lima : Bahkan obrolan santai itu menarik baginya

56 8 0
                                    

Sudah lebih dari sebulan sejak Ayah dan Ibu membuka kedai dumplingnya hasil eksperimen waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari sebulan sejak Ayah dan Ibu membuka kedai dumplingnya hasil eksperimen waktu itu. Meskipun masih usaha kecil-kecilan, tapi pemasukannya sudah cukup menghidupi kami.

Hampir beberapa pekan lalu aku sibuk kesana kemari mengikuti Ayah untuk mengurus usahanya. Mulai dari persiapan pengemasan, pasokan bahan baku, dan ijin dari p. Hasilnya, hanya butuh sepekan, Ibu dan Ayah bisa membuat produk mereka sendiri.

"Wah, jadi setiap hari kamu makan dumpling?"

Eunseo berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tentu saja, Dahyun. Tapi kuyakin Yewon akan bosan setelahnya," katanya yang lantas kuangguki. "Sewaktu Bibiku berjualan roti mentega pun begitu. Awalnya saja aku senang karena bisa makan roti sepuasnya, tapi lima hari kemudian aku sudah tidak sanggup memakannya lagi sampai sekarang."

Dahyun terkikik geli. "Sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik," ucapnya. "Tapi sungguh, dumpling ini memang enak sekali. Kuharap kalian melayani pesan antar?"

Aku mengangguk lagi. "Ya. Ayahku yang mengantar. Aku dan Ibuku hanya mengurus yang di kedai saja."

Eunseo dan Dahyun kompak menepuk-nepuk bahuku.

"Semangat, Yewon. Pasti kau lelah sekali."

Jelas. Aku bahkan ingat semalam sempat tertidur di depan rumah saat menunggu Ayah kembali dari mengantar pesanan.

"Untukmu."

Kami bertiga kompak melihat ke arah Yunho dan Kevin yang baru masuk dan mendekat ke meja kami.

Aku melirik susu kotak yang diletakkan Kevin di atas meja. "Untukmu? Untuk siapa?"

Lantas pemuda itu mengerling dan menjawab dengan gayanya yang menyebalkan. "Kau. Dirimu. Kim. Ye. Won."

Eunseo dan Dahyun terbahak mendengar jawabannya.

"Eyy, Moon Kevin,"

"Apa?"

"Kalau suka, akui saja."

Kevin hanya tersenyum saat Dahyun meledeknya begitu.

"Okay, terima kasih Kevin," ujarku pelan sambil menerima susu kotak itu.

Beruntung bagiku, ledekan mereka tidak bertahan lama. Setelah Kevin dan Yunho kembali ke tempat duduknya, obrolan kami berpindah ke topik lainnya.

Topik khas perempuan.

Berawal dari Dahyun yang mengeluh karena warna lipstick yang ia beli berbeda dengan harapannya, membuat kami jadi membicarakan tentang make up yang baru-baru ini viral tapi tidak sebagus yang dibicarakan orang-orang.

"Beberapa terkenal karena artis terkenal yang menjadi brand ambassador itu, bukan kualitasnya."

Aku mengangguk setuju.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind : All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang