapan. Diduga kelima orang ini ditemukan di sebuah gudang yang tidak digunakan lagi dalam keadaan berbeda, ada yang ditembak dan ada juga yang tubuhnya tidak menyatu dengan kepala... "


Halilintar menatap bosan layar televisi didepannya sambil duduk diatas sofa dan menumpu kepalanya dengan tangannya, baginya tidak ada berita yang menarik. Halilintar pun mengganti- ganti channel lagi untuk kesekian kalinya.


Disampingnya ada salah satu adiknya yang sedang tiduran, dia terlihat ikut menonton apa yang Halilintar tonton.

" Akhir- akhir ini banyak kejadian ya? Banyak banget kayaknya yang meninggal. " Ujar adiknya itu lalu menguap.

Halilintar melirik nya, lalu kembali mengganti channel televisi. " Tumben lu gak tidur, Ice. " Ujarnya.


Dengan malas, Ice menengok ke kakak sulungnya itu. " Gue bangun salah gue tidur salah, gue harus ngapain? " Ucap Ice sembari bangun dari posisi tidurnya.

" Ya kan gue nanya doang. " Ujar sang kakak, menatap malas kearah Ice lalu melihat kearah televisi kembali.

Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi lagi, hanya ada suara televisi yang menampilkan berita- berita tak penting. Karena Halilintar merasa bosan ia pun melempar remot TV -nya ke sembarang arah.

Tuk.

Ice yang melihatnya pun bingung, ada apa dengan kakak sulungnya ini?

" Lah kenapa dibuang? " Tanya Ice.

Halilintar menghembuskan nafasnya dan menyenderkan badannya di punggung sofa lagi. " Gak apa apa. " Ujarnya.

Gila, Ice baru pertama kali melihat tingkah Halilintar yang bosan malah melempar barang. Biasanya Halilintar itu hanya diam saja dan tidak melakukan apapun saat bosan, menurut Taufan sih. Ia jadi bertanya-tanya apa yang akan dilakukan kakaknya itu kalo lagi tantrum-

" SUARA APA ITU?! "

Teriak seseorang, membuat kedua saudara itu reflek melihat ke dapur yang menjadi asal teriakan tersebut.

" E- Emangnya bisa kedengeran ampe dapur? " Bisik Halilintar kepada Ice.

Ice menatapnya malas " Ya bayangin aja, kalo gak ada suara juga Gempa pasti tau ada barang yang pecah. "

Gawat, Halilintar sekarang keringat dingin. Dia yang awalnya cuma gabut doang masa malah tidur diluar nanti malam?

Ya itu salahnya sendiri sih, udah tau adiknya yang kedua itu yang kerjaannya membersihkan rumah, yang masak dan lain-lain. Gempa pasti akan ceramah ketika ada orang yang merusak barang dan mengotori rumahnya itu, dan dengan bodohnya Halilintar sekarang bisa dibilang merusak barang.

Ia pun segera mengecek keadaan remot yang tergeletak tak berdaya dilantai itu.

Kasian remotnya.

Disaat ia ingin berjalan untuk mengambil remot itu, tiba-tiba datanglah adiknya dari arah dapur membuatnya menjadi kaku

" Loh kok ada remot dilantai? " Tanya Gempa, sembari menatap ke remot di lantai.

TBL TBL TBL

" Dilempar Hali. " Ujar Ice dengan watadosnya sambil menunjuk ke Halilintar.

Yang ditunjuk pun menengok kearah yang menunjuk, matanya menatap tajam adiknya seakan-akan bilang Ngelunjak lu bocah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ғᴀᴛᴇ┊ʙᴏʙᴏɪʙᴏʏ x ᴏᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang