Manis asam seperti senyumnya

594 46 4
                                    

Yang bisa mengalihkan dunianya Nut selain Ping ternyata ada.

Pemilik King dessert and bar, lelaki tampan dengan keahlian membuat dessert yang luar biasa. Memperkenalkan diri sebagai Mek dan menyiapkan makanan penutup layaknya pelayan kerajaan. Bahkan Nut yang datang dengan gaya parlentenya, dengan senyum angkuh dan tingkah acuh tak acuh, dibuat meleleh oleh lelaki satu ini.

Kuenya enak dimakan dan pelayannya juga enak dipandang. Kombinasi keduanya membuat Nut betah duduk di King dessert and bar. Memakan apa tadi ....

"Key lime pie."

Iya, Key lime pie. Rasanya manis asam seperti senyum pemilik toko kuenya.

Nut menggigit bibirnya. Memikirkan apa yang harus dilakukannya setelah ini? Soalnya dia seperti lupa diri, lupa waktu, gara-gara duduk dan makan dessert di sini. Sudah begitu prinsip toko yang mendewakan pelanggan membuat Nut dilayani bak raja. Nut suka diperhatikan, makanya dia tidak berpindah tempat meski sudah menghabiskan tiga macam kue.

"Kau sedang tidak diet, kan?"

Nut menggeleng.

Meskipun dia bertekad membatasi makan, dia akan membatalkannya demi secuil kue dari sini.

"Kalaupun kau sedang diet, aku bisa membuat dessert dengan bahan khusus supaya berat badanmu tidak bertambah." Mek mengetuk mangkuk kecil yang belum disentuh Nut. Baru saja dia bawakan untuk dicicipi Nut. "Kubawakan gelato, macha mint, bagus untuk meluruhkan rasa kue yang tertinggal di mulut."

Nut mengangguk lagi.

Mangkuk kecil itu didorong ke hadapan Nut, sendok pun diulurkan padanya. Nut tanpa basa-basi meraih sendok itu, menyendok gelato, lalu melahapnya. Nah, ini juga enak.

Masalahnya, tidak ada yang tidak enak kalau urusannya dengan makanan penutup. Meski ada agenda menjaga badan demi Ping, Nut tidak bisa menolak pesona sepotong kue. Apalagi kalau pemilik tokonya menawarkan kerjasama seperti barusan. Nut tidak bisa bilang tidak.

Nut memang idola internet, dia digilai banyak orang. Gadis-gadis muda, juga wanita dewasa, bahkan sebagian adalah laki-laki. Sewaktu dia mengadakan siaran langsung, banyak kometar yang agak-agak gila, seperti ingin dipacari Nut, ingin dinikahi Nut, bahkan ingin dihamili juga. Nut menggubrisnya dengan tawa. Tetapi ketika ada yang mengirim pesan pribadi dengan tawaran ingin jadi sugar baby-nya Nut, Nut menjawabnya dengan mengatakan bahwa dia sendiri seorang sugar baby, bagaimana bisa baby memiliki baby? Soalnya dalam pikiran Nut, dia baby-nya Ping.

Popularitas Nut sebagai idola internet sampai pada apa yang dia pakai akan dipakai fannya juga, apa yang dia makan akan dimakan fannya juga, dan apa yang dijual Nut akan laris manis. Orang yang menjalin bisnis dengannya, produknya mengalami kenaikan penjualan. Dan dari sinilah Mek menawarkan kerja sama bisnis. Menjadikannya brand ambasador untuk toko kuenya.

Nut jelas setuju, tapi dia belum bisa langsung memposting gambar atau video di sosial medianya soal dessert yang dia makan sebelum ada perjanjian bisnis. Ini harus diurus managernya.

"Aku akan bicara dengan managermu nanti. Kalau sudah ada kesepakatan, kita harus bertemu lagi untuk tanda tangan kontrak."

Nut mengangguk lagi.

Ada sendok di mulutnya, yang sengaja tidak dia lepaskan supaya ada alasan untuk tidak mengatakan apa pun. Nut sedang tidak tahu harus bicara apa. Padahal dia adalah orang yang hampir tidak bisa diam di hadapan orang. Untuk kali ini, di hadapan lelaki tampan satu ini, dia tidak banyak berkutik.

"Tunggu sebentar." Mek menarik tisu anti bakteri dari meja sebelah, menggunakannya untuk mengusap pipi Nut. "Ada krim di pipimu." Tapi gerakannya mendahui kata-katanya. Nut tidak menampik gerakan itu. Bahkan kalau tidak ada krim di pipinya, dia tidak keberatan diusap seperti itu. "Ngomong-ngomong, aku juga salah satu penggemarmu. Aku suka menonton siaran langsungmu dan berharap bisa ketemu langsung."

Menggilai KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang