Aku yang mendengarnya langsug merasakan tusukan sakit pada hatiku.
"Kamu hamil lagi?" Ucapku tercekat.
****
Mila menganggukkan kembali kepalanya. Ia terlihat terus tersenyum sambil melihat tast pack yang ada di tangannya. Matanya terlihat penuh dengan binar kebahagiaan. Dan aku yang menyaksikannya makin terperosok ke dalam jurang kesakitan.
Mereka akan memiliki anak lagi, suamiku akan memiliki anak keduanya bersama wanita lain dan aku hanya bisa menyaksikan nya, keluarga yang penuh kebaghagiaan.
Sungguh hati ini terasa tersayat mengetahui hal ini. Mila akan memiliki anak kedua. Sedangkan aku tak memiliki satupun dari yang mereka miliki.
Rasanya seluruh tubuhku membeku dan aku yakin jika sakit ini akan terus bertambah, maka. Tubuhku akan hancur lebur dalam luka dan derita.
"Kak"
Aku tertegun mendengar panggilan Mila. Aku tak bisa duduk di depannya terus. Aku tak ingin ia melihat air mataku jatuh di hadapannya. Rasanya sungguh tak tertahankan lagi.
Rasanya sungguh menyakitkan. Merasuk membuat tubuhku tak berdaya
Berapa lama lagi aku harus menghadapi siksaan ini Tuhan, sakitnya sungguh tak bertepi.
"Kakak kenapa" Ucap Mila bertanya padaku, ia mungkin bingung karena aku terus terdiam dan tak bereaksi apapun terhadap berita yang disampaikannya. Apalagi ia sudah terlihat menantikan reaksi ku terhadap kabar bahagianya.
"Mil, sepertinya perutku sakit sekali. Aku harus ke toilet" Ucapku mencoba menghindar darinya. Aku pun berdiri kemudian langsung bergegas ke kamar mandi.
Setelah aku sudah berada dalam toilet. Air mata yang kutahan sejak tadi sudah tak dapat terbendeung lagi. Aku menangis tanpa suara. Meratapi rasa sakit yang tak terpatri. Menusuk seluruh bagian tubuhku.
"Tuhan mengapa engaku tak memberikannya kepadaku, mengapa aku tak bisa memiliki nya, hal yang paling ku inginkan, hal yang paling ku nanti selama ini"
Hatiku sungguh hancur mengetahui kabar bahagia ini. Suamiku yang ku cintai akan memiliki anak lagi dengan wanita nya yang lain. Dan aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku yang penuh kekurangan ini tak bisa memberikannya kebahgiaan seperti wanitanya yang lain.
Aku sangat mengingat sekali eksperesi Mila yang sangat berbinar ketika memberi tahukan kehamilan nya. Pastinya ia merasa sangat bahagia mengandung kembali laki-laki yang dicintainya, dan sekaligus laki-laki yang aku cintai, suamiku.
Aku memang sudah kalah..
Kalah...
Kalah oleh kenyataan yang ada. Aku yang merupakan istrinya tak akan mampu lagi memberikan ia keturunan. Sedangkan ia akan memiliki anak lagi dari wanita lainnya.
Aku bisa membayangkan bagaimana kebahagiaan Mas Rian, ia pastinya akan sangat bersukacita memiliki anak kemabali. Aku sangat tahu Mas Rian sangat menyuakai Anak-anak dan ingin sekali memiliki banyak anak. Namun ia tak pernah ingin menampakkannya di depan diriku yang penuh kekurangan ini.
"Bagaimana ini, apakah aku akan sanggup menjalani pernikahan ini lagi?"
Rasanya hatiku tak kan bisa menanggung kembali rasa sakit yang akan membuat luka. Rasanya sudah saatnya Aku melepaskan segala hal yang membuat diriku luka sendiri.
"Apakah aku harus melakukannya?" Batinku bertanya-tanya.
"Apakah ini saatnya aku menyerah, memberikan mereka bahagia dengan keluarga bahagianya" Batinku, sungguh rasanya tak sanggup melepaskan Mas Rian, laki-laki yang begitu ku cintai.
Semenjak mengetahui suamiku telah memiliki wanita lain, inilah pertama kali nya aku memikirkan untuk bercerai. Mengakhiri semuanya agar Mas Rian pun bisa fokus memberikan perhatian kepada keluarganya yang lain.
Mungkin kah ini pertanda. Tuhan menunjukkan kenyataan nya di depan mataku. Bahwa sudah saatnya aku harus melepaskan Mas Rian. Dan membiarkan mereka bahagia bersama anak dan istri yang akan memberikan dia dua orang malaikat kecil. Yang akan menemani nya hingga minutup usia, karena aku tahu, aku tak kan sanggup lagi melakukannya.
Aku meremas dada yang terasa nyeri. Mencoba mengurangi rasa sakitnya.
Apakah hal ini yang membuat Mas Rian berubah akhir-akhir ini. Laki-laki ku itu seringkali aku temukan melamun dan terlihat banyak berfikir. Ia banyak terdiam dan hanya tersenyum jika aku menanyakan kenapa.
Apakah ini saatnya aku harus menyerah. Mungkin kah Mas Rian pun serba salah diantara dua buah keluarganya. Apakah inj waktunya aku memberikan ia bebas dan menjalani pernikahannya yang lain dengan damai, tanpa aku diantara mereka.
Aku memperhatikan sekitar, dapat ku temukan banyak jejak mas Rian di dalam kamar mandi ini. Semua barang yang Mas Rian pakai tersusun rapi di dalam tempat perlengkapan mandi.
Aku yang melihat itu semakin yakin, inilah saatnya. Tak ada lagi alasan ku harus mempertahankan semuanya. Bukan kah aku harus membiarkan mereka bahagia. Apalagi Mila pastinya sangat membutuhkan suami nya selalu saat hamil seperti ini. Dan aku yakin waktu Mas Rian pasti tak akan sepenuhnya bisa untuk Mila jika aku masih berada diantara mereka.
Akhirnya aku mencoba merapikan penampilanku. Aku tak Mau Mila melihat wajahku yang sangat kacau seperti ini. Aku tak ingin ia mengkhawatirkanku.
Setelah lebih baik. Aku memutuskan keluar. Tak ingin dia semakin curiga.
Namun ketika aku kembali dari Kamar Mandi aku dikejutkan denagan apa yang di katakan Mila.
"Kak suami ku sebentar lagi akan pulang, kakak harus bertemu dengannya, aku ingin mengenalkan mu padanya, dia sangat penasarn dengan orang yang telah baik membantu diriku dan ilham" Ucapnya penuh harap memandang diriku.
..
Jangan Lupa Vote dan Comment ya
Bagi yang berminat melanjutkan membaca cerita ini bisa langsung ke karya karsa dengan akun penulis : January Lin
YOU ARE READING
MENCINTAIMU
RomanceAdakah Rasa cinta yang lebih besar dari ini, Rasa cinta yang membuatku begitu menerima semua kebohongannya. Karena aku tahu rasa cintanya padaku pun begitu besar, namun aku tahu rasa itu bukan hanya untukku saja. Aku tetap mencintainya, bahkan rasa...