1.

485 15 0
                                    


↫↫ Happy reading ↬↬



Sudah larut malam dan Mark masih terjaga karena tak bisa tidur. Dia pun berniat untuk bermain game yang ada di komputernya itu. Ditemani segelas kopi tentunya, sebagai pelengkap atas kesunyian malam.


Haechan mulai bangun dan melihat tengah bermain gadget itu. Dilihatnya sepasang mata yang masih terjaga. Deru suara keyboard yang menghasilkan bunyi bising. Suatu hal yang tentu saja berhasil mengusik dirinya yang tengah tertidur tenang.

Dia berniat untuk menghampiri sang kekasih untuk mengajaknya tidur. Dibawanya tungkai tuk berjalan menuju Mark.

"Kak, kamu enggak tidur?"

Mark menoleh dan mendapatkan wajah bantal Haechan, menggemaskan.

"Bentar lagi selesai ini." Jawab Mark sambil menepuk paha nya yang kosong, mengisyarakatkan sang kekasih untuk duduk di pangkuannya.

Mulai melangkahkan kakinya, dibawanya ke pangkuan Mark dan mulai duduk dengan nyaman.

Haechan kini tengah berada di atas pangkuan Mark. Menyandarkan kepalanya pada dada bidang, dan tangan yang ia kalungkan pada leher Mark.

"Tidur gih, kamu enggak ngantuk udah jam segini?" Tanya Haechan untuk kesekian kali dengan kepala yang ia sandarkan pada bahu Mark, dan tangannya yang mengusap dada Mark sambil membuat gestur abstrak.

Pasalnya sekarang sudah jam satu dini hari. Dan kedua anak Adam itu masih saja terjaga lantaran salah satu diantaranya masih ada yang belum mengantuk.

Mulai mematikan komputer milik Mark,
"Iya ini udah selesai. Ayo tidur, kamu aku gendong ya." tawarnya sambil tersenyum.

Haechan pun menganggukkan kepalanya dengan matanya yang sayu. Karena anggukan yang Mark dapatkan, pertanda persetujuan atas tawarannya tadi.

Langsung saja ia bawa Haechan kedekapannya dan mulai melangkahkan kakinya ke kasur untuk mengistirahatkan tubuh keduanya-dengan Mark yang ia gendong layaknya bayi koala.

"Tidur, kak. Ini udah malem."

Perintah Haechan dengan matanya yang sayu, pada Mark yang baru saja menurunkan Haechan dan baru saja membuka kembali handphone nya.

Mark menoleh, kekasihnya ini sepertinya sudah sangat mengantuk. Padahal niat hati dia masih ingin melanjutkan bermain handphone nya sambil duduk.

Ia mulai menarik selimut-dan memiringkan tubuhnya ke hadapan Haechan sepenuhnya, "Aku tidur di pelukan kamu, boleh?" tanya Mark meminta izin.

"Boleh, sini." Jawab Haechan tidak lupa dengan senyum hangatnya, diiringi uluran tangan yang siap untuk diterima Mark kapan saja.

Mark pun mulai bergegas berhamburan ke pelukan Haechan, Diusapnya rambut Mark secara perlahan.

Mark menikmati usapan Haechan, sambil membenamkan wajahnya di dada Haechan. Aroma bayi yang ia dapatkan berhasil mengundang kantuknya.

"Kepala aku pusing," keluhnya pada Haechan dengan mendongakkan kepalanya sambil memijat pangkal hidung milik Mark.

Haechan beralih untuk mengusap pipi Mark, "Kamu itu kebanyakan main game tau kak, makanya pusing. Aku kan udah bilang, buat jangan main terlalu lama, sekarang tidur ya?" Ucapnya dengan jari yang senantiasa mengusap pelan pipi Mark.

Dikecupnya dahi Mark secara perlahan, sang empu yang dikecup tentu saja memejamkan matanya menikmati afeksi yang diberikan. Kemudian mengangguk sebagai respon atas nasehat yang di lontarkan kekasih kecilnya itu, tentu saja yang dianggap lebih ke omelan menggemaskan.

"Love you, babe." Ucap Mark tiba-tiba sambil memeluknya erat, tak lupa mencuri satu kecupan pada lehernya dan membenamkan wajahnya di dada milik Haechan.

Yang menerima kecupan hanya bisa tersenyum dan salah tingkah atas perilaku tiba-tiba yang di beri oleh Mark. Ia mempererat pelukan pada Mark.

"I love you more, good night, kak." Balas Haechan dengan senantiasa mengusap halus punggung Mark.

End.













Jangan lupa vote komennya, biar aku semangat update! See you in the next chapter.

Oneshoot [Markhyuck]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang