04. Cowok Emosian

1 0 0
                                    

February 26, 2024

Cowok Emosian

Glend berjalan dengan wajah tegas dan dagu sedikit terangkat. Tidak ada senyuman di wajahnya yang ada hanya  tatapan dingin nan tajam. Dia cowok yang paling sudah di taklukkan hatinya, bahkan temannya saja dapat di hitung pakai jari. Moodnya mudah sekali berubah. Dia akan mudah emosian jika moodnya dalam keadaan tidak baik.

"Loh-loh, bukannyo Lo tadi tidur?" tanya Zey heran melihat Glend yang menghampiri meja mereka di kantin.

Glend tidak menjawab, dia menarik kursi dengan kasar dan duduk sembari menghela nafas berat. "Dibangunin," jawabnya.

Ketiga temannya, Zey, Daffa dan Louis tersedak dengan salivanya sendiri.

"WHAT? DIBANGUNIN?" tanya Daffa terkejut. "Siapa yang udah berani ngebangunin Lo?" tanya Daffa penasaran. Selama ini, tidak ada orang yang berani mengusik Glend.

Glend mengangkat bahunya. "Wajah baru."

"Oooh ketua kelas baru itu kan, ya?" tanya Zey memastikan.

"Oooh dia, pantes sih, belum tau siapa Glend dia mungkin!" jawab Daffa.

Glend hanya bisa menghela nafas berat. Padahal tadi dia baru saja bermimpi indah tapi harus buyar karena cewek itu tiba-tiba mengusiknya.

"Lo mau pesan apa? Biar gue pesenin sekalian?" tanya Louis yang sudah berdiri dari duduknya.

"Cappuccino dingin satu," jawab Glend sembari menyandarkan punggung dan kepalanya pada sandaran kursi. Dia mencoba memejamkan matanya  karena masih mengantuk.

Semalam Glend teringat mamanya lagi, dan karena sedih, dia mengalihkan pikirannya dengan bermain game sampai subuh.

"Mending Lo tidur di UKS gih, lebih enak!" saran Zey yang kasihan melihat Glend seperti itu.

Glend hanya diam. Dia mencoba menutupi wajahnya dengan tangan.

"Iya bener, mending Lo ke UKS aja. Ada kasur empuk dan selimut tebal lembut yang bakal memanjakan mata Lo," Daffa kembali menyahut.

"Lo pikir dirumah gue ga ada?" sarkas Glend yang membuat dua temannya hanya bisa menghela nafas  dan memilih tidak bersuara lagi. Mereka tau sekarang Glend dalam keadaan tidak mood.

"Ini cappucino Lo!" Louis datang dan meletakkan minuman dingin itu di atas meja.

Glend berdiri sembari menaruh uangnya di atas meja. Cowok itu segera pergi meninggalkan teman-temannya dengan membawa minuman yang ia pesan.

"Lo mau kemana Glend?"

Glend diam tak menyahut.

Glend tau, jika dia dalam keadaan badmood, mulutnya tidak bisa di kontrol. Dan dia tidak ingin menyakiti teman-temannya. Makanya dia lebih memilih menghindar dan berdiam diri di suatu tempat sampai emosi dan moodnya kembali stabil.

Glend sebenarnya juga sudah berulangkali ke psikolog kenalannya, tapi entah kenapa setiap berada di depan psikolog itu, lidahnya terasa kelu dan pada akhirnya dia tidak jadi menceritakan apapun kepada psikolog itu. Dan sekarang, Glend harus hidup dengan penyakit masa lalu yang terus menyakitinya setiap saat.

BRUKK

"Sial!" umpat Glend ketika dirinya ditabrak oleh seseorang. Minumannya tumpah. Padahal dia berharap dengan minuman dingin itu, kepalanya juga ikut dingin.

Glend menatap si pelaku yang ternyata orang yang sama dengan orang yang membangunkannya tadi.

"Maaf gue ga sengaja. Biar gue ganti sama yang baru," ucap Shella ga enakan dan canggung.

Sudut Tak BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang