DELAPAN

2.9K 106 0
                                    

Happy Reading🤍🫶🏼

Walaupun pagi tadi Zeandra bertengkar hebat dengan atasannya,  Rafa,  ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.  Meskipun sesekali ia harus berlari ke kamar mandi untuk menangis sebentar,  mencoba meredakan emosi dan kesedihan yang masih membuncah,  ia tetap profesional dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.  Ia membuktikan bahwa dirinya mampu memisahkan emosi pribadi dengan profesionalitas kerja.  Ia bangga pada dirinya sendiri karena mampu tetap fokus dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik meskipun dalam kondisi mental yang tertekan.

Seperti biasa,  saat jam makan siang tiba,  Maya selalu mengingatkan Zeandra dan Ari untuk makan siang bersama.  Jika tidak diingatkan,  mungkin mereka akan melewatkan jam makan siang karena begitu asyiknya bekerja.  Setelah membereskan mejanya,  Maya,  Ari,  dan Zeandra memutuskan untuk makan siang di kafe yang berada di lantai dasar gedung yang sama dengan kantornya.  Mereka bertiga mengobrol ringan,  mencoba melupakan kejadian yang membuat Zeandra tertekan tadi pagi.

Namun,  saat mereka melewati lobi,  seorang resepsionis bernama Tasya memanggil Zeandra.  “Zeandra,  ada titipan makanan dari GoFood buat kamu,”  kata Tasya,  menunjukkan paket makanan yang ada di meja resepsionis.  Paket tersebut terlihat cukup besar dan menarik perhatian Maya dan Ari.  Zeandra merasa heran,  siapa yang mengirimkan makanan untuknya?  Ia tidak memesan makanan apa pun hari ini.  Rasa penasaran dan sedikit keheranan memenuhi hatinya.

Zeandra merasa bingung.  Ia tidak ingat pernah memesan makanan lewat GoFood.  “Tapi,  aku gak mesen apa-apa,”  ujar Zeandra,  suaranya terdengar ragu-ragu,  mencoba memahami situasi yang tiba-tiba terjadi ini.  Ia merasa heran dan sedikit was-was.

Tasya mengangguk,  kemudian menunjukkan nota pesanan yang ada di paket makanan tersebut.  “Tapi pesenannya atas nama Zeandra Amara,”  ujar Tasya,  menunjukkan nama Zeandra yang tertera jelas di nota pesanan.  Tasya tampak profesional dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun,  hanya menjalankan tugasnya.

Zeandra merasa semakin bingung.  Ia benar-benar tidak tahu siapa yang mungkin telah memesan makanan untuknya.  Tidak ada yang terlintas di pikirannya.  Namun,  dengan rasa penasaran yang menggelitik,  ia memutuskan untuk menerima paket makanan tersebut.  Mungkin ada penjelasan di baliknya.

“Oh,  yaudah deh,  makasih ya,  Tasya,”  ujar Zeandra,  menerima paket makanan tersebut dari Tasya.  Ia tersenyum sopan sebagai tanda terima kasih.

Maya dan Ari yang menyaksikan kejadian tersebut tampak penasaran.  Mereka berdua saling berpandangan,  bertanya-tanya siapa yang mungkin telah memesan makanan untuk Zeandra.  Ekspresi mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang besar.  Namun,  mereka memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh dan melanjutkan rencana makan siang mereka.  Mereka tidak ingin mengganggu Zeandra yang tampak masih sedikit bingung dan ingin segera membuka paket makanan tersebut.  Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju cafe,  meninggalkan misteri siapa pengirim makanan tersebut untuk dipecahkan Zeandra nanti.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju kafe,  dengan Zeandra yang masih merasa bingung dan penasaran tentang siapa yang mungkin telah memesan makanan untuknya.  Ia sesekali melirik paket makanan di tangannya,  rasa ingin tahu menggerogoti pikirannya.

Meskipun Zeandra merasa penasaran tentang siapa pengirim makanan tersebut,  ia memutuskan untuk tetap makan siang di kafe bersama Maya dan Ari seperti yang sudah direncanakan.  Ia membuka sedikit kemasan makanan itu dan melihat isinya:  makanan Jepang,  berupa bento mewah yang terlihat sangat lezat.  Makanan tersebut cukup mahal,  jauh di luar jangkauan anggaran makan siang Zeandra biasanya.  Namun,  Zeandra  jujur saja tidak terlalu suka makanan Jepang.  Ia lebih menyukai makanan Indonesia yang lebih familiar dan sesuai dengan seleranya.  Ia merasa sedikit dilema.

A Journey Of Love (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang