CHAPTER 3

250 30 15
                                    

Perlana mataku terbuka , aku menatap langit langit tempat tidur yang dihiasi dengan ukiran- ukiran yang indah dan mewah .

Perlahan aku bangun dan mencoba mengitari ruangan ini .

" Apakah selama aku pingsan jiwaku tidak bisa kembali ke ragaku karena diriku telah mati. Jika begitu kenapa tidak berakhir kealam baka?.
Dan kenapa aku masih berada di dunia novel ini ?"
Gumamku  dengan frustasi dan ruat wajah putus asa

" Apa salahnya memasuki tokoh antagonis, selagi aku tidak bebuat jahat kepada protagonis maka semua male lead tidak akan bersikap buruk kepadaku . " Gumamnya dengan pandangan mengarah kearah luar jendela .

" Hidari antagonis pria Utama yang berpotensi membunuhku dimasa depan, Jangan buat masalah dengan"  aku dengan tergesa gesa berbalik membelakangi jendela , mencoba  mencari buku dan pena.

Saat mataku melihat sebuah satu set meja dan kursi segara langkah kakiku membawaku  kesana. Mengambil sebuah buku dan pena ,  untuk menulis rencana- rencana agar terhindar dari kematian Untuk yang kedua kalinya .

1. Hancukan alur Novel

2. Jauhi Para tokoh Novel. Jauhi semua malelead :

1.Putra Mahkota
2.Duke Wilayah Utara
3.Duke Wilayah Selatan (Antagonis Pengancang kematin)
4.Panglima Perang
5.Penyihir Agung

3. Membuka usaha dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya .

4.. Mencari Calon Suami tampan dan kaya raya.

5. Hidup bahagia dan sejahtera didalam novel .

Saat sedang asyik menulis tiba-tiba diriku dikejutkan dengan pintu yang terbuka secara kasar .

Saat aku menoleh , aku melihat para pelayan berbaris rapi dengan beberapa nampan makanan dan minuman, mereka memakai pakaian senada satu dengan lainya .

Belum selesai rasa terkejutnya, Tiba-tiba suara cempreng seorang perempuan mengagetkan ku.

" Nona Huwaaa anda sudah sadar ? Bagaimana keadaan anda .

  Dan secara Tiba-tiba, perempuan  dengan suara cempreng itu bersimpuh dilantai sambil menangis .

" Nona hiks Huwaaa anda sudah sadar ? 
Bagaimana ke-keadaan ada, hiks. ma-ma-maafkan saya hikss , ini semua salah sata ,  ka-karena tidak becus menjaga an-anda hiks.".

Pelayan itu  berbicara seseguka dengan airmata yang bercucuran.

Aku yang masih syok pun hanya bisa terbengong dengan kelakuan aneh  dan absrud seorang pelayan didepan ku.

Melihat pelayan itu hendak menangis kembali, lekas segera aku memasukan kue kedalam mulutnya. Agar gadis pelayan ini diam dan berhenti merusak suasana dengan tangisan nya yang memekak telinga.

" Nona kue ini enak " Valerina bergumam dengan  sesekali menghapus air matanya.

"  karena kau sudah berhenti menangis ,maka jelaskan apa yang terjadi selam aku tidak sadar " ucapku dengan tangan menarik sebelah tangan sang pelayan untuk duduk di tepi kasur.

" Saya duduk dilantai saja nona, saya tidak pantas duduk satu tempat dengan anda " pelayan itu lekas duduk diatas ubin lantai yang dingin 

" Aku memintamu duduk disebalahku ,turuti perintah ku  jika kau tidak mau dipecat! Cepat Lekas duduk disebelahku maka aku akan memaafkan mu" ujarku dengan tatapan dingin.

Aku heran ,Mengapa pelayan ini lebih memilih ubin yang dingin daripada kasur yang lembut dan hangat.

Melihat pelayan yang menatapku takut segera lekas aku berbicara lembut .

Kemarilah, kenapa kau takut kepadaku ! Apa wajahku menakutkan sehingga kau Engan duduku bersebelahan dengan ku , kau membuat Susana hatiku jadi buruk dan sedih" ucap ku dengan pura pura akan menangis.

" Maafkan saya, saya tidak ingin bersikap lancang kepada anda, dan karena anda yang meminta jadi saya akan duduk didekat " pelayan itu menatapku segan 

Baiklah aku paham dia hanya ingin menjalankan tugasnya dengan baik dan bertindak sopan , sesuai aturan yang berlaku.

" Jadi selama aku tidak sadar ,apa ada sesuatu yang terjadi " aku menatap wajah lawan bicaraku dengan raut penasaran.

Dalam novel lady .... Memiliki pelayan pribadi bernama Lena, Lena telah menjadi pelayan keluarga.... Sejak berumur sepuluh tahun, dijelaskan dalam novel dia hidup sebatangkara .

" Sebenarnya saat itu Kami datang untuk membangunkan anda, namun kami dikejutkan dengan anda yang telah pingsan dilantai. Karena panik saya pun berterima, para pelayan lain yang bersama saya pun mencoba memapah anda kembali ke tempat tidur. " Pelayan yang bernama Lena itu mencoba mengingat -ingat akan kejadian yang sudah terjadi kemarin.

" Saya juga berpesan kepada para pengawal yang menjaga didepan pintu ruangan ini, untuk menyampaikan bahwa anda yang pinsan " ucap Lena menatap sang nona muda dengan raut wajah sendu . Perlakuan dan tatapan nona muda tera asing , sikapnya pun berbeda .

Apakah pingsan selama dua hari membuat nonanya amnesia ?

.

.
.
.

TBC

Terimakasih untuk support and vote nya.

My Queen It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang