10. Lalu Apa?

0 0 0
                                    

Kaynard pov

"Kak kenapa tadi kita buru-buru? Itu bukannya Key yang kakak maksud?" Tanya Bianca.

"Iyaa... tapi kayak yang kamu liat sendiri, dia masih dengan pilihannya dan aku masih saja cupu." Ucapku jujur.

Aku kembali ke meja kerjaku memandang kotak hitam dengan pita merah dihadapanku masih terlihat sama seperti 2 tahun lalu.

Kubuka kembali kotak itu untuk mengambil buku kumpulan puisi pemberian Key. Aku masih belum mengerti mengapa ia dulu memberiku ini, ku bolak balikan halaman demi halaman hingga terbuka satu halaman yaitu halaman 77.

Sosoknya indah

Lakunya berani

Senyumnya manis

Ucapnya menenangkan

Hadirnya menghangatkan

Sentuhnya menggetarkan hati

Sejujurnya aku malu mengatakan ini, namun sepertinya aku telah jatuh pada pesonamu sejak awal.

-K-

Terlihat seperti puisi cinta pada umumnya, namun mengapa rasanya seperti sangat menarik dimataku, kubalikkan buku itu berharap menemukan sesuatu yang lain.

Kulihat tulisan dibelakang buku ini terdapat banyak nama, sepertinya memang buku ini ditulis oleh banyak orang. Belum sempat kubaca seluruh nama dibelakang buku ini, kubuka lagi lembar pertama pada buku ini. Ternyata terdapat nama penulis dan hasil harya mereka terdapat di halaman berapa.

Kulihat satu persatu sesuai abjad

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

Shitttt....

Keyran Natasha halaman 77

Tak berpikir panjang langsung ku buang sembarang kotak tersebut dan yang kubawa hanyalah buku itu. Aku sudah tidak memikirkan apapun selain pemilik tulisan tersebut.

Flashback on

Hari ini maba 2 tahun dibawahku pertama kali masuk kuliah, aku tak terlalu bersemangat melihat mereka yang jumlahnya banyak itu.

Aku memiliki teman sekelas bernama Keno, dia temanku sejak kami awal masuk kuliah, aku dan Keno berbeda, aku sangat suka berorganisasi sedangkan ia hanya suka belajar dikelas lalu pulang.

Hari ini Keno mengajakku kekantin untuk melihat adiknya yang merupakan maba saat itu. Aku sudah tau Keno memiliki adik perempuan, namun tak kusangka jika adiknya memasuki kampus yang sama dengan kami.

Aku akhirnya menurutinya untuk kebawah karena akupun sepertinya juga lapar. Sesampainya di kantin Keno menunjuk ke arah taman kampus dimana disana adiknya sedang berada.

"Tuhh adek gue yang itu tuh yang baju putih." Tunjuk Keno.

Namun entahlah pandanganku hanya tertuju pada perempuan manis disebelah adik Keno. Senyumnya terlihat sangat manis dan sesekali tertawa lepas membuatku tak sadar ikut tersenyum.

Aku bertekad untuk mengenalnya lebih jauh, hingga pada saat pelaksanaan acara hampir tiba, aku mengecek nama-nama dalam daftar panitia acara yang ku ketuai ini.

K²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang