"Park Jisung, dia orang seperti apa?" Tanya Jaemin kebingungan.
"Jisung, adalah peringkat kedua dari 3 peringkat utama. Jisung adalah anak penyendiri tetapi dia cukup kasar kepada teman sekelompok ataupun orang yang mencoba mendekatinya. Hati-hati padanya karena dari 3 peringkat utama yang paling sering membunuh teman sekelompoknya adalah Jisung." Peringat sang supir.
Jaemin menelan liurnya, keringat dingin mengalir begitu saja. Jaemin dapat membayangkan bagaimana penampilan Jisung yang sepertinya menyeramkan. Pasti pemuda itu dipenuhi otot dan terdapat banyak bekas luka di seluruh tubuhnya, sungguh Jaemin tidak ingin berurusan dengan monster seperti itu.
Lagipula kenapa dia langsung dipasangkan dengan Jisung? Jaemin jadi takut jika hari pertama sekolahnya berubah menjadi acara pemakamannya. Sepertinya Jaemin tidak boleh menyinggung Jisung.
"Siapa saja yang berada di 3 peringkat utama?" Tanya Jaemin lagi.
"Yang pertama ada Jung Sungchan dengan Anton Lee sebagai pasangannya, Kedua Park Jisung dengan kau sebagai pasangannya, terakhir Lee Heeseung dengan Kim Sunoo yang menjadi pasangannya."
"Bisakah aku berganti pasangan? Atau tidak usah memiliki pasangan sama sekali,"
"Tidak bisa, jika kau ingin berganti pasangan maka pasanganmu itu harus mati terlebih dahulu. Lalu jika kau tidak memiliki pasangan maka peringkat mu akan kembali ke F-7 yang artinya kau akan diincar seluruh orang di sekolah karena untuk saat ini kaulah yang terlemah!"
Sekarang Jaemin benar-benar ingin menangis, jika menerima Jisung sebagai pasangan maka Jaemin hanya akan direpotkan oleh satu orang. Tapi jika dia menolak maka dia akan menjadi makanan ternak yang diperebutkan oleh para binatang buas.
"Jadi kau akan memilih yang mana?"
"Baiklah, aku mau menjadi pasangan dari Park Jisung."
"Itu pilihan yang cukup baik dan bijaksana,"
Akhirnya kedua orang itu sampai pada sebuah gedung besar. Jaemin menatap sekitar terdapat anak-anak berpakaian putih yang terdapat darah di beberapa sudut baju mereka, wajah mereka sedikit babak belur, ada juga yang terluka. Anak-anak itu menatap Jaemin dengan tajam seakan-akan menandai Jaemin sebagai mangsa baru mereka untuk segera dihabisi.
"Kenapa mereka seperti itu?" Tanya Jaemin.
"Mereka baru menyelesaikan pertandingan untuk menaikkan peringkat, mereka menatap mu dengan tajam adalah tanda bahwa kau harus menjaga dirimu karena bisa saja mereka membunuhmu,"
Jaemin hanya tersenyum lemas, belum apa-apa Jaemin sudah lelah. Sepertinya tidak akan ada namanya bermalas-malasan mulai sekarang, Jaemin harus merelakan acara bermalas-malasan demi melindungi nyawanya.
"Ayo, aku antarkan ke kamarmu! Setelahnya aku akan mengumumkan posisi dan peringkatmu kepada orang-orang!"
Jaemin mengikuti orang yang menjemputnya, dia berjalan menuju lantai 3 blok A dengan kamar nomor satu. Jaemin melihat keseluruhan asrama ini, di sini terdapat 4 gedung utama. Setiap gedung disebutkan dengan blok. Blok utama adalah blok A, di blok A terdapat 5 lantai dengan setiap sudut dipasang cctv.
"Apakah pembunuhan itu boleh dilakukan di lingkungan asrama?" Tanya Jaemin.
"Tidak, pembunuhan bisa dilakukan saat pertandingan dimulai jadi jika ada yang merundung ataupun mencoba membunuhmu saat pertandingan tidak berlangsung maka dia akan ditembak mati,"
Jaemin bersyukur, jika ada yang macam-macam maka Jaemin hanya perlu berlari menuju cctv dan orang yang bertugas menjaga asrama akan segera melakukan tugasnya untuk menembak mati orang tersebut, ini sedikit memberikan Jaemin kenyamanan.
"Pertandingan akan kembali diselenggarakan setiap 1 minggu sekali, jadi aku harap kau bisa mempersiapkan diri. Sampai jumpa!"
Jaemin kini mengetuk pintu, dia merasakan jantungnya berdebar. Jaemin takut begitu masuk dia langsung dihadiahi dengan pukulan keras yang mengenai wajah tampannya.
Tok!
Tok!
Tok!Jaemin hanya mengetuk pintu tiga kali, dia menunggu beberapa saat dan pintu terbuka menampilkan seorang pria manis dengan binar mata indah, ekspresi kebingungannya terlihat imut dengan pipi yang mengembung.
"Iya, ada apa?"
Jaemin terpesona dengan penampilan pemuda di depannya ini. Wajahnya begitu indah dan menggemaskan, Jaemin jadi sedikit merasa senang karena sekolah di sini. Tetapi mengapa yang membuka pintu ini malah sosok imut seperti ini? Apakah dia kekasihnya Park Jisung? Wajar saja, Jisung-Jisung itu tidak mau mendapatkan pasangan lain, pasti Jisung ingin menjadikan pemuda ini sebagai pasangannya.
"Hai, perkenalkan aku adalah roommate, pacarmu!"
Pemuda manis itu memiringkan kepalanya, menatap Jaemin bingung. Bibirnya maju beberapa centi, dengan mata indah yang ikut mendelik dengan binar lugunya.
"Pacal? Jwi tidak pelnah mengatakan pada Jie jika dia memiliki pacal!(。•́︿•̀。)"
Jaemin bingung, kenapa pemuda itu berbicara dengan aksen anak-anak yang cadel, belum lagi wajahnya yang imut menambah kesan yang sangat membuat Jaemin gemas.
"Benarkah? Apakah kau bukan pacarnya Park Jisung?" Tanya Jaemin hati-hati, apalagi saat melihat wajah pemuda ini yang hampir ingin menangis. Jaemin takut setelah ini dia akan dipukuli habis-habisan oleh Jisung karena membuat pacarnya menangis.
"Ndak! Lalu Palk Jicung itu adalah Jie saat jadi mode olang dewaca tau!!! Namanya Jwi, tapi cekalang Jwi cedang lelah jadi Jie datang menggantikan Jwi! Hehehe, cenang cekali akhilnya Jie punya teman belmain lagi! Nama kamu ciapa?" Tanya Jisung dengan semangat, dia tersenyum manis hingga matanya tidak terlihat. Jisung memeluk Jaemin dengan erat, menyampaikan rasa bahagianya.
Jaemin terkejut, dia baru mengetahui fakta bahwa salah seorang yang terkuat di sekolah ini ternyata memiliki little space. Sialnya sosok orang tersebut begitu menggemaskan.
"Hehehe, salam kenal Jie! Aku Na Jaemin, kamu bisa panggil aku Jaemin! Dan aku akan menemanimu selalu!"
°°°°
Aneh gak di gabung dengan sedikit tema seperti ini? Aku jadi khawatir ceritanya jadi jelek!
KAMU SEDANG MEMBACA
School of Death
Action"Jika tidak ingin dimangsa, maka kau harus menjadi pemangsa"