Chapter 2

8 7 6
                                    

09.45 WIB


"SAATNYA ISTIRAHAT!"


Mendengar itu, para siswa pun kini satu-persatu mulai meninggalkan bangku masing-masing, termasuk Arza. terlihat raut wajahnya begitu bahagia setelah mendengar bel tersebut, seakan-akan dirinya telah terbebas dari kurungan.

"Loh Za kok beres-beres? gak ngelanjutin nulis dulu emangnya?" tutur seorang laki-laki yang duduk sebangku dengannya. Sebut saja Rendi.

"Peduli apa gua bjir, mending makan dulu lah, nulis nanti kan juga bisa Ren," sanggah Arza mengabaikan saran dari temannya.

"Hadeh, kebiasaan lu.." sindir Rendi.

"Ya gimana udah laper co soalnya." timpal Arza, sambil satu tangannya menepuk-nepuk perlahan perutnya.

"Yaudah yoklah,"

Setelah kedua laki-laki tersebut pergi, kini dikelas hanya menyisakan Dean dan Nafisa. terlihat disini Nafisa tengah menggerai rambut panjangnya yang bewarna hitam kecoklatan itu, lalu dia ikat kembali hingga membentuk ekor kuda atau biasa orang menyebutnya Ponytail.

Sementara dengan Dean, ia terlihat begitu sibuk pada tugasnya. matanya melirik bolak-balik tulisan dari buku yang ia pinjam dari teman sebangkunya.

Bisa disimpulkan selain pribadinya yang introvert, Dean juga merupakan siswa yang rajin. Berbeda dengan Arza, yang seperti didalam dirinya memiliki sedikit jiwa-jiwa seorang berandalan.

"Nafisa?" panggil Dean, secara tiba-tiba.

"I...Iyaa kenapa?" sahut Nafisa sedikit gugup, sembari kedua tangannya memegang tempat bekal yang akan dia buka.

Dengan segera Dean menunjukkan tulisan apa yang dimaksudnya."Ngomong-ngomong ini bacanya gimana."

Nafisa pun mencoba mengecek ulang tulisan miliknya. benar saja setelah tahu tulisannya dirasa kurang tepat, dengan segera dia menghapusnya, lalu mengganti ulang tulisannya.

"Nah ini baru bener," gumamnya setelah selesai membenahi tulisan yang kurang tepat itu.

"Terimakasih, maaf merepotkan," ucap Dean dengan wajah yang dihiasi senyuman, walaupun hanya sebatas senyum tipis.

"Ehh, engga papa kok, lagian aku juga bisa tau kalau tulisanku ada yang kurang tepat," Wajah Nafisa tampaknya terlihat sedikit memerah.

Mungkin dia tersipu, karna baru kali ini dirinya melihat Dean tersenyum. jadi wajar saja jika reaksinya begitu.

Lalu tiba-tiba Dean merasa ada yang bergetar dari dalam tasnya. Saat ia cek, ternyata sebuah notifikasi pesan masuk dari kontak bernama Rafael.

(Isi Pesan)

Rafael: Lo lagi dimana sekarang?

Dean: Di kelas

Rafael: Kalau gitu lo bisa gak ke ruangan OSIS sebentar?

Dean: Maaf bang, saya masih harus mengerjakan tugas.

Rafael: Baiklah kalau gitu kau tetaplah didalam kelas

Dean: Oke

Setelah membalas pesan tersebut, Dean pun meletakkan smartphonenya di loker. Kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.

PALAGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang