Bab 1

2 2 0
                                    

Di pagi yang cerah di sebuah desa yang asri dan sejuk, Nisa berangkat ke sekolah dengan perasaan senang dan gembira. Menggendong tas ransel mungilnya, Nisa berjalan dengan semangat. Saat itu, Nisa berjalan kaki menuju sekolah. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan seorang anak lelaki yang belum pernah dikenalnya sebelumnya, mengenakan seragam sekolah yang sama.

Nisa menghampiri anak tersebut dengan senyuman ramah. "Kamu anak pindahan, ya?" tanya Nisa dengan rasa penasaran.

Anak lelaki itu hanya mengangguk dan fokus berjalan ke arah depan, tanpa memperdulikan Nisa di sisinya.

Nisa tidak terusik dengan sikap dingin anak lelaki itu dan tersenyum. "Siapa namamu?" tanya Nisa.

"Dika," jawab anak itu singkat.

"Yaudah, Dika, aku duluan ya. Semoga kita ketemu lagi di sekolah," ucap Nisa sembari berlari meninggalkan Dika.

Sesampainya di sekolah, Nisa langsung menuju ke kelas dan menyapa semua teman-temannya. Ia membawa keceriaan di seluruh sekolah. Guru dan teman-teman yang dekat dengannya merasakan keceriaan yang dipancarkan oleh Nisa.

Lonceng sekolah berbunyi, dan seluruh murid duduk di kursi masing-masing. Setelah beberapa menit, wali kelas Nisa datang untuk memperkenalkan murid baru, Dika, yang mereka temui saat perjalanan ke sekolah.

"Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Dika, silakan perkenalkan dirimu kepada teman-teman kamu," ucap wali kelas dengan ramah.

"Perkenalkan, nama saya Dika. Saya pindahan dari SD di kota," ucap Dika dengan nada gugup.

"Yasudah, Dika, kamu silakan duduk di bangku yang kosong. Anak-anak, tolong bantu Dika beradaptasi dengan baik," pesan wali kelas.

Dika duduk di sebelah Nisa. Meskipun Dika cuek, Nisa tidak terganggu. Dia malah senang karena ada teman baru di sebelahnya.

Lonceng istirahat berbunyi. Dika membuka tasnya dan mengambil kotak makan.

"Kotak makanmu bagus, Dika," kagum Nisa.

"Kamu belum pernah lihat kotak makan seperti ini?" tanya Dika heran.

"Aku punya, tapi selalu hilang. Mamaku menggantinya dengan daun pisang," kata Nisa sambil menunjukkan bekalnya.

Dika tertawa melihatnya. Nisa pun merespon dengan senyuman malu.

"Eh, di mana rumahmu, Dika?" tanya Nisa.

"Di sebelah posyandu, di depan pagar warna merah," jawab Dika.

"Kamu tetanggaku! Pulang sekolah bareng yuk," ajak Nisa.

Setelah pulang sekolah, Dika dan Nisa berjalan bersama. Sifat dingin Dika mulai mencair dengan bantuan Nisa. Mereka bercerita tentang hobi dan kehidupan mereka. Dika menceritakan kehidupan di kota, dan Nisa membantunya beradaptasi dengan lingkungan baru.

Dika dan Nisa akhirnya menjadi sangat akrab. Mereka selalu bersama saat berangkat maupun pulang sekolah, bahkan saat bermain. Suatu ketika, saat sedang asyik bermain di sebuah taman, tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. Dika dan Nisa berteduh di sebuah pondok kecil.

"Yah, hujan. Padahal aku lagi ngumpet di balik pohon tadi," ucap Nisa, yang merasa kesal.

Dika tidak menjawab pertanyaan Nisa, hanya diam saja.

"Kamu kenapa, Dika?" tanya Nisa heran.

"Aku cuma ga suka hujan aja. Kotor dan banyak lumpur, jadi aku berusaha menghindar dari hujan aja," jawab Dika, semakin masuk ke dalam pondok menghindari air hujan dari luar.

"Kenapa? Hujan itu seru, tau?" tanya Nisa yang masih heran kepada Dika.

"Aku cuma ga mau kotor aja," jawab Dika.

Nisa akhirnya berlari ke arah hujan, tertawa dengan gembira, membiarkan hujan membasahi rambutnya. Dika yang melihat itu pun heran kepada Nisa, mengapa dia begitu berani dengan hujan. Dengan gembiranya, Nisa mengajak Dika untuk bergabung bermain hujan. Dika yang melihat Nisa sangat menikmati hujan pun penasaran. Walaupun awalnya ragu, Dika berlari menuju Nisa dan bermain hujan bersama.

Mereka berlari dan tertawa bersama-sama, menikmati hujan yang membasahi tubuh mereka. Sejak hari itu, pertemanan mereka semakin erat. Mereka selalu bersama dan saling melengkapi satu sama lain. Sifat Dika yang cuek dan sifat Nisa yang periang menjadi pelengkap satu sama lain dalam pertemanan Dika dan Nisa. Dan awal kisah mereka dimulai di sebuah desa yang kecil, tetapi memiliki banyak kenangan yang akan mereka lakukan bersama.

Only Today Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang