04

466 30 0
                                    


Keluarga Haobin kini menjadi keluarga harmonis yang sangat diimpikan oleh siapapun.

Baik Hanbin maupun Hao tak lagi seperti dulu yang gila kerja, mereka kini sering meluangkan waktu bermain dengan kedua putra tampannya.

Dan kabar baiknya kini Hao tengah hamil anaknya bersama Hanbin, keduanya kaget karena fakta Hao bisa mengandung.

Yah memang pria bisa mengandung/di book ini ye/ tapi Hao kan telah memiliki Ricky dari mantan istrinya.

Karena biasanya pria maupun wanita hanya bisa membuahi atau dibuahi, tapi faktanya Hao sekarang tengah mengandung.

Mereka tak memikirkan terlalu panjang, mungkin ini hadiah dari Tuhan.

Beberapa hari Hao menunjukkan morning sickness dirinya bolak balik ke kamar mandi karena mual.

"Daddy ayo kita bawa papa ke rumah sakit papa dari tadi muntah-muntah" ucap Ricky khawatir.

Hanbin yang baru saja duduk dimeja makan malah tersenyum mendengar penuturan Ricky.

"Iky....papa ga perlu dibawa ke rumah sakit, soalnya itu hal biasa" jelas Hanbin karena sebelum Ricky meminta Hanbin telah membawa Hao ke RS.

"Daddy jahat, kalo Daddy ga mau nganterin biar gyuvin sama Ricky saja yang mengantar papa" ucap kesal Gyuvin mendengar jawaban daddy-nya.

Hanbin kembali terkekeh membuat Gyuvin dan Ricky makin kesal menatap Hanbin.

"Astaga sayang lihat kedua putra kita, sangat menakutkan" canda Hanbin sambil bersembunyi di lengan Hao seolah ada iblis kecil yang siap membunuhnya.

"Makasih yaa udah khawatir sama papa, tapi yang diucapkan Daddy benar kok ini gal biasa" Hao benar-benar bangga dengan kedua putranya yang telah menghawatirkan keadaan dirinya.

"Sebenarnya Daddy kemarin sudah bawa papa ke rumah sakit dan dokter bilang kalau papa sekarang hamil" jelas Hanbin setelah melihat wajah khawatir mereka keheranan.

"Hamil? Maksudnya ada adek bayi di perut papa?" Tanya Gyuvin yang paham makna hamil berbeda dengan Ricky yang malah plonga plogo kebingungan.

Haobin kompak mengangguk sebagai jawaban.

"Yeahhh Gyuvin punya adek kecil, yey yey" yah berikutnya suara menggelegar Gyuvin terdengar sambil menggoyangkan badan Ricky yang ada disebelahnya.

"Sudah-sudah ayo cepat selesaikan sarapan kalian katanya mau main ditaman"

Mereka berempat sudah merencanakan jika setiap hari libur akan main ditaman dekat kompleks perumahan mereka.

Jadi pagi ini Haobin akan menemani putranya bermain sekaligus ingin mengenal para tetangga yang tinggal se komplek.

__------------------------------------__

•_•


Mereka berempat telah sampai ditaman komplek, Gyuvin melihat sekeliling mencari tempat duduk untuk beristirahat karena mereka pergi ke taman jalan kaki.

Gyuvin melihat siluet tubuh yang sangat dikenalinya. Teman satu kelasnya Gunwook.

"Ayo kita duduk disana" tunjuk Gyuvin kebangku Gunwook dengan seorang pria manis.

"Matthew??" Panggil Hanbin melihat sosok yang dikenalnya.

Gunwook danPria manis yang bersamanya menoleh mendengar panggilan Hanbin.

"Hanbin Hyung!!" Ucap Matthew syok melihat sosok kakaknya yang sudah lama tak terlihat.

Mereka berdua melepas rindu dengan saling berpelukan hampir lupa dengan keberadaan orang-orang disekitar.

"Papa kenal sama daddy-nya Gyuvin Ricky??" Tanya Gunwook ke pada Matthew.

"Papa? Gunwook anakmu??" Tanya Hao kaget.

Matthew baru menyadari keberadaan Hao yang tengah memeluk erat lengan Hanbin. Matthew dapat melihat jemari manis mereka yang terhiasi cincin. Matthew tersenyum getir.

"Gunwook anakmu dengan siap-"
"Gunwook ajak teman-teman bermain disana papa sama Paman akan mengobrol Disni okei, dah pergi main" potong Matthew sebelum Hao selesai bertanya lagi.

Para anak-anak tak habis pusing meninggalkan para orang tua untuk bermain ditaman.

"Kalian sudah menikah?" Tanya Matthew.

"Jawab dulu pertanyaanku?" Tanya ketus Hao.

"Yah Gunwook anakku, anak angkat lebih tepatnya" ucap Matthew dengan suara terdengar sedih.

"Sekarang giliranku, jawab pertanyaan ku tadi"

"Iya aku dan Hao telah menikah dua Minggu yang lalu"jawab Hanbin.

"Hyung tega tak mengundangku!"

"Bagaimana aku mau mengundang, bahkan aku tak tau kau berada dimana, kenapa menjauh dari kami" ucap Hao sebelum Hanbin menjawab.

"Maafkan kesalahanku Ge, karena aku Hao ge dan Hanbin hyung-"
"Jangan nangis itu sudah menjadi masa lalu kita memang marah tapi tak akan dendam dengan adik kesayangannya kita" tenang Hao memeluk Matthew adik kesayangannya yang lama menghindari mereka.

"Takdir memang lucu, akhirnya kita ketemu lagi setelah lima tahun lamanya, bagaimana keadaanmu?" Tanya Hanbin

"Setelah kejadian itu aku benar-benar merasa bersalah, aku memutuskan pindah ke rumah yang kini aku tinggali dengan putraku Gunwook-" Matthew menjeda ceritanya menghapus air mata yang dari tadi mengalir deras.

"Sebenarnya Januari empat tahun lalu aku melahirkan seorang putri tapi sayang dia harus menghembuskan nafas terakhirnya karena kesalahanku, aku sangat sedih tapi tuhan baik mengirimkan Gunwook yang lahir pada hari yang sama dengan putriku tapi sayang ibunya meninggal disaat melahirkannya, kemudian aku memutuskan untuk mengadopsinya

"Aku kehilangan putriku Karena kesalahanku mungkin juga hukuman dari tuhan karena aku telah menyakiti kalian semua"

"Berhenti menyalahkan dirimu sendiri Matthew, kamu bahagia kan bisa bersama dengan Gunwook"

Matthew mengangguk

"Putrimu pasti bangga dengan papanya diatas sana" hibur Hanbin karena dia tau jika Matthew adalah sosok yang lemah dibalik sifat kuat dan cerianya itu. Matthew sering kali menyalahkan diri sendiri atas masalah-masalah yang dilewatinya. Meski dirinya bukan penyebab dari masalah itu.

"Ayolah mana senyum Wohyunie oppa, Hao ge rindu melihatnya" goda Hao membuat mereka semua terkekeh. Matthew sungguh bahagia memiliki kakak-kakak yang baik seperti Haobin. Matthew berangan-angan andai waktu bisa diulang ia ingin mereka berempat bahagia bersama-sama.

"Gyuvin Ricky apakah anak kandung kalian?" Tanya Matthew tak enak, karena sepengetahuannya sewaktu dulu Hanbin dan Hao tak ada hubungan lagi.

"Yah Ricky putra kandungku dengan mantan istri ku dan Gyuvin putra kandung Hanbin"

Matthew mengangguk paham.

"Dan ini calon anak kita baru 9 minggu" ucap Hanbin sambil mengelus perut Hao.

"What the fu..." "Suttttt....Tidak boleh ngomong kasar!"ucap Hao sambil menempelkan telunjuknya ke bibir Matthew.

__----------------------------------------__

•_•

Met.. sahorr semuanya
Makasih dah mampir

Jangan lupa vomentnya

Bye-bye muach😘

not brothership |Gyuicky|Haobin|ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang