7. 🔞

260 12 0
                                    

Little bit 🔞

































↫↫ Happy reading ↬↬



Suara keyboard mengalun ditengah ruangan yang sunyi. Tentu saja Mark lah pelakunya, manusia mana yang tetap berada didepan kompudi jam satu dini hari? Entah kapan musnahnya semua berkas yang ia kerjakan dari munggu lalu, tak ada habisnya.

Berbeda jauh dengan Haechan yang baru saja terbangun akibat merasa tak ada orang di sisinya, mengerjapkan mata yang terasa berat dan memaksa mendudukkan diri.

Berdecik sebal, "Kak Mark pasti masih ngerjain kerjaan kantor."

Mulai melangkahkan tungkainya pada ruang tamu. Dan, betul saja, ada Mark yang tengah berkutik di depan layar komputer.

"Loh sayang? Kok bangun?" tanya Mark dengan menoleh saat mendengar langkah kaki yang mendekat.

"Kamu enggak tidur kak? Udah mau jam dua loh ini." ucap Haechan dengan ketus.

Dia kepalang kesal, biasanya di saat seperti ini Mark lebih mementingkan berkasnya daripada kesehatannya.

"Bentar lagi ini, tinggal dikit lagi kok." jawab Mark sambil tersenyum.

"Dari tiga jam lagi juga kamu bilangnya bentar lagi, kak. Tapi mana buktinya?"

Gawat. Sepertinya ada yang marah perihal tabiat buruk Mark ini.

"Iya ini tinggal aku revisi habis itu aku tidur kok, janji." tukas Mark sambil mengelus pergelangan tangan Haechan.

"Terserah." Menepis tangan Mark dan mulai meninggalkan dominan itu sendiri.

Dan betul saja, Haechannya marah, di saat seperti ini lah dia baru membereskan meja dan menyudahi pekerjaan. Kesayangannya sudah marah.

Dengan sigap Mark berjalan ke kamar mereka yang disuguhi pemandangan gelap, dan Haechannya yang tidur memunggunginya.

Ia menarik selimut dan memposisikan dirinya dibelakang Haechan sambil memeluknya dari belakang.

"Maaf." adalah satu kata yang terlontar dari mulut Mark.

"Ngapain minta maaf kalau kamu enggak tau salahmu apa?" sarkas Haechan sembari menepis tangan Mark.

Tamat sudah riwayat Mark.

Mark tak tinggal diam pasti, ia balik memeluk Haechan lagi.

"Iya aku tau aku salah, aku lembur enggak tau waktu, aku tau kamu khawatir juga-"

"Terus kenapa enggak langsung tidur?"
potong Haechan saat mendengar penjelasan Mark itu.

"Maaf, aku minta maaf." Tutur Mark dengan lemah sambil mengusap perut rata Haechan.

Tak ada jawaban yang Mark dengar, bahkan tak ada sepeser kata pun yang ia dengar keluar dari mulut Haechan. Suasana hening mulai tercipta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot [Markhyuck]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang