Chapter 12

64 4 0
                                    

Alunan musik bergenre R&B melantun merdu dari speaker sebuah cafe, menghantarkan ketenangan yang dibalut suasana romantis bagi salah satu kursi paling ujung di taman cafe. Liona menyedot lembut sedotan yang ada di dalam gelas jusnya. Matanya menatap ke area jalanan di luar yang dipenuhi oleh lampu-lampu kendaraan dan lalu lintas. Angin berhembus lembut di tempatnya duduk, membawa hawa sejuk dan segar malam hari.

Di seberang meja, Davin baru saja menghabiskan minuman miliknya dan lelaki itu terlihat mengetik di layar ponselnya. Sore hari tadi, Davin mengajak Liona untuk jalan-jalan. Liona yang sudah akrab dengan Davin tidak pikir panjang menerima ajakan itu dan jadilah mereka bersantai di tempat ini dengan ditemani minuman dan pastry masing-masing. Namun, tidak seperti biasanya, Davin tampak sibuk sendiri padahal dia sedang menghabiskan waktu dengan Liona.

Liona sudah cukup mengenal Davin, mereka bertemu ketika Gatra saling memperkenalkan mereka. Davin adalah orang yang cukup ramah dan mudah didekati, beberapa kali Liona merasa Davin seperti punya rasa padanya. Liona berkali-kali menyangkal dugaannya sendiri, tapi lama kelamaan kode dari Davin semakin jelas, Liona tidak mungkin terus menyangkalnya. Di sisi lain juga, Liona diam-diam punya perasaan pada Davin.

Mereka sudah beberapa kali ini pergi bersama untuk menghabiskan waktu luang, kadang Davin mengajaknya nonton bioskop, kadang juga dia mengajak Liona untuk jalan-jalan di alun kota sambil menikmati pemandangan sunset. Canda tawa yang sering dilontarkan iseng perlahan beranjak ke sentuhan fisik tipis-tipis.

Hubungan teman seharusnya tidak sampai saling berpegangan tangan sambil menyusuri jalanan, atau merangkul saat menonton ikan-ikan yang ada di akuarium besar. Hubungan sekedar teman tidak seharusnya melakukan hal yang dilakukan oleh Liona dan Davin. Karena hal itulah, Liona menyangka bahwa dia dan Davin sama-sama saling suka.

Hingga sebuah notifikasi yang muncul di layar ponsel Davin menghancurkan segalanya. Davin yang baru saja menghabiskan jusnya pamit ke kamar kecil sebentar dan laki-laki itu meninggalkan barang-barangnya di atas meja selama ia pergi. Awalnya Liona mengalihkan pandangannya dari ponsel itu, siapa tahu pesan itu bersifat privat bagi Davin dan tidak seharusnya Liona tahu. Namun, ponsel Davin berkali-kali bergetar dan rentetan pesan masuk dengan cepat. Layar yang masih terkunci itu menampilkan sebagian isi dari pesan dan mata Liona dengan cepat membacanya.

Liona tidak seharusnya membaca isi pesan itu, tapi kata-kata yang ia baca membuat Liona menjadi naik darah. Dengan rasa curiga yang naik drastis, perempuan itu mengambil ponsel Davin dan membuka layar yang ternyata tidak terkunci.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Elliot's Hidden CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang