Traitor

chapter 5.

"Traitor."

Part 5.

-Besok hrinya-

Areva: "Arshel! Je!, riella!"
Je: "Apa re?"
Areva: "Lo pada penasaran ngga sih kasus Brian sama Xelcy?"
Riella: "Gua, gua penasaran sama kasus brian."
Je: "Gue juga."
Areva: "Tapi gue takut, kan gue dapat cerita tuh dari Kai. Kai dapat dari Danan, katanya jangan selidikin kasusnya. Soalnya si Brian mati pas mereka lagi selidikin kasusnya Xelcy."
Arshel: "Pas kematian si brian gue ngilu, gila njir."
Riella: "Gua juga, ngga kebayang gimana sakitnya itu. Orang pas banget di dada ditusuk."
Je: "Tapi lo pada penasaran kaga sih sama kasus brian? Masa bisa tiang setinggi itu terus mayat Brian ada diatas sana."
Areva: "ITU CUMAN SETINGGI POHON MANGGA LHO JE."
Je: "TETEP TINGGI LHO."
Arshel: "Itu karna lo cemen, takut sama ketinggian."
Je: "Sirik."

Mereka gaduh karna hal yang seperti itu, bukan gaduh seperti orang berantem. Hanya saja seperti orang yang sedang marahan.

Areva: "Cuy gue takut klo ntar salah satu dari kita korbannya."
Je: "LO JANGAN NAKUTIN KITA DONG REP."
Areva: "GUE NGGA NAKUTIN."

-Besoknya..-
Besoknya ditemukan mayat Calvin di kamar mandi laki-laki dengan keadaan gantung diri dan tangan kanan yang putus.

Kai: "Gue bener-bener ngga ada kata buat kasus ini. Masa iya ketos kita?"
Michael: "Kasian jir Calvin."
Kai: "Gua jadi takut jir aowkoakw."
Rendra: "Cemen lu Kai, masa kasus begituan doang takut."
Kai: "Sok jaga image lo asu"

Danan asik dengan ponselnya sendiri, melihat grup chat sekolah yang sedang heboh karna kasus Calvin. Sampai ia melihat kontak Calvin sedang online, dia berfikir

'Bukankah calvin sudah mati barusan?..'

Danan tanpa ragu langsung mengechat kontak Calvin.
"P"

"Ini siapa ya? Kok megang hp Calvin?"

"Ini kakaknya Calvin, dek"

Ia sedikit lega saat tau itu, dia mengira arwah gentayangan Calvin. Dia tidak berfikir aneh-aneh dan menutup ponselnya, ingin nimbrung pembicaraan Rendra, Kai dan Michael. Tetapi dia malas dan Mengantuk. Akhirnya dia tidur sampai bel kelas berbunyi.

-To be continued-