Keesokan harinya. Gibran berangkat sedikit lebih pagi dari biasanya. Saat ini, dia sedang berada di taman sekolah.
"Ck! Adara mana sih? Lama banget. " Gibran berdecak.
Semalam, Gibran berjanjian pada Adara. Dia ingin membicarakan hal penting dengan Adara. Awalnya, Adara menolak tetapi Gibran terus saja memaksa dan akhirnya, Adara mau menemui Gibran di taman sekolah.
Tak lama, yang ditunggu tunggu pun akhirnya datang.
"Nah! Akhirnya dateng juga. " ucap Gibran.
"Heh! Lo dari mana aja sih? Gue tungguin dari tadi juga! " omel Gibran.
"Woy! Gue dateng kesini juga butuh proses! Bukan protes! Lagian, siapa suruh lo ngajakin gue ketemuan disini. " Adara berbalik mengomel pada Gibran.
Gibran mengusap kedua telinga nya yang berdengung.
"Jadi, siapa yang salah? " tanya Gibran.
"Lo! " jawab Adara ngegas.
Gibran menghela nafas. "Cowok emang selalu salah ya. " gumam Gibran.
"Lo mau ngapain emangnya, ngajak gue ketemuan disini? " tanya Adara.
"Gak ngapa ngapain sih. " balas Gibran, sembari menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"APA! Ih, lo gak jelas banget sih! Kalo gitu ngapain lo nyuruh gue buat dateng kesini?! " ucap Adara emosi.
"Sabar dulu, lo tuh gak cape apa? Marah marah sama gue? Gak takut cepet tua lo? " pertanyaan berentet dari Gibran.
"Ya abisnya, lo duluan yang selalu bikin gue kesel! " ujar nya.
"Yaudah, iya, gue yang salah. Gue yang selalu bikin lo kesel. "
"Itu lo nyadar. " Adara bersidekap dada.
"Iya, gue minta maaf deh. " ucap Gibran.
"Hm"
Setelah itu keduanya hening. Gibran baru teringat, dia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang berukuran sedang.
Kotak itu dibalut dengan kertas kado berwarna ungu dan di pasangkan pita berwarna kuning.
"Nih buat lo... " Gibran menyodorkan kotak itu kepada, Adara.
"Buat gue? "
Gibran mengangguk sebagai jawaban. Adara ragu ragu untuk menerima kotak itu, takutnya Gibran berniat untuk menjahili nya.
"Ambil aja, bukan aneh aneh kok isinya. " ucap Gibran, dia tau apa yang ada dipikiran Adara.
Akhirnya, Adara mengambil kotak itu.
"Ini apaan? " tanya Adara, menatap Gibran.
"Buka aja, nanti juga tau." balas Gibran sembari tersenyum.
"Pasti isinya kodok kan? " selidik Adara.
"Ck! Yakali gue ngasih kek gituan, udah buka aja. " titah Gibran.
Adara menurut, dia membuka kotak itu perlahan. Mulai dari pita yang berwarna kuning, dan kini berganti pada kertas kado.
"Awas ya, kalo lo ngerjain gue! " ancam Adara.
"Iya, gak percayaan banget sih sama gue. " celetuk Gibran.
Kertas kado itu Adara robekan. Mata Adara membulat sempurna, dia menutup mulutnya.
"Gib, ini serius... Buat gue? " tanya Adara, masih tak percaya.
"Iya lah, gimana? Suka? " jawab Gibran, sambil bertanya balik.