Setelah sarapan pagi tadi Saira saat ini terlihat baru saja mulai menggoreskan cat air pada kanvas yang di belikan orang tuanya kemarin. Sesekali terlihat berpikir, gambar apa yang hendak di buatnya?
"Merah di tambah kuning jadi orange, kuning di tambah biru jadi hijau, biru di tambah merah jadi ungu.. apalagi ya??" Gumamnya, anak usia lima tahun itu bahkan sudah hapal dengan jelas campuran warna primer untuk menghasilkan warna sekunder. "Mamaaaaaa" teriakannya kali ini berhasil membuat Sherina dan Sadam yang tengah sibuk mencari sekolah yang cocok untuk Saira melalui internet itu terperanjat, kemudian saling tatap sebelum beranjak masuk ke dalam kamar Saira.
"Ya ampun.. kenapa teriak-teriak?" Tanya Sherina saat sudah berada di dalam kamar putrinya, mengambil posisi duduk di sebelah putrinya itu.
"Warna cokelat, gimana bikinnya? Campuran warna apa?" Tanya Saira namun mata dan tangannya tetap fokus pada kanvas di hadapannya.
"Bikinnya??" Sherina kemudian menatap cat air di hadapannya, "ini kan ada warna cokelat sayang.. kenapa nanya gimana bikinnya?"
"Ah mama.." Saira menghentikan gerakan tangannya. Meletakan palet cat di tangan kanannya. Iya, kemungkinannya Saira adalah anak ambidextrous yang adalah seseorang yang mahir untuk menggunakan kedua tangan dengan sama-sama baik. "Gak seru kalau tinggal tuang warna yang ada.. aku mau nya campur-campur gini loh.." Saira menunjukan palet yang sudah terlihat tak karuan itu.
Sadam yang sedari tadi berdiri memperhatikan keduanya akhirnya memutuskan untuk mendekat "Merah, kuning sama biru kalau di satukan jadi cokelat sayang.." ujar Sadam.
"Emang iya ma?" Saira melirik Sadam kemudian menatap Sherina, meragukan apa yang di ucapkan Sadam.
Sherina terkekeh "Di coba dulu aja.. setahu mama sih iya.." mengusap kepala Saira yang kemudian dengan segera mencampur ketiga warna yang di sebutkan papanya.
"WAAAAHHH PAPA PINTER YA??!!" pekiknya. Ini membuat Sherina tak tahan untuk tidak tertawa karena melihat ekspresi terkejut Sadam di sebelahnya. "Waaaaahhh.. keren!!!" Gumam Saira saat sudah mengoleskan warna cokelat itu pada kanvasnya.
"Sudah bisa mama papa tinggal lagi?" Tanya Sherina.
Saira mengangguk berkali-kali "makasih ya mama-papa.. udah bantuin Saira.." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saira's Journey
FanfictionSairastra Gamila Ardiwilaga, terlahir menjadi anak tunggal yang periang juga pemberani. Celotehannya selalu membuat ramai suasana dimanapun ia berada, sosok nya yang periang membuat siapapun merasakan kebahagiaan. Ini cerita tentang Saira dan dunian...