Selamat menjalankan ibadah berpuasa bagi yang menjalankan ya🤍
"Jaga ucapan kalian semua!"
"Berani-beraninya kalian semua mencaci maki dan berbuat seperti ini kepada istri saya! Terutama kamu" ucap Athar dengan nada tingginya sembari menunjuk ke arah santriwati yang berada di depan istrinya itu
Degg!
Semua santri yang berada di halaman ponpes itupun seketika terkejut dengan ucapan Athar yang mengatakan bahwa Mayra adalah istrinya.
"Apa! Jadi bener Mayra itu istrinya Gus Athar?"
"Gila sih, pake pelet apaan tuh buat dapetin Gus Athar"
"Wanita murahan kaya dia tuh gak heran, kan emang kerjaannya godain laki-laki sampai laki-laki itu mau nikah sama dia"
"Cihh menjijikkan! Tampang doang alim dalem nya mah busuk!"
Begitulah ucap para santri yang sepertinya tidak suka dengan Mayra, ada yang menatap jijik ke arah Mayra ada yang menatap nya dengan tatapan benci dan ada yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"CUKUP! DIAM SEMUA!"
Habis sudah kesabaran Athar, raut wajahnya begitu terlihat marah. Ia benar-benar tidak rela jika ada yang menghina dan mencecar istrinya terus menerus seperti ini.
Sedangkan Mayra, ia hanya bisa diam tertunduk sembari terus menangis dengan kedua tangannya yang meremas ujung gamis yang ia kenakan. Benar-benar malu sekali rasanya ia di permalukan di depan para santri dengan cara seperti ini.
"Tidak ada yang boleh berbicara selain saya!"
Athar memeluk tubuh Mayra yang tengah menangis, dan Mayra menumpahkan semua air matanya di dada bidang milik suaminya itu. Menyembunyikan wajahnya pada dada bidang milik Athar.
"Kalian semua harus tahu satu hal, Mayra ini adalah istri saya! Istri sah saya! Jadi jangan sekali-kali kalian berbicara yang tidak tidak mengenai istri saya. Apalagi kalian mengatakan bahwa Mayra hamil di luar nikah? Itu semua tidak benar! Mayra hamil anak saya! Mayra hamil setelah kami menikah beberapa bulan yang lalu, Bukan karena hamil di luar nikah!"
Tercenganga. Itulah yang terlihat di raut wajah para santri yang mendengar pengakuan Athar "Dan apa yang tadi kalian ber 5 katakan kepada istri saya?" ucap Athar menunjuk ke arah 5 santriwati yang tadi sempat mencecar, menghina dan merendahkan Mayra di depan umum seperti ini
"Istri saya murahan? Istri saya rendahan? Istri saya wanita penggoda? Istri saya wanita tidak tahu malu? KALIAN BER 5 LAH YANG TIDAK TAHU MALU! KALIAN LAH YANG RENDAHAN, KALIAN SUDAH MENGHINA DAN MENCECAR ISTRI SAYA DI DEPAN UMUM SEPERTI INI DAN MEMPERLAKUKAN NYA SEPERTI INI!" sentak Athar yang begitu emosi sembari menatap tajam ke arah 5 santriwati tersebut
"SAYA BENAR-BENAR MALU MEMPUNYAI SANTRIWATI SEPERTI KALIAN! KALIAN BER 5 AKAN MENDAPATKAN SANGSI ATAS PERBUATAN YANG TELAH KALIAN LAKUKAN KEPADA ISTRI SAYA!"
"Dan sekali lagi saya tegaskan untuk para santri semuanya, saya tidak mau mendengar ucapan yang tidak-tidak keluar dari mulut kalian mengenai istri saya! Istri saya adalah wanita baik-baik, wanita sholehah. Jangan kalian coba-coba mencela istri saya lagi!" ucap Athar dengan penuh penekanan dan penegasan
"Ayo sayang, kita pulang" ujar Athar kepada Mayra yang masih berada di pelukannya
°°°°°
Sebelum kembali ke rumah, Athar membawa istrinya itu ke ndalem guna menganti gamis istrinya yang sudah basah kuyup dan kotor "Cup-cup sayang istrinya mas, jangan nangis lagi ya. Kasihan dedek nya di dalem perut jadi sedih sayang" ucap Athar dengan lembut sembari mengusap air mata Mayra yang terus jatuh mengunakan tangannya
"Ganti gamisnya dulu ya, ada gamis umi di lemari" ucap Athar yang dianguki oleh Mayra
Athar pun langsung bergegas mengambil gamis milik Halimah, kebetulan di dalam lemari masih ada gamis yang tersimpan rapih di dalamnya.
"Mau mas bantu?"
Mayra mengeleng-gelengkan kepalanya sebagai jawabannya "Yaudah mas tunggu di sini ya, hati-hati di dalam kamar mandi licin" ucapnya sembari memegang kedua bahu Mayra
Selang beberapa menit, Mayra pun keluar mengenakan gamis milik Halimah. Ternyata gamis milik ibu mertuanya itu tidak lah kebesaran di tubuhnya.
Athar yang melihat Mayra baru saja keluar dari kamar mandi sembari memegang handuk itupun langsung menghampiri Mayra "Mas bantu rapihin rambutnya ya" ucapnya yang melihat rambut panjang Mayra terurai berantakan
Mayra mengangguk pelan "Sini duduk dulu" ucapnya membawa Mayra untuk di sofa yang berada di dalam kamar
Dengan sangat telaten dan lihainya Athar menyisir, merapihkan rambut panjang istrinya itu, setelah selesai menyisir dan di rasa sudah cukup rapih. Athar pun menguncir rambut Mayra.
Cup!
"Harumnya rambut istri mas ini" ucapnya selesai mencium pucuk kepala Mayra kala selesai menguncir rambut milik Mayra
Sedangkan Mayra, hanya terdiam dengan air mata yang masih terus menetes membasahi pipinya. Sungguh perkataan para santriwati tadi begitu sangat menusuk hatinya.
Athar yang menyadari bahwa istrinya itu menangis, ia pun dengan segera menjongkokan badannya tepat di depan Mayra yang saat ini tengah duduk di sofa "Jangan dengerin apa kata mereka ya, semua yang mereka katakan tadi itu nggak bener sayang" ucapnya sembari menghapus air mata Mayra
"Hiks..hiks.. tapi hati aku hiks..hiks.. sakit mas" sahutnya menatap wajah Athar
Tangan Athar mengengam kedua tangan Mayra "Iya mas tahu, tapi udah ya sayang, jangan sedih terus. Mas jadi merasa bersalah sama kamu, karena secara nggak langsung mas sudah gagal menjaga kamu" ucapnya dengan begitu lembut menatap wajah Mayra dengan tangan kanannya yang terulur untuk mengusap pipi Mayra
Perlahan tapi pasti, Athar kembali membawa Mayra kedalam pelukannya. Mengusap punggung istrinya yang bergetar karena menangis "Mas akan menyelidiki ini semua, mas tidak akan memberikan maaf untuk orang yang sudah berbuat seperti ini sama kamu sayang, ini semua pasti ada dalangnya" batin Athar berucap
~~~
[12-03-2024]
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ATHAR [On Going]
Teen FictionAwas baper, awas salting >< Seorang Gus muda yang terkenal Alim, tampan, dan bijak sana yang harus menikahi santriwati ponpes Al-Ahzar lantaran perjodohan dari kedua orang tuanya. Bagaimana kira-kira akhir dari kisah rumah tangga mereka berdua? 17+...