CHAPTER III

36 10 1
                                    

• ♢ •

"Sakit anjir! Jahat banget lo!" ujar Venti dramatis dengan berpura-pura menangid.

"Sudahi bacotan kalian, mending ikut gue ngelerai." Kazuha yang awalnya sedang duduk tenang, langsung berdiri dan berlari ke tkp.

"EH TUNGGUIN!!"

Yang lain pun dengan secepat kilat menyusul Kazuha menuju tkp.

.

.

.

.

Ketika mereka mendekat, nampak dua orang laki laki yang tengah baku hantam dengan para murid di sekeliling nya menonton dengan khidmat.

"Hey! Ada apaan ini?!" ujar Kazuha melerai keduanya.

Xiao dengan sigap menahan salah satu dari dua lanang itu, sementara yang satunya lagi ditahan Heizou.

"LEPASIN GUE!" pekik salah satu dari laki laki yang ditahan itu.

"Bang, tenang bang! Eh anjing tenaganya kek badak!" celetuk Heizou.

Et dah, baru satu hari Scara masuk. Udah ada drama bae.

Nah, karna yang drama ini para lanang-lanang.
Penyebabnya kalo ga masalah pribadi, ya cewek.

Cewek~ kiw kiw

Anjing.

Suara apaan tuh main ngelewatin palanya?

"Kakak kakak yang terhormat, mohon tenang dulu. Ini kenapa bisa berantem?" ujar Kazuha sembari berkacak pinggang, berusaha menjalankan tugasnya sebagai anggota OSIS yang baik.

"TUH BOCAH MULAI DULUAN BANGSAT!" pekik yang tadi dibilang Heizou tenaga badak.

"Lho? Kan yang mukul gue duluan elu, kan?" timpal satu nya lagi. Yang justru makin memancing emosi.

"BACOT! LU—"

"STOP! Kakak kakak, saya sebagai anggota OSIS yang berusaha menjalankan tugas dengan baik. Saya minta buat jangan berantem, menganggu kenyamanan murid lain ini!" sela Kazuha.

Masalahnya kalo ini kagak berenti entar dia yang kena sembur.

Mbuh lah. Kata Kazuha.

Tapi sayang. Kakel kakel nya kelewat bandel, bukan nya berenti malah tatep tatapan tajem.

"Kuat ga bro?" iseng Venti melihat Heizou yang kesusahan menahan kakel NPC itu.

"Bantuin anjing, jan ngeliatin doang!" Heizou emosi, padahal sudah jelas ia kesusahan menahan kakel nya itu. Venti malah dengan polos kelewat tololnya itu malah mancing emosi dengan melontarkan pertanyaan.

Venti nyengir setan. "Udah bantu gue."

"Bantu apaan lo?!"

"Bantu doa."Venti.

Plak!

"Kalo pengen tolol jangan semuanya diambil ye." ujar Aether tanpa rasa bersalah mengeplak kepala Venti.

"Ish! Sakit anying, udah mana kena Xiaonjing tadi, elu lagi nambah nambahin!"
Venti meringis.

"Jangan bawa bawa nama gue." Xiao.

"Ada apa ini?"

DEG!

Mampus sudah.

Ketos sudah datang.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki seketika mendominasi lorong yang sekejap menjadi hening layaknya suasana ketika mengheningkan cipta saat upacara.

"K-Ketua OSIS? A-Anu.. Itu.." Kazuha seketika menjadi tergagap. Keringat dingin mengucur dari keningnya.

Yang bukan berantem aja udah begitu, apa kabar sama yang berantem???

Entahlah, yang pasti mereka udah merinding disko ini.

"Saya tahu, sekretaris Kazuha. Mohon mundur sebentar." Nada bicaranya begitu tegas, tatapannya tajam bagai silet.

Tapi panah asmara tak akan pernah meleset eaaaa.

Gggg canda.

"Kakak kakak yang saya hormati, saya sebagai ketua OSIS meminta kakak kakak untuk berhenti bertengkar. Daripada bertengkar, bukankah lebih baik menghabiskan waktu dengan belajar? Kelas tiga akan segera menghadapi ulangan harian. Jadi, tolong berhenti." ujar (Name) panjang lebar.

Memang, di waktu waktu ini. Kelas tiga akan dihajar dengan ulangan harian dengan dalih sebagai persiapan ujian.

Soalnya pun tak main main. Karena sudah jelas ya, sekolah elit ya orangnya juga mesti elit dong.

Kedua laki-laki itu melepaskan diri dan menunduk, merasa takut. Takut kalau reputasi mereka hancur.

Kalau reputasi mereka hancur di depan anggota organisasi resmi sekolah, orangtua mereka akan dipanggil dan masalah akan menjadi rumit.

"Paham, kakak kakak?"
Tanya (Name) sekali lagi dengan nada tegas.

"P-Paham, ketua OSIS."
Ujar keduanya agak agak merinding.

(Name) menghela nafas. "Setelah ini, pergilah ke ruangan bimbingan konseling dan ceritakan dengan jujur apa yang kalian perbuat."

(Name) menoleh ke arah Kazuha yang masih keringat dingin.
"Sekretaris Kazuha, tolong awasi mereka ke ruang guru."

Kazuha terkesiap. "Baik, Ketua OSIS."

"Saya permisi, masih banyak yang harus saya lakukan." setelah mengatakan hal itu, (Name) melangkah menjauh. Kembali ke ruangan OSIS.

Setelah memastikan bahwa si ketos telah pergi, mereka semua langsung menghela nafas lega.

"Gileee, mo sampe kapanpun gue tetep merinding sama dia bjir." Celetuk Heizou.

"Padahal kakel ketos itu ga ngapa ngapain kan?" timpal Xiao.

"Eh? Dia kakel?" tanya Scara sedikit terkejut.

"Lo baru tau? Dia anak kelas 2 ege."Heizou.

"Ya kan gue baru masuk."

"Oh iya hehehehehe."

Jika luarnya Scara nampak kalem, tapi tidak dengan batin nya yang heboh kayak lagi pemilu.

'Oh my God, is it really her? She looks so cool when serious!' Batin Scara heboh.

Sebenarnya, ia juga banyak memiliki teman teman perempuan yang dominan, tapi yang satu ini benar benar memukau dirinya.

Ini membuat dia semakin tertarik saja.

"Interesting~"

.

.

.

.

To Be Continued.

Thank u for Reading! Jangan lupa vote dan comment ya!

We'll meet again in the next chapter!

- Verena -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang