Kenapa Kau Bodoh Soobin?

609 59 6
                                    





"Waktumu 2 hari lagi yeonjun. Jika kau tidak bisa membuat soobin mencium tubuh manusiamu, maka kau akan mati. Kau tidak bisa kembali ke wujud asalmu maupun wujud kucing."

Yeonie mengeong kecil. Sudah dua hari ini ia tidak bisa tidur nyenyak. Dihantui oleh pesan dari induk kucing dalam mimpi. Ia terus berpikir bagaimana caranya membuat soobin memahaminya. Sayang sekali karena soobin tetaplah soobin. Manusia dengan kepekaan 10% saja itu sudah termasuk paling tinggi.

Meong

Beomgyu. Ah, ngomong-ngomong bagaimana kabar adiknya ya? Apa adiknya itu hidup dengan baik? Memikirkannya membuat Yeonjun merasa khawatir. Semoga saja Beomgyu menjalani harinya dengan baik, meskipun tidak ada dirinya. 

Beomgyu itu seperti permen karet bagi Yeonjun. Selalu menempel, bermanja dan tidak malu untuk berkeluh kesah. Dan Yeonjun cukup bersyukur karena akhir-akhir ini Beomgyu tampak lebih dewasa. Adiknya semakin bertambah cantik dengan rambut yang memanjang.

Beomgyu malah cenderung lebih cocok dijadikan sebagai sosok kakak ketimbang menjadi adik dari yeonjun yang kadang kekanakan.



























Yeonie mendengkur, kucing kecil itu nampak lemah dari hari-hari biasanya. Soobin sebagai pecinta hewan menyadarinya saat memangku hewan mungil itu. Napasnya terdengar berisik saat tidur, soobin jadi khawatir karena biasanya tanda-tanda kucing sekarat selalu seperti itu, persis dengan apa yang terjadi pada yeonie.

"Kau tidak memakan makanannya yeon?"
Soobin bertanya pada angin lewat karena sedari tadi yeonie hanya diam dengan mata terpejam.

"Kau tidak lapar ya? Atau mau ku belikan whiskas? Yeon?"

Soobin menangis, merasakan bagaimana kucing kecil itu tampak lemah dan beberapa kali bergetar saat berusaha mengeong. Soobin yang tidak tega langsung beranjak ke kamarnya. Memeluk kucing kecil itu dan menciumnya beberapa kali sampai berakhir tertidur karena mengantuk.










Yeonjun mendadak sadar, tinggal tersisa hari ini ia harus melaksanakan perintah induk kucing agar bisa tetap hidup. Dengan gerakan lemah yeonjun memegang tangan adiknya dan berusaha meminta pertolongan. Rasanya seluruh energinya seperti terkuras saat mencoba berbicara, bahkan yeonjun sempat terbatuk saat mencoba memberitahu Beomgyu.

"B-beomggyu T-tolong b-bawa Soobinh. s-sattukan k-kita gyu."

Beomgyu yang tadinya menangis langsung gelagapan mendengar kakaknya memintanya membawakan Soobin. Lelaki yang Beomgyu lihat tempo lalu, entah apa yang kakaknya ini sembunyikan. Beomgyu tidak punya waktu untuk bertanya jauh karena kakaknya nampak sangat ingin bertemu dengan lelaki itu.

"Kak yeonjun tidak akan kemana-mana kan?"
Beomgyu bertanya sambil menatap wajah kakaknya yang tampak sayu. Kedua mata indahnya seperti ingin terpejam, tapi yeonjun berusaha untuk tetap sadar.
Dan yeonjun menganggukkan kepalanya sekali pada Beomgyu agar adiknya itu mau beranjak memanggil Soobin.

"Gyu bakal marah kalo kak yeonjun pergi. Kak yeonjun harus janji tetap disini, tungguin gyu ya kak."

Beomgyu menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking yeonjun yang terkulai diatas ranjang. Mengecup dahi kakaknya singkat sebelum berlari keluar dan menjemput soobin dikontrakannya.

"Tunggu gyu ya kak."

Ujarnya dalam hati sambil berlari menuju parkiran mobil. Pikiran Beomgyu sedang rumit saat ini, ayahnya jatuh sakit dan kakaknya malah tampak semakin memprihatinkan. Entah kenapa Beomgyu merasa seperti akan kehilangan lagi, Beomgyu sangat tidak siap. Jika boleh, harusnya ia saja yang pergi lebih dulu dari dunia ini ketimbang ayah dan kakaknya. Beomgyu tidak mau kehilangan untuk yang kedua dan ketiga kalinya.
























20 menit berlalu cepat dan Beomgyu sangat buru-buru mengendarai mobilnya ditengah ramainya lalu lintas sore ini. Jalanan macet karena waktunya orang-orang kantor dan pekerja pulang dari mencari nafkah. Beomgyu semakin tidak tenang saat ini, beberapa kali Beomgyu sempat hilang fokus pada jalanan.

Entah karena Beomgyu yang lalai atau karena tiba-tiba ada mobil yang melesat melewati lampu kuning yang barusan berganti merah. Mobil Beomgyu dan pengemudi tadi saling bertubrukan, bagan mobil bagian kirinya penyok menabrak mobil pengendara lain. Untungnya tidak terjadi hal lain selain mobilnya yang rusak. Tapi walaupun Beomgyu baik-baik saja, tentu tidak dengan mental Beomgyu yang sempat terguncang.

Beomgyu segera keluar dari mobil dan menghampiri mobil yang barusan menabraknya.
Tampak lelaki berlesung pipi tengah menangisi kucing yang ada digendongannya yang sudah terlumuri darah, lelaki itu tidak menyadari jika dirinya juga terluka dan malah menangis histeris sambil memeluk kucing kecil yang sudah tidak bernyawa.































Annyeong||Soobjun||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang