Cerita 1 | Bisakah? (Bagian 1) | GreNiel

1.1K 85 44
                                    

[Gracia x Oniel]

^
Episode 1
v

Shania Gracia meremas smartphone di tangannya dengan agak kencang. Ekspresi kesal jelas terpancar dari wajahnya. Sudah empat puluh menit gadis itu misuh-misuh sambil terus meng-scroll timeline Twitter-nya. Ya, member JKT48 yang satu ini tengah kesal, dikarenakan popularitas grup yang menaunginya semakin meningkat. Apalagi popularitas Oniel.

Jangan salah paham. 

Tentu Gracia senang dengan peningkatan popularitas juniornya itu. Bagaimanapun, sudah sewajarnya mereka saling mendukung satu sama lain. Masalahnya adalah ... alasan kenapa Oniel semakin terkenal. 

Gracia mendengus. Menenggak lagi minuman di meja, botol yang keempat malam ini. Dan hal itu membuat Sisca, yang duduk di hadapannya, mengusap wajah kasar karena frustasi.

Di pojokan kafe terpencil dan jarang dikunjungi orang, dua anggota Generasi 3 dari JKT48 duduk bersama. Kafe itu adalah tempat rahasia yang telah lama menjadi langganan mereka. Tempat di mana mereka bisa berkumpul tanpa perlu khawatir gangguan dari luar.

Gracia-lah yang mengajak teman se-generasinya itu untuk bertemu. Ia ingin curhat. Berharap agar hal itu dapat mengusir sedih yang menghantui hatinya akhir-akhir ini.

"Gre ...." Lagi, Sisca memanggil Gracia dengan lembut. Mencoba menghentikan dirinya yang masih keras kepala untuk tetap minum.

Gracia tidak menghiraukan. Ia tidak peduli lagi dengan apa pun. Dalam pikirannya sekarang hanya ada satu hal; Oniel. Gadis itu ... bisa-bisanya dia punya banyak sekali kapal.

Hal itulah yang sedari tadi menganggu Gracia. Mengusiknya selama lebih dari seminggu ini. Meracuni pikiran dan hatinya dengan rasa takut dan kecemburuan yang tak dapat diungkapkan.

Oniel memang member yang terkenal friendly. Mudah bergaul dan memesona. Tidak heran banyak member lain yang nempel pada Gadis itu. Awalnya, Gracia tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Namun, belakangan, ia merasa kesal. Bagaimana bisa dia baru menyadarinya sekarang?

Ratu, Mira, Ariel, Chika, Gita, Indah, bahkan Sisca dan Shani—dan juga mungkin member-member yang lain .... 

Kenapa banyak sekali orang yang dekat dengan mantannya itu? Dan yang membuat Gracia semakin geram adalah kenyataan bahwa banyak dari kapal-kapal tersebut sudah memiliki nama resmi!

ChikNiel, GitNiel, SisNiel, ShaNiel, dan OnDah—dan OnDah-lah yang paling membuat Gracia jengkel!

"HUUUUUUAAAAAAAAAAHHHHHH!!!!!!!" Gracia meraung tiba-tiba, kekesalannya tak terbendung lagi. "KOK GAK ADA GRENIEL SIH!!!??? KAN AKU YANG BENERAN DEKAT MA DIA, KAN AKU YANG MANTANNYA!!!" jeritnya penuh kekecewaan.

Sisca menyumbatkan telunjuknya ke kuping, mencoba meredam suara berisik yang keluar dari mulut Gracia. Sejujurnya ia sudah lelah sekaligus malu mendengar rengekan sahabatnya sejak tiga jam terakhir. 

Setelah memastikan bahwa Gracia sudah berhenti menjerit kesetanan, Sisca melepas sumbatan telinganya dan mulai berbicara dengan lembut.

"Gre—"

"—Di-dia bahkan dah punya anak, Sis ...."

"Gre, itu—"

"—Sembilan, Sis, SEMBILAN! Tiga anak tiri, empat anak bawaan dari pernikahan sebelumnya, gak tahu ma siapa, mungkin dengan Eril. Dan dua anak kandung dengan Indah! MANA MIRIP BANGET LAGI!!!"

"Gre, lu tau kan itu cuman gimmick dari fans?"

Sisca mencoba menenangkan Gracia, menyadarkannya bahwa cerita-cerita tersebut hanyalah hasil ciptaan para penggemar.

Namun, Gracia tak mendengarkan, ia sibuk meneguk kembali minumannya dengan pandangan kosong yang melayang ke arah lain.

"Oniel kuat banget, Sis. Indah juga .... Pasti tiap malem mereka ...."

Tak kuasa membayangkan, Gracia menenggak minumannya sekali lagi. Menghalau rasa sakit yang semakin terasa kuat menghujam hatinya. Sisca berusaha merebut botol minuman itu, tapi Gracia menepis tangannya.

Sekarang Sisca benar-benar dibuat muak oleh Gracia. Dadanya kembang-kempis menahan amarah yang bergejolak di sana.

"Gre ... gua gak pernah nyangka bakal ngomong kayak gini ke lo." Sisca menarik napasnya dalam-dalam. "TAPI LO GAK BAKALAN MABOK, TOLOL! UDAHAN MINUM COLA-NYA, BEGO! YANG ADA KEMBUNG PERUT LO ENTAR!" bentaknya, merenggut botol Cola dari tangan Gracia dengan agak kasar.

Mata Gracia berkaca-kaca, napasnya memendek, dan tubuhnya mulai bergetar menahan isakan yang ingin pecah dari dalam dirinya. "Ha-habisnya, gak dibolehin minum alkohol ma Mami. K-katanya nanti Tuhan marah ...," bisiknya gemetar, terputus-putus.

"ANAK TUHAN BANGET LO, EMANG! TAPI GUE SENENG SIH!"

Bibir Gracia mengerut. Kakinya menghentak lantai kafe berkali-kali. Mengekspresikan ketidakpuasannya pada sikap  acuh tak acuh Sisca terhadap permasalahannya. Dengan wajah amat cemberut, Gracia menunjuk tepat ke arah wajah Sisca.

"Lo kok kayak gak peduli, Sis! Kayak gak dukung gue balikan ma Oniel! Jangan-jangan lo mau ngerebut dia ya!?" tuding Gracia.

"IYALAH!" Sisca merespons cepat, tanpa ragu. "Dan kalau gue dapetin Oniel, gua gak bakal nyia-nyiain dia kayak lo!"

Tubuh Gracia gemetaran setelah mendengar jawaban tegas dari Sisca. Dia merasa tersudutkan dan perlahan-lahan beringsut mundur. Bibirnya kembali tertarik ke bawah, kemudian kembali ia menangis.

"Ja-jangan gitu dong, Sis. Nan-nanti gue gimana? Lawan Indah aja gak sanggup, apa lagi elo ... Gu-gue mau balikan ma Oniel ...."

Sekali lagi, Gracia merengek seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Tangisnya pecah, lebih keras dari sebelumnya. Sisca, dengan helaan napas lelah, menepuk jidatnya sendiri. Tanpa ragu, ia menghampiri Gracia dan memeluknya erat, mencoba menenangkan sahabatnya yang cengeng itu.

"Udah, Gre, udah. Yang tadi itu gue cuman iseng. Bercanda doang."

"Ta-tapi kalau ada kesempatan jadi pacar Oniel, lo mau kan?"

"Ya maulah," jawab Sisca jujur.

Kembali, Gracia mengaung. Dan Sisca juga kembali menenangkannya.

"Udah, Bego. Tenang dulu," ucap Sisca dengan nada yang lebih keras. "Lagian lo tau si Oniel cinta mati ma elu. Orang susah move-on gitu kok!"

"Ta-tapi dia gak mau diajak balikan, Sis. Dan—dan dia deket banget ma banyak orang sekarang. Gue gak suka."

"Lo resek banget sih, Gre? Dah tahu Oniel emang Friendly gitu anaknya. Lagian liat noh si Shani, adem-adem aja liat Indah diceng-cengin ma Oniel. Malah seneng dia liat pacarnya punya temen seumuran. Gak kayak lo! Mantan ngelarang-larang!"

"HUUUUUUAAAAAAAAAAHHHHHH!!!! Gak mau, Sis. Gak mau Oniel sama yang lain, Sis. Maunya Oniel cuma sama gue. Balikan ma gue! GUE MAU ONIEL!" tuntut Gracia dengan suara parau.

"Hadeeehhh ...." Sisca menghelakan napasnya entah untuk kali berapa malam ini. Ia melemparkan pandangan melewati tubuh Gracia, tepat pada sosok yang berdiri di belakang mereka. "Niel, gimana, Niel?"

Oniel tersenyum lembut, mengambil beberapa langkah maju dan meraih bahu Gracia. "Ayo kita pulang, Cige. Mami dah nungguin di rumah. Khawatir. Kasihan juga kak Sisca direpotin ...."

"Ni-niel? Kok kamu di sini?—"

"—Gue yang ngehubungin dia tadi," jelas Sisca cepat.

Mata Gracia mengerjap untuk beberapa saat. Masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bolak-balik gadis itu menatap Oniel dan Sisca. Wajahnya terasa panas dan pipinya kian memerah karena malu. Gracia membenamkan kepalanya ke pundak Sisca sambil berteriak,

"HUUUUUUAAAAAAAAAAHHHHHH! GAK MAU!"

"LO MAUNYA APA SIH, TOLOL!?" teriak Sisca benar-benar kesal, sementara Oniel berusaha menenangkan keduanya.

>>Bersambung<<

JKT48 (SITUATION)SHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang