Seokjin bekerja sebagai seorang sekertaris di sebuah perusahaan milik Jungkook karena suatu keberuntungan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Dia hanya lulusan SMA dan masih harus mengejar studinya jika dia ingin melanjutkan kontraknya ke depan.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook memang ingin pulang lebih awal dari yang lain sejak mereka memutuskan jadwal di pulau Jeju, di tambah sesuatu yang mendesak membuatnya membulatkan dirinya untuk kembali ke Seoul. Dia menerima email dari Seokjin dan mendapat surat pengunduran darinya.
Jungkook buru-buru kembali dan ingin menyelesaikan masalahnya dengan Seokjin. Namun sesuatu menahannya karena tiba-tiba salah satu keluarganya menghubunginya. Jungkook baru saja keluar dari kantornya.
"Kenapa harus sekarang sih?" ucapnya kesal membanting stir mobilnya dan menuju ke arah lain.
Nyatanya orang yang menghubunginya itu bukan keluarga Jungkook sesungguhnya. Jungkook tidak pernah merasa punya keluarga bermarga Kim.
"Ada apa?" tanya Jungkook kesal.
Di lihatnya laki-laki itu sudah berada dalam apartemennya.
"Gue lagi buru-buru kenapa lu tiba-tiba dateng," ucap Jungkook masih ketus.
"Tanda tangani surat ini," laki-laki bermata tajam itu meletakan secarik kertas di atas meja ruang tamu Jungkook.
"Gue ngga akan bikin persetujuan apapun sama lu," saut Jungkook sama sekali tidak melirik isi surat yang di meja.
"Balikin Jena ke Korea dan kumpul sama keluarganya," katanya kemuudian.
Jungkook balas menatapnya tajam,
"Lu pikir gue bakal lakuin itu dan bikin bahaya dia Kim Taehyung?" ucap Jungkook tetap keras kepala.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taehyung menghela nafasnya. Menghadapi Jungkook selalu sesulit ini.
"Lu ngga bisa jagain Jena dan ngingkarin perjanjian kita buat selamanya jagain dia," balas Taehyung dingin.
"Lu udah janji ngga bakal ikut campur kan? Lu tau gue di sini juga ngga akan lama, gue bakal balik setelah perusahaan gue berkembang. Toh gue rela bolak balik Korea – LA," katanya tegas.
"Lu ngga pernah tahu kan berapa kali dia nangis-nangis nelfon gue malem-malem karena kangen lu? Apa Jena selalu ceria dan baik-baik aja di depan lu? Jelas dia begitu, dia tahu ngga mau repotin lu,"
