Episode 04

476 322 110
                                        

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA!
Typo, koreksi📌

●○●○●○

Jam sekolah telah usai. Kini saatnya para murid kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan bersiap kembali bersekolah esok pagi. Namun, dua orang gadis, Nara dan Dhara, masih berada di dalam ruang kelas.

"Nanti gue ke bandara dulu, mau jemput Mamah," ucap Dhara sambil merapikan rambutnya.

Nara yang sedang membereskan alat tulisnya sejenak berhenti, lalu menoleh ke arah Dhara.

"Tante Diana pulang hari ini?" tanya Nara. Dhara mengangguk dengan antusias.

"Jadi nggak masalah kan kalau kita mampir ke bandara dulu?" tanya Dhara. Nara yang ditanya seperti itu malah asyik mengutak-atik handphone-nya.

"Sorry, Dhar. Tadi Bunda nge-chat gue, katanya gue disuruh cepet pulang karena Bunda ada acara di rumah temennya. Jadi gue diminta jaga rumah, deh," ucap Nara sambil memperlihatkan layar handphone yang menampilkan chat-nya dengan sang Bunda.

Dhara mengangguk mengerti.

"Terus, lo pulang bareng siapa?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Gimana kalau lo gue anterin pulang dulu?" tawar Dhara.

Nara menggeleng cepat. "Gak usah, kasihan Tante Diana kalau kelamaan nungguin lo," ujarnya, berusaha memberi pengertian.

"Terus lo gimana?" tanya Dhara, masih terlihat khawatir.

"Lo tenang aja! Nanti gue bisa pesan taksi atau ojek kok," jawab Nara meyakinkan.

"Ya sudah, biar gue aja yang pesenin."

"Gak! Gue pesan sendiri aja," cegah Nara cepat.
Nara, yang sudah tahu Dhara akan kembali protes, segera menutup mulut Dhara dengan tangannya.

"Kalau lo ngomong lagi, gue lempar lo ke zaman Majapahit!" ancam Nara, lalu melepaskan tangannya setelah melihat Dhara mulai kehabisan napas.

Dhara melotot. "Lo mau bunuh gue ya!" kesalnya, sambil mengatur napas yang masih memburu.

Nara hanya menyengir. "Udah! Mending kita pulang sekarang."

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor yang mulai sepi, menuju gerbang sekolah tempat mobil Dhara terparkir.

Di tengah jalan, mereka tiba-tiba dicegat oleh Razka, yang sepertinya memang sengaja menunggu kedatangan mereka.

"Ra! Gue mau ngomong sama lo!" pinta Razka, entah untuk siapa.

Nara, yang merasa Razka tidak mungkin berbicara padanya, tetap melanjutkan langkahnya. Namun, saat mendengar ucapan kedua dari mulut Razka, tubuhnya seketika berhenti, jantungnya berdebar kencang.

"Gue mau ngomong sama Nara! Bukan Dhara!" tegas Razka.

Razka melangkah mendekati Nara, yang masih berdiri kaku di tempatnya. Dia berhenti tepat di belakang Nara, sehingga indra penciuman Nara menangkap aroma khas tubuh Razka yang membuatnya merasa semakin panas dingin.

Detik dan Detaknya (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang