***
Sepulang sekolah, tak biasanya Devarya terlihat begitu bersemangat. Dia sampai berlari masuk ke dalam rumah untuk mencapai kamarnya. Melempar tas ransel sembarangan ke atas kasur, sampai buru-buru berganti baju. Begitu wajah ceria, full senyum, dan sisa luka kemarin terpantul dari cermin, Dev langsung berlari kembali. Kali ini menuju rumah tetangga seberang untuk menagih janji.
Dev yang terlalu cepat mengetuk pintu, membuat ketukan terdengar sedikit kencang dari dalam rumah. Sehingga sang pemilik rumah langsunglah yang membukakan pintu dan kini berhadapan dengan anak laki-laki itu.
"Afternoon, Sir!" Sapa Dev tanpa senyuman yang memudar. Kali ini dia tak menunjukan ketakutan sama sekali menatap pria tersebut. Shivanash tak menjawab, dia hanya berdecak. Langsung tahu maksud kedatangan Dev dan menyuruhnya masuk.
Setelah mendudukan diri di sofa ruang tamu, Shivanash menyerahkan secarik kertas pada Dev yang ternyata memang sudah disiapkannya sejak semalam. Ia tahu, Dev bukan anak yang bisa dengan mudahnya melupakan apa yang sudah dijanjikan. Jadi Shivanash benar-benar menyiapkan surat perjanjian mereka.
Zara yang duduk bersisian dengan Dev, melirik surat itu untuk ikut membacanya.
"Baca yang lantang, agar kau tak salah mengartikannya." Titah Shiv dengan melipat tangan di dada.
Devarya sedikit berdeham sebelum melakukan apa yang disuruh. "Aku Shivanash Qaudri, dengan ini menyatakan bersedia memberikan latihan Kick Box-" Mata Dev membulat. "Kick Boxing, Sir? Wow! Dari dulu aku ingin-"
"Teruskan dulu membaca yang benar!" Tegur Shiv yang membuat Dev langsung bungkam dan menelan ludah. Sementara Zara tertawa kecil memperhatikan mereka. Dev kembali menatap kertas dan membacanya lagi, "-bersedia memberikan latihan Kick Boxing pada Devarya Rao tanpa imbalan sedikitpun, dengan syarat:
Pertama, Devarya tidak akan memberitahu siapapun akan latihan ini. Kedua, latihan Devarya hanya akan dilakukan satu jam dan setelah semua PR dikerjakannya. Ketiga, Devarya tidak boleh berlatih, berkelahi atau mencoba hasil latihan pada orang lain tanpa pengawasan dan sepengetahuan Shivanash. Keempat, Devarya tidak boleh menyakiti atau menjahili Zara dan juga tidak akan mudah emosi pada siapapun. Kelima, Devarya akan menjadi anak baik dan penurut bagi Ibu. Tidak akan merepotkannya, tidak membuatnya kesal, apalagi membuat Ibu sampai menangis. Devarya akan selalu membuat Nyonya Kiara Rao tersenyum.
Jika salah satu persyaratan di atas dilanggar oleh Devarya Rao, maka perjanjian langsung batal dan jangan harap ada kesempatan kedua. Tertanda, Shivanash Qaudri."
Dev mengakhiri membaca surat tersebut setelah melihat tanda-tangan Shiv di sisi bawah kertas, lalu melirik sisi lain yang tercantum namanya. Hanya saja di sisi itu ada bagian kosong yang disisakan untuk pengesahaan dari Dev jika setuju.
"Sir! Ini sih mudah. Aku akan langsung tanda tang-" Dev kembali menahan perkataannya begitu melihat wajah serius Shivanash. "Err- Maksudku.. Boleh aku bertanya, Sir?"
Tanpa menjawab dan mengalihkan tatapan, Shivanash mengangguk.
"Apa Ibuku juga termasuk orang yang tidak boleh tau aku berlatih denganmu?"
"Depends.. Jika diperlukan kau bisa memberitahunya. Tapi setelah Ibumu tau dan tidak setuju, aku tak akan melawannya." Jawab Shivanash. Dev terdiam, sedikit bimbang akan jawaban itu. "Kalau begitu, untuk saat ini aku tak akan memberitahu apapun pada Ibuku, Sir. Tapi aku juga tak akan mencoba membohonginya jika Ibu mulai bertanya suatu saat nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let The Kids Play
FanfictionKiara Rao, seorang single mom yang hampir frustasi akan kenakalan putranya, sampai tak tau bagaimana lagi ia harus mendidik Dev yang selalu memberontak. Hingga Kiara bertemu Shivanash Quadri. Seorang street fighter yang kasar tapi begitu menyayangi...