Helaan nafas lelah terdengar begitu pintu ruang meeting terbuka. Pria berumur 25 tahun itu mengecek ponselnya yang beberapa kali berbunyi ketika meeting sedang dimulai.
Jumantara Vajendra mengangkat alisnya ketika nomor tak dikenal yang meneleponnya tadi, beralih mengirim beberapa pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kecopetan?
Vajendra merasa hawa panas menghimpit dadanya. Bisa-bisanya hal murahan seperti itu menimpa kekasihnya.
Ah, kalian tidak salah baca. Akillana Putri memang kekasihnya. Gadis anggun yang ia cintai sepenuh hati selama dua tahun terakhir ini.
Jemari panjangnya dengan sigap langsung mengetik pesan balasan untuk sang kekasih. Menanyakan bagaimana keadaannya, dan dimana posisinya sekarang.
Ya, Vajendra memang penuh perhatian jika itu sudah menyangkut Killa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vajendra kembali menghela nafas. Sekarang bagaimana bisa dia menemukan ponsel yang sudah dicopet dipinggir jalan itu?
"Maaf, Pak. Apa masih lama?"
Teguran dari karyawannya membuat Vajendra tersadar dari lamunannya. Pria itu menoleh dengan wajah datar, "Bisa saya minta tolong Raka?"
"Tentu, Pak."
"Tolong cari ponsel Killa yang hilang." mata tajam Vajendra memicing marah. "Sekalian kamu tangkap pelakunya, terus bawa ke saya. Ngerti?"
"Ponselnya Ibu Killa?"
"Ya."
Tidak. Raka sama sekali tidak mengerti mengapa harus dirinya yang dimintai tolong hal seperti ini. Hei! Raka ini hanya bagian administrasi, kenapa tiba-tiba disuruh menjadi detektif?
"Baik, Pak." tapi akhirnya ia hanya bisa menjawab dengan dua kata itu. Mau bagaimana lagi, nasibnya saja yang hanya karyawan.
-Lakuna-
Jumantara Vajendra itu anak berlian dalam keluarga. Terlepas dari segala kemampuannya, Vajendra adalah anak tunggal. Anak satu-satunya. Kesayangan Mama Papa.
