A teen fiction story by winnie :
Enjoy the story...
Happy Reading!
****
"Dreyden, ini Meira. Anak teman bisnis Mama yang sering Mama ceritain ke kamu." Clarine memperkenalkan Meira kepada putra sulungnya.
Dreyden terpaku sejenak. Mungkin ini sebuah kebetulan. Dan dunia sempit itu memang benar adanya.
"Dreyden, Meiranya jangan di cuekin aja dong," celetuk Clarine, menggoda putranya itu.
Dreyden berdeham singkat. Ia kemudian mengulurkan tangannya pada Meira seraya menampilkan senyuman khasnya. "Hai, ketemu lagi."
"Hai," Meira membalas uluran tangan laki-laki itu. Meira tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagianya dia hari ini.
Clarine memperhatikan interaksi dari kedua remaja itu. "Kalian berdua udah saling kenal?" tanya Clarine yang langsung di angguki oleh Meira dan Dreyden bersamaan.
"Wah, bagus dong," ucap Clarine, terlihat senang mengetahui tentang fakta tersebut. "Aduh, bisa nih kalau nanti di jodohin," celetuk Clarine. Miranda hanya mengeluarkan tawa karirnya di sana.
"Mama," Dreyden segera memperingati sang Mama yang terkadang suka berlebihan. Dreyden takut Meira merasa tidak nyaman. Apalagi ini pertemuan ketiga mereka.
Meira sendiri hanya bisa tersenyum kaku di ruangan ber-ac itu.
"Ayo, silakan duduk." Clarine pun melanjutkan obrolannya dengan Miranda. Dreyden dan Meira juga ikut serta dalam obrolan itu, walau masih terlihat canggung.
****
Victory!
"Yess!!! Gue menang!! Sesuai janji lo harus traktir gue selama seminggu di kantin ZHS! Gue gak mau tau!" Suara itu berasal dari Jeremy yang tidak tahu malu.
Stefan mendengus. "Kali ini lo beruntung."
Jeremy memasang wajah songongnya. "Cowo gentle gak boleh ingkar janji," kata Jeremy.
"Alay, najis!" Stefan melempari kulit kacang di depannya ke arah Jeremy.
Dua remaja itu tengah menghabiskan waktu luang mereka di rumah Marlon malam ini. Sementara si pemilik rumah asik menggambar sesuatu di buku hariannya.
Catat. Buku harian.
Seorang Marlon Jayden punya buku harian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARLON : So Into You
Teen Fiction"We are just friends!" "But friends don't taste your lips. Right, Bunny?" -Marlon *** Marlon Jayden Smith. Sosok laki-laki ambisius yang begitu terobsesi pada Meira, sahabatnya. Munafik jika laki-laki itu mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada Mei...