006| Olahraga

9 2 0
                                    

Hidup berjalan dengan sendiri nya. Rasella jadi lebih sering bertemu dengan Pranadipa dikarenakan kelas kami berada di satu lantai yang sama. Ya, kelas kami bersebelahan. Tapi, Rasella berusaha bersikap biasa saja, tidak menunjukkan jika ia suka pada laki-laki itu.

Anehnya, teman-teman sekelas Rasella tahu jika Rasella suka pada cowo itu. Entah bagaimana awalnya, dan dari siapa mereka tahu.

"Guyss, kata pak Dedi turun ke lapang, kita pemanasan dulu." Teriak Zaza selaku ketua kelas dari luar kelas, membuat semuanya beranjak turun kebawah.

"Kirain bakal jamkos, soalnya udah telat banget ini." Ucap Gita, menghela nafas kasar.

"Iya ih, dasar bapa-bapa suka telat." Sahut Alika, malas.

"Hussh, kalian ga boleh ngomong gitu. Gitu-gitu juga guru kita loh." Vita menimpali.

"Telat terus soalnya, Vit. Kita suka keburu-buru kalo lagi ganti baju." Neisha menambahkan, yang di jawab anggukkan setuju dari semuanya.

"Betul, tuh."

"Udah-udah, gimana kalo nanti ilmunya ga berkah?" Ucap Rasella di iringi tawa setelahnya.

"Iya juga sih, ayo, ah."

Duduk di bangku IX - E, Rasella bertemu dengan orang-orang yang baik. Mereka membuat grup WhatsApp yang di namai 'oss mebad' beranggotakan enam orang, yang di antaranya :

1. Zaza Alisha, biasa di panggil Zaza atau Alis. Teman sekelas dan teman seorganisasi Rasella. Orangnya baik, cantik, bobrok, solid, selalu menjadi garda terdepan jika temannya ada dalam masalah.

2. Alika Citra, biasa di panggil Alik atau Cici. Orangnya baik, cantik, bobrok, solid, jika sudah dekat, Alika tidak segan-segan mengeluarkan uang atau barang yang banyak demi temannya.

3. Anggita Kusumawati, biasa di panggil Gita. Teman satu kampung dan teman satu ekstrakulikuler Rasella. Orangnya baik, cantik, kadang cuek-kadang bobrok, solid, sering di panggil teh gojek oleh kami berlima dikarenakan hanya Gita yang bisa bawa motor.

4. Neisha Anastasya, biasa di panggil Nei. Rasella dan Neisha sering di panggil kembar, dikarenakan wajah kami mirip, kata orang-orang. Orangnya baik, cantik, pendengar dan pengasih saran yang baik, solid, selalu antusias jika tentang teman-temannya. Kadang Rasella berpikir, kok bisa ya, ada cowo yang menyia-nyiakan cewe modelan Nei? Padahal menurut Rasella, Nei adalah cewe yang mendekati kata sempurna. Rasella pernah berpikir kenapa Nei bukan laki-laki. Jika Nei laki-laki, sudah Rasella kejar mungkin. Refleks, jadi cegilnya Nei.

5. Novita A'sari, biasa di panggil Vita. Menurut Rasella, Vita berbeda dari kami berlima. Dikarenakan gadis itu sangat lembut dan polos. Orangnya baik, cantik, lemah-lembut, polos-ini polosnya emang kelewat polos, dan lemot. Rumah Vita itu kayak rumah kedua untuk kita berlima, karena jika kita kumpul untuk main, selalu rumah Vita sasarannya.

6. Dan yang terakhir adalah diriku sendiri. Annelya Rasella Fitria. Biasa di panggil Rasella, sella, Rasel. Aku bingung untuk mendeskripsikan diriku sendiri, karena diriku sendiri juga susah untuk di mengerti, hehe. Tapi, kata teman-teman, aku itu orangnya alim-gatau dari sebelah mana alimnya, pendiem, ngereog kalo udah deket, sekian perkenalan dari kami, salam kenal semuanyaa.

...

"Materi nya lari keliling lapangan terus diwaktu?" Tanya Zaza dan Alika syok, mereka berdua baru datang, habis dari toilet.

"Iya, sesuai absen." Jawab Vita.

"Tadi kamu dilewat, Ci." Lanjutnya.

"Gapapa, nanti pasti gue bareng sama Zaza." Alika mengacungkan jempol.

"Sekarang absenan siapa?" Tanya Zaza.

"Rasella."

"Ouh. Mana dia? Oh, itu. Semangat Rasella cintay." Teriak Zaza.

Rasella mengacungkan jempol tinggi-tinggi sebagai balasan.

...

"Cape ga, sel?" Tanya Nei.

"Pisan."

"Sok lah semangat kalian." Lanjut Rasella.

"Udah gue, gamau lagi." Nei menggeleng.

Tiba-tiba seorang laki-laki dengan rambut tuing-tuing itu melewat di hadapan Rasella dan Nei. Laki-laki itu memakai baju batik khas sekolah ini. Rasella berusaha biasa saja. Tapi, saat Rasella melihat kearah teman-teman kelas nya yang lain, ternyata mereka juga melihat ke arahnya dengan tatapan tengil nya.

"Cie Rasella, cie. Crushnya ya?" Sorak semuanya heboh.

Rasella hanya diam, menatap Nei, untuk meminta bantuan. Yang di tatap hanya tertawa kecil.

...

"Cape." Eluh Vita.

"Sama, Vit."

"Ada yang bawa minum? Minta."

"Biasanya Rasella, sama Gita." Sahut Alika.

"Ditas, Vit. Bawa aja, gue keluar dulu ya, gerah banget." Ujar Rasella.

"Makasih, sel." Rasella mengangguk.

"Eh, sel, ikut dong." Gita berlari menyusul Rasella.

"Hayu."

Saat Rasella sedang menikmati angin sepoi-sepoi, Gita menyenggol lengan Rasella pelan. Membuat Rasella mengangkat satu alis dengan maksud bertanya 'kenapa?' Gita mengode dengan tatapan mata pada kelas sebelah, yang ternyata ada Pranadipa di luar kelas. Sama seperti mereka, sedang menikmati angin sepoi-sepoi.

"Masuk dulu yuk, mau gue paparazi. Nanti gue kirim." Ucap Gita menggandeng lengan Rasella, membawa masuk gadis itu.

"Gabakal ketahuan kan?" Tanya Rasella ragu.

"Gak. Satu, dua, tiga." Gita memencet tombol merah, Rasella kira Gita memotret tapi ternyata malah merekam.

Saat di detik ke lima Pranadipa sepertinya menyadari mereka sedang merekam, ia membalikkan badannya. Membuat kami berdua panik, dan segera mematikan ponsel itu. Untung ponsel Gita tidak jatuh kelantai. Setelah Pranadipa masuk kedalam kelasnya, Rasella dan Gita malah tertawa lebar.

"Istighfar barudak, maraneh siga penguntit ih." Ceplos Reyhan.

"Ini namanya paparazi." Bela Gita sewot.

"Udah gue kirim, sel."

"Makasih." Dibalas anggukkan oleh Gita.

...

Note:
Pisan : banget
Barudak : anak-anak
Maraneh : mereka
Siga : kayak

Kamu dari Masa Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang