10 Maret 2024
Jebakan
"Shella Lo di suruh Bu In ke ruang guru," ujar salah seorang teman sekelasnya. Shella tanpa rasa curiga pun segera mengangguk dan bergegas kesana. Meninggalkan tas dan peralatan tulisnya yang belum selesai ia rapikan.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.02 . Bel pulang sudah berbunyi sejak dua menit yang lalu. Orang-orang bahkan sudah mulai meninggalkan area sekolah bagi mereka yang tidak ekstrakurikuler. Sedangkan yang ikut ekstrakurikuler mereka segera ke ruangan dan melaksanakan kegiatan dan latihan.
Semenjak Sekolah disini. Shella dipaksa kemanapun sendirian. Mengurus ini itu sendirian. Biasanya di sekolahnya dulu, selalu ada teman yang akan menemaninya ke ruang guru, toilet, dan kantin.
Shella mengetuk pintu masuk beberapa kali sebelum dia masuk ke ruang guru. Gadis itu menanyakan keberadaan wali kelasnya pada salah seorang guru yang sedang bersiap-siap pulang.
"Bu In ada dimana ya Bu?" tanya Shella sopan.
"Indri?" tanya guru yang tubuhnya agak besar.
Shella mengangguk cepat. "Iya buk, katanya beliau minta saya kesini," jelas Shella.
"Loh Indri udah dari tadi pulang," ucap guru itu.
Shella mengernyitkan dahinya. "Ooh gitu ya buk. Yaudah buk, saya pamit dulu buk," ujarnya sopan.
Shella melangkahkan kakinya keluar. Cewek itu bertanya-tanya mengapa salah satu teman sekelasnya tadi membuatnya ke ruang guru padahal wali kelas mereka tidak ada sama sekali.
Shella sempat berpikir hal mistis. Namun cewek itu menepis pikiran itu segera.
Setibanya di kelas. Shella merasakan hawa dingin yang membuat bulu kuduknya berdiri. Tidak ada orang di kelas ini. Yang ada hanya dirinya seorang. Shella memberanikan diri untuk masuk, mengambil tas dan peralatan tulisnya.
Ketika Shella hendak memasukkan buku catatannya ke tas. Sebuah catatan kecil terjatuh dari bukunya. Shella memungut dan membaca tulisan yang ditulis dengan huruf besar itu:
JANGAN PIKIR LO BISA REBUT SEMUANYA DARI GUE-
Shella mengernyitkan dahinya. "Maksudnya...apa?" tanya Shella bertanya-tanya.
Tak lama kemudian. Ketika Shella hendak melanjutkan lagi aktivitasnya. Suara pintu yang ditutup pun membuat dia menoleh.
DAMMM
"WOIIII!" Teriak Shella panik sembari berlari ke arah pintu. Dia berusaha membuka pintu yang sengaja di kunci dari luar. Shella terus berteriak dan memukul pintu itu dengan kasar.
"Buka Pintunya!!!" teriak Shella panik. Cewek itu pobia ruangan sunyi dan tak berpenghuni.
Shella beralih melihat jendela yang menghadap koridor. "Sialan!" umpat Shella ketika dia tau jika itu jenis jendela tanpa kunci dan tidak bisa di buka. Shella kemudian lari ke arah jendela yang menghadap ke lapangan. Jendela itu bisa dibuka, dan sialnya jika dia keluar dari sana, sama saja dia mencoba bunuh diri.
Shella dengan mata melirik kanan kiri karena takut terus memunguti buku-bukunya ke dalam tas. Setelah itu dia kembali menghampiri pintu dan mencoba menggedor pintu. "Tolong! Tolong buka pintunya!!" teriak Shella. Matanya sudah memerah karena ingin menangis.
Shella melirik orang yang berada di luar kelas. Ternyata tidak ada orang sama sekali karena mereka sudah pada pulang dan latihan di ruang ekstrakurikuler.
Shella putus asa. Dia menatap sekelilingnya dengan takut. Cewek itu meringsut di balik pintu sembari terisak. Merenungi nasib sialnya di hari pertama dia di sekolah barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Tak Bersuara
Teen FictionIni kisah dua manusia yang berasal dari sudut yang berbeda. Kisah yang rasanya baru saja dimulai namun harus diakhiri dengan paksa. Kisah antara dua remaja yang sedang melawan beratnya kehidupan, mereka adalah: Arshella, gadis remaja yang lahir dari...