Ingatan

637 64 0
                                    


Soobin dimarahi oleh ibunya seusai dokter memperbaiki jahitan pada perutnya. Kemarin soobin baru saja operasi usus buntu, tapi soobin malah kelayapan begitu saja tanpa mendapat izin dan tentu saja selalu membuat alasan yang sulit dipercaya.

"Kan, ibu suruh kamu istirahat soobin. Gimana mau ketemu yeonie kalo kamu kayak gini hm?"

"Ibu, tadi soobin liat orang yang mirip yeonie di toilet rumah sakit. Soobin ngga bohong."

"Mungkin soobin salah orang, kamu akhir-akhir ini suka halusinasi. Ibu jadi khawatir."

"Ibuu... Tapi kali ini soobin benar-benar liat yeonie bu. Tapi yeonie sudah bersama orang lain, soobin takut."

"Sudah jangan terlalu dipikirkan, okey. Ibu akan berusaha mencarinya untukmu, lebih baik kau istirahat dan jangan sekali-kali kabur!"
Tegas ibu soobin sambil mengusak rambut anaknya yang terasa kasar saat disentuh.

"Tapi bu. Aku melihatnya di rumah sakit, yeonie sakit pasti karenaku. Hyuka mengusirnya dariku."

"Ibu, tapi..."
Soobin menahan tangan ibunya yang hendak merapikan selimut yang soobin pakai.

"Sst... Sudah sudah, istirahat atau terkurung disini lebih lama hm?"

"Baiklah."
Jawab soobin pasrah, segera berbaring dan memejamkan matanya untuk tidur dan beristirahat.







"Kakak, kenapa tidak dimakan? Mau beomgyu pesankan makanan lain?"
Dengan perhatian beomgyu menggenggam tangan kakaknya yang terasa dingin.

"Kakak sedang tidak enak badan ya? Daritadi diam saja."
Yeonjun menggeleng, dengan segera menyendok nasi dihadapannya dan makan dengan perlahan seperti kehilangan nafsu makan.

"Kakak kenal pemuda tadi?"

"Huh?"

"Yang dirumah sakit itu?"
Beomgyu menanti jawaban jujur dari yeonjun. Tapi yeonjun hanya diam saja dan memggeleng, seperti tengah memikirkan banyak hal.

"Gyu, nanti temani kakak beli laptop ya?"
Pintanya tiba-tiba sang adik.

"Iya kak. Tapi bukannya laptop kakak masih baru ya?"

"Ah, itu bukan untukku. Aku pernah merusak laptop seseorang dan belum sempat menggantinya."

"Siapa kak? Kok aku tidak tau ya?"

"Kau tidak perlu tau."





"Aku akan mengirim nya lewat pos."

"Kenapa tidak langsung kita antar saja kak?"

"Aku tidak bisa bertemu dengannya."





"Soobin."

"Iya ibu, soobin sudah menghabiskan makanannya."

"Baguslah. Ini ada paket untukmu soobin, sepertinya barang besar."

"Paket? Siapa pengirimnya bu?"
Soobin dengan penuh semangat mengambil alih kotak dus berisi paket yang ternyata cukup berat saat diangkat.

"Ibu tidak tau, sepertinya dari toko laptop. Apa kau membeli laptop lagi soobin?"

Soobin menganga, ia sama sekali tidak pernah mengunjungi toko laptop lagi setelah menggantikan laptop hyuka yang rusak waktu itu.

"Laptop?!" Dengan penuh antusias soobin membolak-balikan kemasan paket berbentuk persegi panjang itu guna mencari nama pengirimnya.

Kosong, tidak ada keterangan nama maupun alamat pengirim. Hanya ada alamat toko laptop yang sama seperti toko laptop yang soobin kunjungi terakhir kali.

Annyeong||Soobjun||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang