WARNING ⚠️
TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.
MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.
BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.
***
"Tuan Mark..."
Mark menoleh, menatap Haechan yang kini berada dibelakang nya.
Posisi Mark sekarang sedang duduk di sofa yang tadi siang ditempati oleh Haechan.
"Kenapa?"
"Kamar Tuan Mark sudah bersih.." ujar Haechan
Mark mengangguk "Aku lebih nyaman disini, entah kenapa."
Rasanya Haechan ingin bergeram kesal.
Mark memaksa masuk kamar nya, padahal dirinya sudah memberikan banyak alasan agar lelaki itu tidak masuk ke kamarnya.
“Tuan, ingin kopi?" tawar Haechan mengalihkan pembicaraan, mau bagaimana pun lelaki ini tetap akan dikamar nya sampai dia muak sendiri.
Mark menggeleng "aku ingin minum, tapi aku tak ingin kopi.." sahut Mark sebari menatap arah jendela seakan berpikir.
Haechan ikut berpikir, minuman apa yang cocok untuk tuan nya ini. "Tuan Mark suka minuman manis?"
Mark menoleh kearah Haechan yang kini sudah berdiri dibelakang nya tempat ia duduk, lalu Mark mengangguk.
"Susu, apa Tuan mau? aku akan sekalian membawakan cemilan nya." Tanya Haechan, ia tersenyum kala Mark mengangguk dengan senyuman yang lebar, seakan lelaki itu benar-benar menginginkan susu.
Sial, itu sangat menggemaskan!
"Tunggu sebentar.."
Mark menatap Haechan yang perlahan menghilang di kamar itu, mendadak wajah nya memerah.
"Ya Tuhan, detak jantung ku.."
Mark merona, karna senyuman manis yang diberikan Haechan.
Beberapa menit membayangkan senyuman Haechan, Mark lebih memilih berdiri untuk melepaskan jas hitam nya, meletakkan kekasur Haechan, ia juga melepaskan dasi nya.
Meletakkan tas kerja nya di kasur Haechan, tanpa memikirkan kasur itu berantakan karna nya.
Dengan tak tahu dirinya, ia berbaring setelah berhasil melepaskan sepatunya dengan malas.
Menatap sekeliling kamar itu sebari menunggu sosok manis yang membuat nya merona tadi.
Mata nya menangkap satu buku yang terletak di nakas, tangan nya menggapai buku itu.
Buku yang dibaca Haechan tadi siang.
Mark tersenyum "Novel romantis.."
"Tuan Mark.."
Mark langsung menoleh, ia segera berdiri dan menghampiri Haechan yang meletakkan nampan di meja dekat dirinya duduk tadi.
"Aku baru tahu, ada orang yang masih membaca novel romantis."
Haechan terkekeh "Aku lebih suka membaca dari pada menontonnya tuan."
Mark duduk di tempat asalnya tadi "Kenapa?"
Haechan meletakkan satu gelas susu putih tersebut dan satu piring kecil kosong berwarna putih, lalu menyahut "Aku lebih paham jika dibaca secara langsung, dari pada menontonnya. Jika dibaca pun, banyak hal yang aku pelajari di novel itu."
Mark menatap Haechan yang tiba-tiba berdiri mendekati nakas disamping kasur.
Mark memicingkan matanya kala melihat Haechan membawa sesuatu.
"Ini aku bawa dari rumah tuan, aku membuatnya sendiri." ucap Haechan menyadari kebingungan Mark.
Mark mengangguk, membiarkan Haechan meletakkan beberapa cookies coklat di piring.
"Jika tuan memakan nya dengan susu, pasti akan terasa enak! aku sering memakan ini dikala aku malas makan nasi, atau disaat aku sedang bosan sekali."
Mark terkekeh melihat Haechan yang begitu senang menceritakan tentang nya.
Tangan Mark mengambil satu cookies itu lalu memakan nya, sedikit terkejut dengan rasanya.
"Ini enak, pas! tidak terlalu manis tidak hambar juga." mendengar ucapan Mark, Haechan langsung tersenyum lebar menampakkan gigi nya yang rapi dan putih itu.
Senang kala seseorang menyukai cookies buatan nya sendiri.
"Lain kali buatkan aku juga ya?" Haechan mengangguk semangat, ia letakkan lagi beberapa cookies ke piring yang tersisa 2 cookies.
Mark yang melihat nya justru senang, ia benar-benar menyukai cookies ini.
Sebari memakan cookies itu, tak lupa Mark juga sesekali meminum susu buatan Haechan. Benar-benar perpaduan yang enak!
Namun, seketika Mark baru sadar.
Hanya dirinya yang duduk di sofa, Haechan duduk manis dibawah dengan melipat kaki nya bersila.
Sofa dikamar Haechan hanya ada satu, itu pun sofa tunggal.
Mark langsung duduk dibawah, membuat Haechan kebingungan.
"Kenapa duduk dibawah, Tuan?"
Mark menggeleng "Aku lebih suka duduk seperti ini."
Haechan tersenyum, ia tahu tuan nya itu tidak nyaman karna dirinya duduk dibawah, dapat ia lihat Mark berucap seperti itu tidak menatapnya dan terlihat gugup.
Haechan hanya mengangguk "Kalau masih mau cookies nya, ambil saja Tuan.. aku masih bisa membuatnya" Mark tersenyum, lalu mengangguk.
"Terimakasih Haechan, aku bersyukur kau ada disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
FUGITIVE - MARKHYUCK
Teen Fiction"diriku yang bersalah, tapi kenapa hatiku yang kau hukum?" ∆ WARN [ KATA TAK PANTAS, BXB, KEKERASAN ] BIASAKAN UNTUK MENINGGALKAN JEJAK Start : 10 Mar 24 End : -