CHAPTER 10 : Musuh Sejati?

5 0 0
                                    

"H-harles?!"

Deg..

______________

Anya tak bisa mengendalikan emosi lalu segera masuk dan menarik tangan kakaknya menuju kamar pribadinya. Anya menampar Lionel dengan sangat keras karena dipenuhi emosi.

"Bagus banget ya selama ini acting kak Lio dan papa..!" bentak Anya.

Lionel yang masih terkejut pun memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan Anya. Anya mendorong kakak nya ke ranjangnya dengan kasar lalu mencoba mencekiknya.

"Jahat banget kak, anjing!" teriak Anya lalu menampar Lionel berulang kali. Lionel mimisan dan tak melawan Anya sama sekali, ia justru mencoba menyentuh pipi Anya lembut menggunakan tangan kanan nya yang sudah tak mampu di topang.

"Kenapa kakak tega selama ini bohongin aku?!" bentak Anya sembari menangis dan memeluk Lionel dibawah tubuhnya. Lionel hanya bisa tersenyum tipis dan memeluk tubuh adik nya dengan sisa tenaganya.

"M-ma-maaf.. in.. ka-kakak.." lirih Lionel.

"Kakak jahat banget sih..? selama ini aku hidup dengan prasangka buruk bahkan pada orang yang gak bersalah sama sekali loh.." lirih Anya diiringi tangisan yang tak kunjung reda. Lionel memeluk Anya dan hanya bisa menghembuskan napas panjang sebelum bisa menjawab adiknya itu.

"Ka-kakak.. terpak-sa.. melakuk-kan.. ini..." ucap Lionel terbata bata. Bahkan rambut putihnya terkotori oleh darahnya sendiri. Anya memeluk kakak nya semakin erat diiringi tangisan nya yang merasa sangat kecewa terhadap apa yang baru saja ia ketahui tentang kebenarannya.

"Jadi ini alasan kakak gak mau bantu aku cari kebenarannya?! huh..?" tanya Anya dengan nada tinggi karena kembali kesal. Lionel hanya menatap Anya dengan penuh rasa bersalah.

"Kakak gak sayang sama bunda..?" bentak Anya sembari mencengkram kerah leher Lionel. Lionel hanya menatap Anya dengan agak kosong sebelum menjawabnya.

"Sayang banget, Anya.. kakak juga berusaha melindungi kamu dari mafia ini.." ucap Lionel tegas. Anya tersentak saat mendengar ucapan Lionel yang terdengar tegas dan serius.

"Papa? mafia..?" lirih Anya mengulangi ucapan Lionel dengan ekspresi sangat kaget. Lionel hanya mengangguk pelan seraya menahan rasa sakitnya.

"Kakak gak mau kehilangan kamu, sama seperti kakak kehilangan bunda.." jelas Lionel. Anya menampar Lionel pelan.

"Bodoh..! kakak bodoh..." ucap Anya lirih tak kuasa menahan air mata yang terus menerus mengalir.

Lionel bangun dari tidurnya dan duduk tepat di hadapan Anya dengan senyuman ketulusannya, ia membelai rambut Anya dengan pelan dan sangat lembut. "Kakak gak mau kamu terluka Anya, kamu adalah harta terakhir kakak yang masih tersisa.." balas Lionel dengan menggenggam tangan Anya erat mencoba meyakinkannya.

"Bullshit! sakit hati banget kak, ternyata pelaku yang selama ini aku cari tinggal satu atap sama aku..! you know? fucking all them! tega banget kak bohongin aku selama ini.." bentak Anya menepis tangan Lionel kasar lalu mengusap air matanya satu persatu. Lionel menarik Anya kembali kedalam pelukannya, Anya yang mencoba melawan pada akhirnya diam tak berkutik setelah Lionel memeluknya dengan penuh kehangatan.

"Kak, fuck you.." lirih Anya sembari memukul pelan dada bidang Lionel karena kesal. Lionel hanya menyunggingkan senyuman nya lalu mencium kening Anya.

"And i love you more." balas Lionel sembari terkekeh kecil dan memperat pelukannya.

***

THE GAME OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang