WARNING ⚠️
TIDAK ADA SANGKUT PAUT DENGAN KEHIDUPAN NYATA, MAU ITU SIFAT, KARAKTER ATAU TOKOH DALAM CERITA.
MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TAK SOPAN, KEKERASAN DAN LINGKUNGAN BXB.
BAGI KAMU HOMOPHOBIC ATAU TOXICPHOBIC, TOLONG JANGAN DIBACA.
***
"Apa kau yakin tidak ada cctv pada tanggal itu?"
"Aku sangat yakin tuan--"
Haechan langsung menodongkan senjata nya di pelipis pria tua itu.
"Sekali lagi aku minta, tunjukkan rekaman cctv pada tanggal 10 Desember." Haechan dapat melihat tatapan takut dari lelaki itu.
Dengan gemetar, pria penjaga cctv itu langsung mengotak-atik komputer nya.
"Ini tuan."
Senjata Haechan tak menjauh begitu saja, ia tatap video itu, lalu dengan tangan kiri nya ia mempercepatkan proses videonya ke arah jam 8 malam.
Cha! Haechan mendapatkan video nya.
"Berikan file video cctv ini kepada ku." Haechan memberikan flashdisk nya.
"Baik, tunggu sebentar."
Haechan mengangguk, lalu kembali bersuara
"Apa kau dibayar? menurutku, keluarga Jung itu tidak bodoh untuk tidak memeriksa cctv."
Pria itu menggeleng melirik Haechan sebentar lalu kembali melakukan kegiatan nya "Sebenarnya waktu itu bukan giliran ku menjaga disini, tapi aku tahu berita ini."
Haechan mengerutkan keningnya "lalu?"
"Waktu itu teman kerja ku diancam, untuk tidak memberikan cctv nya, teman ku bahkan lebih dulu menolak bayaran dari mereka yang mengancam, tapi.." acara ketik mengetik di komputer itu terhenti setelah menampilkan loading, mungkin sedang memproses menyimpan rekaman cctv itu ke flashdisk Haechan.
"Kenapa?"
Pria itu menoleh "teman ku dibunuh karna dia ingin membocorkan rekaman cctv ini."
"Oh, Tuhan."
"Maka dari itu, aku dan teman ku yang mengetahui hal ini, tidak berani bersuara. Aku kira juga, kasus ini sudah selesai..."
Haechan mengangguk, menerima flashdisk nya dari lelaki itu, ia menurunkan senjatanya. Tangan nya mengambil sesuatu dalam kantong nya lalu memberikan nya pada lelaki itu.
"Ini, kartu nama ku. Jika ada sesuatu yang menurutmu berhubungan dengan hal ini, atau kau mendapatkan ancaman, hubungi aku. Dan ini, uang atas kejujuran mu. Aku permisi."
Haechan langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari pria itu.
"Terimakasih! Ya Tuhan, aku harap anak muda itu baik baik saja." lirih nya.
****
"
Kau hebat, Haechan! ayah bangga padamu."
Haechan tersenyum "Kau lihat, di rekaman ini sangat jelas wajah pelaku itu!" Ayahnya berucap lagi.
"Kalian, cepat cari dan lacak lokasi pelaku ini. Aku akan mengurus yang lainnya." Semuanya sontak mengangguk, beberapa ada yang meninggalkan ruangan itu, ada juga yang masih mengotak atik rekaman cctv itu.
Johnny memeluk Haechan "Kau berhasil, tapi masih ada dua kasus yang kau lakukan. Dan aku yakin, ini juga bukan Mark Jung itu yang perbuat."
Haechan mengangguk "Kau hebat, baru satu hari, kau langsung menyelesaikan satu kasus."
"Berikan aku doa agar selalu aman, Ayah."
Johnny mengangguk "Selalu anakku." ayahnya langsung pergi meninggalkan Haechan dan beberapa pekerja disana yang sedang melaksanakan tugasnya.
"Kau hebat." Haechan menoleh, itu Jaemin.
Jaemin tersenyum, memeluk Haechan lembut.
Tentu Haechan membalas pelukan lelaki itu, lelaki lembut walau irit bicara.
Jaemin melepaskan peluknya, tangan kirinya melingkar dipinggang Haechan, dan tangan kanan nya mengusap pipi Haechan lembut "Sebenarnya, aku mengkhawatirkan mu malam tadi." Haechan bingung.
"Aku takut, kau terjadi sesuatu."
Haechan terkekeh "Tidak akan, Jaem. Manis mu ini tidak akan kenapa-kenapa."
Kali ini Jaemin tertawa "Kau benar, manis ku ini sangat kuat."
Keduanya tertawa, tapi terhenti kalah ada deheman keras dari sosok mungil yang bersandar di pintu.
"Kau harus ingat Jaemin, kalau aku ada disini." Renjun.
Haechan melepaskan pelukan Jaemin, mendekati Renjun dan bergelayut manja di lengan si mungil "Aaa! aku sangat merindukanmu.."
"Lebay sekali kau beruang! Kita hanya tak bertemu dua hari jika kau lupa!" Kesal Renjun, sedangkan Jaemin hanya tertawa pelan melihat keduanya.
"Dua hari itu setara dengan dua tahun.."
Dengan teganya Renjun memukul lengan Haechan "Aish! Kau kira dengan badan kecil mu itu, pukulan mu itu tidak sakit? Sakit tau!" Haechan langsung melepaskan diri dari lengan Renjun dan mengelus lengan nya yang dipukul.
"Kenapa akhir-akhir ini kau lebay sekali, huh? Dan berhenti memanggilku dengan sebutan mungil, Gendut!"
"Aku tidak gendut, kau saja yang terlalu mungil lalu kau iri dengan tubuh ku!" balas Haechan, lama-lama ia menjadi kesal juga dengan lelaki China ini.
"Ya! Buat apa aku iri dengan tubuh berisi mu itu, Beruang?!" Sarkas Renjun menatap tajam kearah Haechan
Kedua nya benar-benar tak peduli keadaan atau tempat, bahkan Jaemin lebih dulu meminta maaf pada beberapa petugas disana yang menoleh menatap keduanya yang sedang berdebat.
"Aku berisi dibagian yang pas, kau tau! Aku ini seksi, bukan gendut! Kau yang terlalu kurus."
Renjun baru saja ingin menjambak rambut Haechan, Jaemin lebih dulu menarik Haechan ke sampingnya
"Ingat adik adik kecil, kita sedang ada ditempat orang." Renjun memutar bola matanya kesal.
"Urusan kita belum selesai!"
Haechan hanya menatap tajam Renjun, keduanya saling melemparkan tatapan tajam, membuat Jaemin menghela nafasnya.
"Bagaimana bisa aku mengurus bocah gemas seperti mereka."

KAMU SEDANG MEMBACA
FUGITIVE - MARKHYUCK
Fiksi Remaja"diriku yang bersalah, tapi kenapa hatiku yang kau hukum?" ∆ WARN [ KATA TAK PANTAS, BXB, KEKERASAN ] BIASAKAN UNTUK MENINGGALKAN JEJAK Start : 10 Mar 24 End : -