Setelah Aryo dan Acha pamit pulang dari apartemen, Sadam kemudian tampak sibuk menata pakaian mereka ke dalam dua lemari yang berbeda. Apartemen yang sebelumnya adalah tempat tinggal Sherina ini jadi lebih luas setelah di renovasi sejak kelahiran Saira, sebelum mereka memutuskan pindah ke Kalimantan.
Sherina sedari tadi sama sekali tak di ijinkan beranjak sedikit pun oleh Saira meski ia sudah tertidur lelap, anak itu masih merasa takut tak bisa bernafas lagi jika di tinggalkan sendirian.
"Saira, mama kan di kamar juga.. bantuin papa itu kasihan loh papanya beres-beres sendirian.."
"Gak apa-apa sayang, udah temenin dulu aja sekalian kamu istirahat juga.." ujar Sadam yang menghentikan sejenak kegiatannya. "Udah hampir selesai kok, nih tinggal simpan ini.. rapihin koper.. selesai.." ujar Sadam. Sherina akhirnya pasrah kembali memeluk Saira.
Beberapa waktu berselang, Sadam kembali masuk ke dalam kamar setelah menyimpan koper di ruangan lain. "Aku tinggal ke bawah sebentar ya, ngambil makanan.. udah sampai drivernya.." Sherina hanya mengangguk menanggapi.
Setelah dirasanya Saira sudah sangat lelap, Sherina menggantikan posisinya dengan guling untuk kemudian beranjak keluar kamar, disaat yang sama Sadam baru saja kembali ke apartemen mereka dengan kantong plastik berisi makanan.
"Udah nyenyak dia?" Tanya Sadam.
"Udah.. makanya bisa di tinggal.. ini loh Yang, Acha tadi kasih print out rincian biaya sekolah yang kemarin mereka datengin.." Sherina mengeluarkan beberapa lembar kertas yang di lipat dari dalam tas nya kemudian duduk di meja makan. "Ckckckck sekolah jaman sekarang.." Sherina berdecak, menggelengkan kepalanya melihat rincian biaya di tiga lembar kertas di tangannya.
Sadam berdiri di belakangnya "ini sih emang beneran harus cek langsung ke tempatnya buat lihat fasilitas sekolahnya.. sekalian lihat Saira nyamannya sama sekolah yang mana.."
"Kapan nih kita visit?"
"Ya sebelum aku pulang ke Kalimantan lagi Neng.. lihat kondisi anaknya juga besok gimana?!" Sadam kembali pada fokusnya, membuka bungkusan makanan yang di pesannya "makan dulu sayang.." ucapnya kemudian menyodorkan makanan ke hadapan Sherina.
"Makasih Yang!" Sherina meraih sendok di hadapannya, kemudian segera menyantap makanannya.
"Kamu masih suka kram gak sih perutnya? Di pesawat tadi Aku beberapa kali lihat kamu meringis.." tanya Sadam tiba-tiba.
"Ada sesekali, tapi sebentar-sebentar aja kok." Jawab Sherina.
"Mau periksa dulu aja gak besok abis ambil mobil di rumah ayah-ibu? Biar tenang.. baru lusa kita visit sekolah.."
Sherina sejenak berpikir, perutnya memang beberapa kali mengalami kram hari ini hanya saja tak terlalu di rasanya karena fokusnya penuh pada kondisi Saira, "Baiknya sih gitu Yang.. biar nyaman juga.."
***
Sherina membuka mata saat terganggu oleh suara dari tv dan mendapati Saira sudah duduk asik menonton film disney, 'Tangled'. Sherina kemudian reflek meraba bagian kasur di belakangnya, Sadam sudah tidak ada disana. Dengan begitu Sherina tahu siapa yang memberikan screentime pada Saira sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saira's Journey
FanfictionSairastra Gamila Ardiwilaga, terlahir menjadi anak tunggal yang periang juga pemberani. Celotehannya selalu membuat ramai suasana dimanapun ia berada, sosok nya yang periang membuat siapapun merasakan kebahagiaan. Ini cerita tentang Saira dan dunian...