Kabar Sabda menginap tiga hari di rumah Tarisa demi merawat Fazwan menghebohkan Pras dan ketiga anaknya. Gandi yang terlatih sebagai biang kerok mak comblang dadakan, percaya diri menerima puja-puji semarak dari semua orang.
Termasuk Lingga, pengidap lemah, letih, lesu, dan lunglai sepulang perjalanan dinas mengobservasi objek wisata Pulau Komodo. Rumah terasa lengang kala diinjaknya karpet tipis ruang keluarga, hanya beberapa ART lalu lalang plus mulut sibuk Ibrar mengunyah Chitato rasa keju.
"Nggak kuliah lo?" Lingga menjatuhkan diri ke atas sofa, menyapa santai Ibrar sambil membuka toples putri salju.
"Cuma 1 makul tadi pagi." Singkat Ibrar. Matanya fokus tertuju mengagumi acara televisi Victoria's Secret Angels Fashion Show.
Cewek-cewek mondar-mandir mengelilingi panggung catwalk disinyalir Lingga menjadi jawaban kenapa Ibrar tidak menyambut kedatangan kakaknya.
Dasar jomblo premium.
"Ada deadline naskah terjemahan?" Lingga mengorek kesibukan kerja adiknya sebagai copywriter sekaligus penerjemah dokumen bisnis berbahasa Jepang.
"Ada, ntar malemlah gampang sambil nonton podcast." Ibrar menoleh bingung. "Tumben lo nggak langsung mandi, Bang? Malah melipir ikut ngemil kue."
Lingga mengedikkan bahu, membersihkan sisa gula halus pada tepi bibir. "Nggak tahu, gue capek banget. Pengen mandi cuma lagi nggak bertenaga. Nggak mungkin lo mau mandiin gue, kan?"
"Geli, Bang! Hiiihhh!" Ibrar menjerit ogah, menerbitkan tawa Lingga. "Buruan nikah deh lu biar diurusin!"
Oh, nantangin?
"Mau ngaca sendiri apa gue bogem? Pilih."
"Pertama." Sahut Ibrar horor. "Bercanda. Ampun."
Sorot mata Lingga lalu bergerak menjelajahi keberadaan sesosok subjek ceria. "Freissy mana, Brar?"
"Udah pulang kali. Kangen lo?"
"Lho, gue kira stay di sini." Lingga sedikit terkejut. Padahal ia membawakan oleh-oleh, berharap disukai dan mampu menjembatani hubungan persaudaraan mereka. "Nggak kangen. Heran tumben sepi. Terakhir ketemu gue itu anak takut bener minta facial foam. Lah, mana pernah gue pake? Gue anterlah ketemu Bang Sabda."
Alibi lo sampah, Bang.
"Heh! Penyu ikut les modelling juga tahu lo pengen ketemu Freissy! Nggak usah sok tsundere. Nggak cocok." Tegas Ibrar disertai seringai lebar. Lingga sukses cemberut. "Ke rumahnya aja, Bang, sekalian titip kasih tahu Ibu Anin, WA ayah jangan lupa dibales."
"Ibu sibuk banget, ya?"
Ibrar mengangguk serius. "Pesanan nasi kuning membludak. Freissy sampe nggak ikut jam pelajaran tambahan demi bantuin ibu."
"Enaknya kapan ke rumah ibu?"
"Minggu. Mumpung Freissy libur."
"Hmm. Okelah."
15 menit Lingga habiskan bersenandung selagi membasuh dan menyegarkan tubuh. Celana panjang batik hitam putih dan kaos merah marun semakin memaparkan ketampanannya.
Ibu Anin
Ling lg ngpain nak?Lingga
Bru pulang gawe buIbu Anin
Cape nggak?Lingga
Biasa aja sih bu
Kenapa?
Ibu mau minta tolong apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
PRASTADIRA [Proses Penerbitan] ✔️
FanficSabda, Gandi, Lingga, Ibrar, dan Freissy harus menghadapi kenyataan menjadi kakak adik tak sedarah pasca pernikahan orang tua mereka. Beragam konflik tak berkesudahan menemani penyatuan koneksi batin mereka demi menumbuhkan kasih sayang satu sama la...