°°°
A teen fiction story by winnie :
Dont forget to follow, vote, and comment!
Because its mean a lot to me!
Enjoy the story!
Happy Reading!
****
Meira itu .... cantik. Cantiknya Meira tidak bisa Marlon utarakan. Meira punya daya tarik tersendiri, dan berhasil membuat Marlon jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya pada gadis itu.
Rambutnya yang bergelombang, bulu matanya yang lentik, wangi parfum vanila Meira yang khas, serta lesung pipi yang tercetak jelas di wajah manis gadis itu. Marlon tidak punya banyak kalimat untuk mendeskprisikan betapa indahnya seorang Meira.
Meira, Meira, Meira. Nama yang selalu Marlon sebut setiap saat. Nama yang sudah mengalir di setiap denyut jantungnya.
Dari Meira, Marlon paham apa itu jatuh cinta.
Cinta itu membutakan. Cinta membuat Marlon egois. Cinta membuat Marlon kehilangan akal. Cinta membuat Marlon terobsesi dengan Meira selama dua belas tahun.
Menjemput Meira, mengatur jadwal Meira, mengantarkannya pulang, itu semua Marlon lakukan demi bisa bersama Meira setiap saat. Menjahili Meira, membuat Meira kesal, itu semua Marlon lakukan demi bisa menarik perhatian gadis manja itu.
Seperti pagi ini, Meira sudah terlihat rapi dengan seragam sekolahnya. Dia menuruni anak tangga sembari merapikan poni belah duanya yang cukup panjang di depan cermin genggam miliknya yang selalu dia bawa kemana-mana. Tidak lupa dengan bandana merahnya yang sudah terpasang rapi di rambut bergelombangnya itu.
"Perfect," ucap Meira sembari memasukkan cermin genggam miliknya.
"Udah?"
Suara itu sedikit mengejutkan Meira yang sedari tadi sibuk dengan dunianya. Dia sudah mendapati Marlon berdiri di depannya sembari memandangi penampilannya dari atas hingga bawah.
"Lo mau pergi ke sekolah atau mau fashion show?" tanya Marlon, terdengar sinis.
Meira mengibaskan rambutnya dengan penuh percaya diri. "Kenapa? Gue terlalu cantik?"
"Bedak lo ketebalan."
"Hah?! Serius?"
Mendengar kalimat itu, Meira buru-buru meraih cerminnya untuk menelaah kembali dengan teliti hasil make up-nya. Bagi Meira sendiri, tidak ada yang aneh, atau bahkan berlebihan. Gadis itu sontak menatap Marlon dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARLON : So Into You
Ficção Adolescente"We are just friends!" "But friends don't taste your lips. Right, Bunny?" -Marlon *** Marlon Jayden Smith. Sosok laki-laki ambisius yang begitu terobsesi pada Meira, sahabatnya. Munafik jika laki-laki itu mengatakan bahwa dia tidak tertarik pada Mei...