CHAPTER 4 : Perasaan

23 12 3
                                    

Berjalan menyusuri lorong kelas yang sepi, sayup sayup terdengar langkah kaki yang keras datang. Itu adalah langkah kaki Anya, ia berjalan dengan penuh amarah.

Jantungnya berdegup sangat kencang, hingga tak menyadari langkah nya. Tiba tiba dentuman keras mengenainya, rupanya itu adalah Ardi. Mereka berdua jatuh bersamaan, dengan cepat Ardi bangkit dan menawarkan tangan nya kepada Anya.

"Sorry gue gak ngelihat lo." ucap Ardi.

"Gue juga salah gak merhatiin jalan, sorry ya kak!" balas Anya. Ardi terkekeh kecil melihat tingkah Anya yang mencoba menutupi mukanya. "Lo kenapa nutupin muka? sini gue lihat." desak Ardi.

"Jangan kak," lirih Anya yang segera pergi dari hadapan Ardi. Entah mengapa jantungnya berdegup lebih kencang saat ini.

"Sial, masa gue suka sih sama kak Ardi?" gumamnya sambil mengacak acak rambutnya sendiri.

Sesampainya di depan kelas, ia melihat Samuel disana. Tanpa sepatah kata pun Anya hendak masuk kedalam kelas. Namun, tiba tiba Samuel menarik tangan Anya mendekat padanya. Anya spontan menamparnya, "jangan sesekali lo berani nyentuh gue anjing!" teriak Anya kesal.

"Ohoo? maaf kalau begitu, gue cuma mau bicara sedikit sama lo" ucap Samuel.

"Why? jangan buang buang waktu gue!" bentak Anya. Samuel menepuk kepala Anya, dan tentu saja itu membuat Anya marah.

"Shit! udah gue bilang! lo jangan seenaknya nyentuh gue bajingan!" Anya diliputi emosi, bahkan sejak pertama ia melihat Samuel dan juga tingkah nya yang ke kanak kanakan.

"Gue suka gitu sama ceweee! gimana dong sayang?" goda Samuel.

Anya yang mengepalkan tangannya mulai melepas tinjunya tepat ke arah muka Samuel. Perkelahian terjadi diantara keduanya.

Mereka saling pukul memukul, hingga tiba tiba Anya hilang kendali dan memukul Samuel dengan sangat keras.

"Mati aja lo! laki laki sampah!" bentak Anya.

Banyak siswa disana berusaha melerai keduanya namun tetap gagal, hingga sahabat sahabat Anya datang dan segera menyeret Anya mundur dari atas tubuh Samuel yang sedang mengerang kesakitan.

"Nya! udah Nya! stop!" bentak Key sambil menarik Anya kedalam pelukan nya.

"Nya lo gak apa apa?" tanya Sasha panik.

"Tolong panggil anak PMI cepat bawa kak Samuel ke UKS!" teriak Ara kepada siswa lainnya.

Dan Melody berusaha menghentikan pendarahan di hidung Anya. "Nya lo kok bisa mukulin kak Samuel sih? ya ampun!" lirih Gary gemas.

"Gue gak kenapa kenapa, gue kuat berdiri kok!" ucap Anya sembari segera berdiri.

"Kita anter ke UKS ya Nya!" sahut Sasha.

"Gak perlu, kalian tunggu aja di kelas, gue cuma mau ambil plester aja kok!" balas Anya yang segera melangkah meninggalkan lorong.

***

Anya pun ikut ke UKS untuk menghentikan pendarahan di hidungnya. Tak berselang lama, Laskar dan seluruh petinggi nya datang mengecek keadaan Samuel.

"Siapa yang berani bikin lo kaya gini?!" bentak Laskar tidak terima melihat keadaan Samuel yang cukup parah.

Anya menggeser tirai ranjangnya lalu berdiri dan menghadap Laskar. "Bilang ya sama temen brengsek lo itu, buat jaga sikap sama cewek!" sahut Anya dengan nada yang lebih tinggi dari Laskar.

"Siapa yang mukul Samuel? pastinya bukan lo kan? cewek lemah kaya lo gak mungkin bisa hajar temen gue!" balas Laskar menyombongkan dirinya dihadapan Anya.

THE GAME OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang