Episode 07

130 95 15
                                    

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○

Pagi ini kelas Nara sedang jam olahraga. Semua murid sudah siap dengan kaos olahraga yang melekat di tubuh mereka.

"Hari ini penilaian, kan?"

Dhara dan Nara berjalan di koridor secara beriringan menuju lapangan.

"Iya. Gue males banget, suer." Dengan lesu Nara menjawab sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuk membentuk huruf V.

"Sama, gue juga. Apalagi hari ini penilaian lari, mana lapangannya lebar banget kayak jidat, Oji."

Mereka duduk di kursi yang ada di pinggir lapangan, menonton para cowok yang sedang bermain bola.

Tak lama, pak Savin selaku guru olahraga datang dengan setelan celana training dan kaos pendek hitam, dipadukan dengan topi hitam dan sepatu khusus olahraga.

Pritt

Suara peluit yang ditiup mengalihkan fokus para murid, mereka semua langsung bergegas berlari ke sumber suara.

"Ayo semua! Berbaris tiga sab!" perintah pak Savin dipatuhi oleh semuanya.

Para murid sibuk mengatur barisan masing-masing. Namun tidak lama setelah itu, mereka teralihkan oleh suara pak Savin yang menegur Razka.

Di sana, terlihat dari arah lantai dua. Razka berjalan santai, dengan satu tangan yang berada di dalam saku celana, padahal jelas-jelas dia sudah telat lebih dari lima menit.

"Razka, cepat turun! Saya hitung sampai lima, kalau kamu tidak sampai di sini juga, dua minggu ke depan kamu yang membersihkan semua kamar mandi di sekolah ini!" teriak pak Savin mengancam Razka.

Beliau sudah sangat geram dengan tingkah Razka yang semakin hari semakin menjadi-jadi.

Mendengar ancaman tersebut, cowok itu langsung berlari menuruni tangga. Dia sampai di lapangan dengan dada naik turun, napas terengah-engah.

"Karena kamu telat, kamu yang memimpin pemanasan hari ini!" titah pak Savin pada Razka yang masih sibuk mengatur napasnya.

Razka akan melayangkan protes, tapi ketika mendengar ucapan kedua dari mulut pak Savin, senyum di bibirnya mengembang.

"Sama kamu, Bagas! Karena kamu telat sepuluh detik."

Bagas yang namanya disebut, langsung memelototkan matanya tanda tak terima, padahal dia cuma telat sepuluh detik loh. Namun karena melihat muka pak Savin yang sudah memerah, akhirnya dia terpaksa menurut saja.

Bagas dan Razka sudah berada di depan teman-temannya, siap memulai pemanasan. Mereka melakukan pemanasan mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, tujuannya agar nanti ketika melakukan penilaian, tidak ada bagian tubuh yang cedera.

Di sepanjang pemanasan, entah kenapa mata Nara tidak henti-hentinya memandang ke arah depan. Sama halnya dengan Nara, sosok yang bertugas memimpin pemanasan tersebut, beberapa kali terlihat mencuri pandang pada barisan cewek.

Sedangkan Reizo yang berada di barisan paling pojok, mendengus melihat semua gerak-gerik dua makhluk berbeda gender yang saling mencuri pandang, tetapi dia hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kenapa hari ini panas banget sih, entar kulit gue gosong kayak wajan emak gue," keluh Oji, mengusap dahinya yang berkeringat.

Setelah pemanasan yang penuh drama, sekarang mereka sedang duduk di pinggir lapangan untuk menunggu giliran.

Detik dan DetaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang