*****
Hari seli berganti, gadis berambut sebahu itu masih enggan untuk kembali ke rumah nya. Selama lima hari ini ia memilih berdiam diri di kamar yang berada di rumah ibu nya, tak ada niatan untuk kembali beraktifitas sedikit pun.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar berbarengan dengan seorang wanita di balik sana.
"Zea ayo makan nak" ujar wanita yang berada di balik pintu kayu itu.
Dengan langkah malas Zee menuju ke sumber suara itu.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang wajahnya sangat mirip dengan diri nya."Zee ga laper Ma" ucapnya pada wanita yang di panggil Mama itu.
Yaaa kini dirinya sedang berada di rumah Mama nya, sudah lima hari ia disana. Dengan terpaksa ia harus berada disana, padahal ia sangat tak suka jika harus berada dekat dengan Mama nya itu. Karena Mama nya itulah yang membuat dirinya di benci oleh saudari-saudari nya.
"Kamu belum makan nasi loh dari kemarin nak, nanti kalau kamu sakit gimana?" Terukir dengan jelas raut khawatir di wajah wanita paruh baya itu.
"Bukannya udah biasa ya Ma? Bahkan aku udah mati rasa sama yang rasanya sakit" mata Zee sudah berkaca-kaca, setiap kata yang keluar dari mulutnya itu terasa sangat menyesakkan.
"Maaf nak, Zea jangan ngomong kaya gitu ya, maafin Mama nak" di raihnya kedua tangan anak gadisnya itu, dan disalurkan rasa bersalahnya pada gadis itu.
"Ma....kenapa Ma? Apa aku ga berhak bahagia di kehidupanku yang hanya sekali ini? Apa aku harus selalu kehilangan orang-orang yang aku sayang? Kenapa Ma? Kenapa ini semua harus terjadi di hidup Zee Ma...hikss...hikss...hiksss" air mata itu mulai mengalir dari kedua mata gadis cantik ini.
"Maaf maaf maaf, Mama cuma bisa minta maaf nak, Mama ga tau harus nebus kesalahan Mama gimana nak, kalian semua gaada yang mau bertemu dengan Mama, cuma kamu satu-satu nya yang mau berkomunikasi dengan Mama, maafin Mama nak" wanita yang bernama Yuri Ivona Althea itu terduduk lemah dihadapan Zee.
Sebenarnya ada kebenaran yang masih disembunyikan oleh Yuri dari anak-anaknya, ia belum sanggup menceritakan semua kebenaran itu kepada mereka.
Mereka mengorbankan diri nya demi Daniel Putra Ganendra yang notabene nya adalah manta suami nya dan juga ayah dari kelima anak-anaknya.
Ia sangat ingin meluruskan semua kesalahpahaman yang telah terjadi bertahun-tahun ini, tapi ia tak pernah mendapatkan kesempatan untuk itu.
"Aku ga tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku mohon secepatnya Mama perbaiki semuanya, aku lelah dengan hidup aku yang berantakan ini Ma" Zee pergi dari hadapan Mama nya, Yuri tak mampu menahan anak nya, ia yakin Zee nya akan kembali.
.......
Disini ia sekarang, di rumah pohon tempat nya dan teman-temannya biasa untuk rehat. Dalam lamunannya ia teringat tentang pameran yang telah di rencanakan oleh teman-temannya.
Di raihnya ponsel yang berada di sakunya dan membuka aplikasi chat. Sangat banyak pesan dari kembaran dan kakak nya, bukan hanya itu, teman-temannya juga mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
Novela JuvenilHidup, tumbuh, mati. Sederhana, begitu lah kehidupan.